Chapter 24 : Anugerah atau musibah

17.7K 1.1K 34
                                    

Happy Reading

Ghea dibuat tidak fokus saat mengendarai motor scoopy-nya menuju rumah sakit tempat Alea berada saat ini. Setelah mendapat kabar dari Ayahnya bahwa kini Alea di bawa ke rumah sakit, Ghea pun izin untuk pulang terlebih dulu ketika baru satu jam dirinya tiba di kantor.

Dokter menyarankan untuk melakukan operasi karena amandelnya mengalami peradangan lagi.

Sejak semalam Alea memang sudah demam tinggi dan mengeluh tenggorokannya sakit, biasanya setelah diberi obat dari klinik Alea akan sembuh tapi nyatanya tidak. Selain itu jam tidur Alea juga terganggu dan saat makan Alea selalu kesulitan menelan. Ghea pikir itu hal yang lumrah seperti biasanya.

Ghea merutuki kebodohannya sendiri yang tidak bertindak cepat membawa Alea ke rumah sakit. Ia pikir amandel Alea tidak akan kembali mengalami peradangan.

Ghea tidak ingin sesuatu hal yang lebih buruk lagi terjadi pada Alea. Ghea juga belum memberitahukan hal ini pada Aldrine. Ghea tidak ingin terlalu merepotkan Aldrine apalagi saat ini Aldrine sedang berada di luar kota.

Ya, sudah tiga hari ini Aldrine sedang ada pekerjaan di Jogjakarta karena itu Aldrine tidak tahu menahu perihal kondisi Alea.

***

Ghea memijat dahinya yang setelah membayar uang muka untuk biaya operasi Alea. Uang simpanannya hanya mampu membayar setengah biaya operasinya saja dan ini masih pertengahan bulan, itu artinya gajian masih lama.

Sambil terus melangkah menuju ruang rawat Alea, Ghea memutar otak untuk mencari kekurangan biayanya. Apa ia harus meminjam uang pada Ines? Nanti Ghea akan mencoba menghubunginya. Saat ini Ghea ingin menemui putrinya terlebih dahulu.

Ghea pun melangkah menuju ruang rawat Alea. Di sana sudah ada Benny tengah menghibur cucunya.

Beberapa jam sebelum operasi dilakukan, Ghea dan Benny menemani Alea dan membujuknya agar Alea merasa nyaman saat di ruang operasi nantinya.

"Apa setelah operasi Alea akan baik-baik saja Ma?"

Ghea mengangguk lalu memberikan sedikit gambaran pada Alea mengenai operasi yang akan dilakukan.

"Memang akan merasakan sedikit sakit setelah operasi sayang, tapi hal itu hanya akan berlangsung sementara dan setelah itu Alea akan baik-baik saja seperti sedia kala. Mama yakin Alea bisa melewatinya. Alea kan pemberani." Ghea tersenyum menyemangati putrinya.

Alea terlihat ragu tapi jika Mama nya mengatakan semua akan baik-baik saja itu tandanya memang tidak akan terjadi sesuatu hal buruk padanya. Alea percaya apa yang Mama nya katakan adalah benar.

"Apa Om Aldrine tahu Alea sakit Ma?"

"Hah? Hmm belum. Tapi Mama janji nanti Mama akan kabarin Om Aldrine," bohong Ghea agar putrinya senang. Selama ini tidak pernah sekalipun Ghea menghubungi Aldrine dan membicarakan mengenai putri mereka.

Alea menghela nafas kecewa. Mama nya selalu bilang Aldrine sibuk. Padahal Alea sudah merindukan Aldrine. Tiga hari tidak bertemu dengan Aldrine, Alea merasa ada kekosongan dalam hatinya.

Tiba-tiba Alea teringat sesuatu.

"Kakek, celengan babi Alea dibawa kan?" tanya Alea pada Benny.

"Ahh iya, Kakek bawa sayang." Benny pun langsung mengeluarkan celengan itu dari paper bag berisi mainan Alea yang ia bawa.

" Benny pun langsung mengeluarkan celengan itu dari paper bag berisi mainan Alea yang ia bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's My Fault [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang