Chapter 28 : Be mine

24.7K 1.2K 27
                                    

Part ini lumayan panjang 3K words+
Ampe keriting ngetiknya, but gpp... demi kalian yang setia nungguin cerita ini.
Karena itu jangan lupa dukungannya yaa, wkwk...

Happy Reading

Dulu, Aldrine tidak pernah berpikir sedikit pun akan terlibat pernikahan palsu dengan Gisel yang ia anggap hanya sebagai teman dekat.

Semua berawal ketika perusahaan keluarga Gisel sedang dalam masalah besar saat itu. Vincent, Ayah Gisel meminta bantuan pada Axel. Vincent dan Axel sudah menjalin pertemanan cukup lama. Karena merasa tidak enak hati meminta bantuan pada Axel dengan tangan kosong, tanpa merasa bersalah Vincent pun menawarkan putrinya sebagai jaminan untuk dijodohkan dengan Aldrine. Vincent yakin jika Gisel menjadi bagian dalam keluarga Dirgantara maka perusahaannya dan kedudukannya akan semakin kuat karena Axel yang merupakan calon besannya pasti akan memberikan bantuan dana yang cukup besar untuk membantu perusahaannya yang sedang diujung tanduk saat itu.

Tentu saja Axel menolak dengan tegas tawaran tersebut. Ia tidak ingin putranya bernasib sama seperti dirinya dan Karin yang dijodohkan oleh orang tua mereka, tanpa cinta meski kini justru ia dan Karin saling mencintai satu sama lain. Axel memberi kebebasan penuh pada Aldrine, Karel dan Celine untuk memilih dengan siapa mereka inginkan. Pantang bagi Axel untuk menjodohkan putra-putrinya.

Dan ketika Gisel tahu bahwa ia akan dijodohkan dengan Aldrine demi perusahaan, Gisel pun menemui Aldrine dan meminta bantuan padanya bahkan Gisel menangis tersedu-sedu dan memohon agar kali ini Aldrine membantunya dengan cara menerima perjodohan ini. Apabila Aldrine tidak menerima perjodohan ini, maka Ayahnya akan mencari calon lain untuknya yang bersedia membantu perusahaannya yang tengah dalam masalah besar. Gisel yakin ancaman Vincent padanya tidak lah main-main.

Gisel tahu betul karakter dan sifat Aldrine seperti apa karena mereka sudah lama saling mengenal dan berteman dekat sejak di bangku sekolah menengah dulu. Gisel takut jika pria yang dijodohkan dengannya bukan Aldrine, pria itu tidak akan setuju dengan permintaan yang ia ajukan, apalagi saat itu Gisel dan Morgan sudah menjalin kasih. Gisel sangat mencintai Morgan dan begitupun sebaliknya.

Jika ia nejat kabur bersama Morgan pun, maka keluarga Morgan lah yang akan menjadi sasaran kemarahan Vincent.

Gisel pun menjelaskan secara rinci maksud dan tujuannya pada Aldrine lengkap dengan membawa berkas perjanjian yang ia buat dadakan, salah satu isi dari perjanjian tersebut adalah untuk tidak memiliki perasaan satu sama lain, bahkan Gisel sampai bersujud di kaki Aldrine agar Aldrine mau menerima perjodohan ini supaya Vincent tidak perlu mencari pria lain penggantinya.

Sungguh! malang sekali nasibnya yang tak ubahnya seperti barang yang digunakan Vincent sebagai alat tukar demi perusahaan yang tengah diujung tanduk.

Aldrine merasa iba dan tak tega melihat Gisel yang ia kenal sekaligus teman wanita terdekatnya yang acap kali membantunya diperlakukan seperti ini oleh Ayah kandungnya sendiri hanya untuk masalah bisnis. Aldrine menganggap Gisel sudah seperti adik baginya.

Beberapa hari setelah Aldrine memikirkan semuanya dengan matang, Aldrine pun menerima perjodohan ini, murni demi membantu Gisel. Hanya itu, tidak lebih!

Yang ada dalam benaknya kala itu hanya menyetujui perjodohan ini saja toh ia juga sedang tidak memiliki hubungan dengan siapa pun. Saat itu Aldrine juga tidak memiliki kekuasaan penuh seperti sekarang sehingga ia tidak dapat berbuat banyak.

Aldrine tidak ingin apa yang Gisel alami menimpa Celine suatu saat nanti. Aldrine tulus membantu Gisel meski terkadang Aldrine menyesali keputusannya karena sudah dengan sadar membohongi Papa dan Mama nya demi membantu Gisel.

It's My Fault [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang