part 3

427 51 11
                                    

Lyodra keluar dari kamar bertepatan dengan bunyi bel pulang sekolah yang berdering nyaring. Mukanya yang sudah tak karuan membuat ke tiga sahabatnya hanya menghela nafas karena sudah tau apa penyebab yang membuat Lyodra seperti itu. Diantara ketiganya hanya Tiara yang mengetahui bagaimana rupa dan sikap Nuca yang membuat Lyodra jatuh cinta pada Nuca.

Pernah sekali Tiara sangat muak dengan sikap Lyodra yang masih menunggu Nuca dan menangis cowo itu. Akhirnya Tiara membuang semua pemberian Nuca untuk Lyodra yang membuat Lyodra menangis histeris mencari cari barangnya. Hal itu membuat Tiara dan Lyodra bertengkar hebat tapi seiring berjalannya waktu Tiara meminta maaf pada adiknya karena ia tak bisa terlalu lama mendiami Lyodra. Lagipula ga ada yang bisa ia lakukan selain mensupport adik kesayangannya itu.

"Udah dong ga usah nangis lagi masa queen of the queens cengeng" ledek Tiara merangkul adik kesayangannya itu.

Ziva dan Keisya tak terlalu ambil pusing dengan kedua saudara itu karena sudah biasa mereka seperti ini. Menit sebelumnya bertengkar dan menit setelahnya sangat kompak sampai membuat siapapun iri melihatnya.

"Ya udah yuk balik, cuci muka dulu sana Ly" perintah Ziva.

"Bentar" balas Lyodra berjalan gontai ke arah kamar mandi.

~ o ~

Sore ini Lyodra memilih untuk pergi ke gazebo yang berada dirumahnya untuk menikmati angin sore. Selepas pulang sekolah tadi Keisya dan Ziva memutuskan untuk langsung pulang ke rumah sehingga tak ada kegiatan kumpul kumpul. Hari ini pun Tiara ada jadwal ikut les memasak sehingga Lyodra harus berada dirumah seorang diri hingga nanti Tiara pulang. Lyodra menatap langit yang cerah, jari jemarinya bergerak gerak mengikuti bentuk awan. Kenangan yang ia sudah lupakan seolah olah melompat keluar meminta untuk diingat.

Flashback on

Dua pasang manusia tengah berlari lari mengelilingi taman dengan tawa yang pecah. Mereka adalah Lyodra dan Nuca sekarang ini status mereka sudah berganti dari yang sahabat menjadi sepasang kekasih. Keduanya terlihat sangat bahagia sore itu, sampai Lyodra harus berhenti lari karena merasa lelah.

"Nuca udah dong Lyly cape" keluh Lyodra mendudukan dirinya diatas rerumputan.

"Lyly mau apa biar Nuca beliin" tanya Nuca menatap Lyodra yang kelelahan.

"Nuca ga usah sok romantis deh pake beli beliin Lyly" balas Lyodra.

"Lyly kan cape jadi Nuca nawarin Lyly mau apa" ucap Nuca berusaha sabar dengan sikap Lyodra.

"Ya udah kalau Nuca maksa Lyly, Lyly mau minum dingin sama batagor yang didepan sana Nuca" ucap Lyodra menunjuk arah penjual batagor.

"Ya udah Lyly jangan kemana mana yaa Nuca mau beliin Lyly dulu"

"Cepet yaa Nuca Lyly haus mau batagor" ucap Lyodra.

"Ko haus mau batagor sih Ly" ucap Nuca bingung.

"Suka suka Lyly dong, udah sana cepetan Nuca beli ntar ga jadi jadi" usir Lyodra menyuruh Nuca untuk segera beranjak.

"Iyaa iyaa sabar" balas Nuca.

Lyodra menatap kepergian Nuca dengan senyum yang mengembang. Ia sangat suka saat seseorang mengikuti apa yang ia inginkan apalagi orang itu Nuca sahabatnya sendiri ralat sekarang sudah menjadi pacarnya. Jika rasanya berpacaran semenyenangkan ini mungkin sudah dari dulu ia akan meminta Nuca menjadi pacarnya. Baru satu hari saja sudah sangat menyenangkan apalagi kalau berhari hari. Itu adalah fikiran Lyodra saat itu sebelum ia tau bahwa kisah percintaan tak melulu menyenangkan dan indah.

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang