Chapter 8

4.5K 709 64
                                    

Jake berjalan dengan sedikit tergesa gesa menuju toilet. Diikuti oleh nya di belakang. Huhu, Jake mau nangis aja rasanya.

Sesampainya di toilet Jake buru buru mengisi kan ember dan dituangkan sedikit pewangi lantai. Karena demi tuhan, toilet lantai 2 bau nya naudzubillah. Semerbak. Jake ingin muntah aja rasanya.

Jake melihat bahwa dia baru saja sampai di toilet dan segera menyandarkan badannya di dinding toilet sambil melipat kedua tangannya lalu memantau Jake dari arah sana.

Duh Jake yang di liatin begitu jadi salting kan. Mana ada orang yang kalo di liatin sama gebetan sendiri gak salting?

Jake buru buru memalingkan wajahnya dan segera melanjutkan mengepel lantai yang tadi sempat tertunda.
















Sudah ada sekitar 10 menitan Jake membersihkan lantai toilet nya juga, tapi ini belum seperempat seperempat nya toilet. Masih banyak yang harus Jake bersihkan. Jake juga dapat melihat dia sendari tadi dia sepertinya bosan. Karena sudah beberapa kali Jake melihat dia menguap.

Dan sialnya, MENGAPA DIA TAK PERGI SAJA? Kan kalo dia pergi, Jake juga bisa kabur. Males banget disuruh membersihkan semua nya ini.

Tetapi mau bagaimana? Kabur pun tak bisa. Mana dari tadi awkward pula. Jake kan gak suka sama situasi kayak gini. Jake yang biasanya barbar dan sekarang ditempati di situasi kayak gini? Sungguh tak nyaman. Mana degdeg an pula satu ruangan sama gebetan. Walaupun di toilet :)

"kak, lo kalo capek mending balik aja ke kelas deh. Gue janji gak akan kabur sumpah dah" akhirnya setelah di pikir pikir panjang, Jake membuka suara juga. Sudah sangat tak nyaman soalnya.

Yang ditanya awalnya hanya diam, tetapi tak lama membuka suara. "gak kok. Gue gak cape. Lagian gue udah janji kan tadi sama pak Namjoon harus mantau lo sampai selesai. Biar gak kabur kaburan" katanya.

Huh, Jake baru tau jika doi punya sifat nyebelin gitu :(

"ihh udah deh gausah bohong. Lo dari tadi udah nguap nguap gitu. Emang gue nggak liat apa? Udah lo balik aja ke kelas kak" kata Jake. Lalu mendorong doi keluar toilet. Di paksa agar kembali ke kelas.

Yang di dorong pun tak beranjak sedikitpun. Jake ini mendorong nya kurang kencang sih.

Jake melihatnya kok tak bergerak sedikitpun? Padahalkan Jake sudah mendorong nya sekuat tenaga.

Jake melihat ke arahnya yang melihat ke arah Jake juga, "ihh lo kok gak bergerak sedikitpun sih?" kata Jake sedikit marah marah. Ehh yang di marahin malah tertawa. Jake melihat itu mengepout kan bibirnya.

"kok malah ketawa sih?" kata Jake.

"tenaga lo cuma segitu? Kok dorong gue aja gak bisa?" bukannya menjawab, dia malah balik bertanya. Sedikit ada niatan mengejek sepertinya.

Jake mendengus kesal, "huh, lo nyebelin ka" kata Jake lalu lanjut mendorong nya agar keluar dari sana.

Tapi tetap saja, tak ada pergerakan sama sekali pun. Masih di tempat yang tadi.

Dia tertawa lagi. Karena Jake sudah terlanjur kesal. Akhirnya Jake mencubit tangan nya. Membuatnya meringis kesakitan. Cubitan Jake bukan main main soalnya.

"arkhh" ringisnya yang membuatnya refleks mendorong Jake. Tak kencang aslinya, tetapi berhasil membuat Jake terdorong sedikit jauh. Untung Jake tak kena pinggiran wastafel, karena Jake menahan nya dengan kedua tangan nya.

Yang tak sengaja mendorong pun merasa khawatir, padahal kan dia terdorong pelan.

"e-ehh, lo gapapa?" tanya nya.

Ahh, sekarang Jake tau mengapa Jake tak kuat mendorong nya keluar tadi. Karena Jake baru ingat, jika Jake belum makan dari tadi pagi. Jake yang tak pernah sarapan sebelum berangkat sekola, dan tadi istirahat pun Jake hanya mengikuti dia saja. Walaupun Jake tadi mengikuti nya ke kantin, tetapi Jake lupa tak sekalian makan.

"gue gapapa" jawab Jake cepat.

Kruuyuk kruukkk

Sial, sepertinya mulut dan perut Jake bertolak belakang. Ah perut sialan, sungguh tak bisa diajak kompromi sama sekali.

"ckk, dahlah. Gue mau lanjut ngepel. Lo kalo keukeuh yaudah lah terserah" kata Jake lalu segera mengambil pel an nya kembali. Lalu mengepel lantai nya lagi.

Dia terdiam dari tadi, seperti sedang berfikir.

"gue duluan"

Jake mendengar itu pun langsung menoleh kebelakang. Ternyata doi sudah tak ada disana.

Apa dia benar benar pergi?

Ah, Jake tak mau memikirkannya. Mending lanjut membersihkan toilet agar cepat selesai.









Beberapa menit kemudian, Jake yang sendiri membersihkan toilet merasa sedikit merinding. Karena tak dipungkiri bahwa toilet ini sedikit gelap. Lampu yang menyala hanya dua saja. Sedangkan lampu di pojokkan mati sudah dari minggu kemarin. Dan jangan lupa jika pasti toilet itu letaknya selalu di pojok, kan?

Sudah sepi, sendirian, letaknya di pojokkan, lalu lampu nya remang remang pula. Siapa yang tak merinding?

Kak? Lo beneran pergi?

Aishh, seketika Jake menyesal telah mengusir kating nya itu.

Tetapi Jake memberanikan diri untuk tetap melanjutkan mengepel nya. Sayang tinggal sedikit lagi selesai.


Tap


Tap


Tap


Jake mendengar ada suara langkah seseorang mendekat, aduhh ia jadi parno duluan kan. Bagaimana jika yang datang kesini bukan manusia? Jake itu kan parno an orangnya.

Jake pun tak mendengar suara langkah kaki lagi. Tiba tiba hilang begitu saja. Jake kan mulai mikir yang enggak enggak. Jake menelan ludah nya kasar.


HAP


Jake merasa jika bahu nya ada yang memegang.











"HUWAAAAA"











"E-EHHH?"























































TBC

Aku gak bakat bikin yang serem serem. Jadi, ya gitu dehh.

Jangan lupa vote dan komen nya...

Who? | Jayke [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang