1

116 10 0
                                    

Yura melihat sekeliling mencari kursi kosong. Kurang setengah jam bel berbunyi tapi kelas itu sudah hampir penuh dan hanya menyisakan beberapa kursi di baris depan kelas.

"huh.. gimana nih, mampus gue duduk depan"

Hari ini orientasi sekolah, hari pertama Yura masuk SMA. Sekali lagi pandangan Yura menyapu kelas yang penuh wajah2 asing. Beberapa terlihat gugup beberapa asik mengobrol. Semua siswa masih memakai seragam SMP, membawa tas keresek merah besar sebagai ransel. Di dada semua siswa tergantung nametag besar berisi nama, kelas, tempat tanggal lahir dan asal sekolah. Siswi2 menguncir dua rambutnya. Kemudian Yura melihatnya, bangku kosong terakhir di baris paling belakang.

Yura mempercepat langkahnya, kemudian duduk. Di saat yang bersamaan seseorang duduk tepat di sebelah Yura. Yura menoleh. Seorang gadis berambut panjang hitam dengan kecantikan di atas rata2 memandangnya balik.

"Wah, langsung dapet temen sebangku. Kenalin nama gue Lia" kata gadis itu sambil tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi putih dan rapi yang membuat kencatikannya makin tidak masuk akal.

"yura" jawab Yura canggung sambil mengulurkan tangannya yang segera dijabat oleh gadis itu. Belum sempat mereka mengobrol beberapa kakak osis masuk ke dalam kelas dan memulai kegiatan orientasi siswa.

Yura memandang ke sekeliling. Tidak ada yang dia kenal. Untuk orang introvert seperti Yura ini menegangkan. Harus memulai hubungan baru dengan orang2 baru. Yura melirik ke arah Lia.

"semoga bisa akrab" batinnya.

"Ayo semua berdiri. Kumpul di lapangan" ucap kakak Osis dari depan kelas. Yura segera berdiri. Saat itulah pandangannya jatuh ke salah satu nametag teman sekelasnya. 20 Maret 2000.

"eh, ulang tahunnya samaan ama gue" batin Yura. Pandangannya otomatis mengarah ke wajah si empunya nametag. Cowo putih berbibir tebal dangan wajah jutek namun terlihat sedikit gugup. Hwang Hyunjin, itu nama yang tertulis di nametagnya.

Ini luar biasa, baru pertama Yura bertemu orang yang lahir di hari yang sama dengannya. Saking herannya pandangannya tidak lepas dari cowok itu.merasakan pandangan Yura padanya, Lalu si cowok menoleh.

"Hai" reflek Yura mengangkat tangannya dan melambai. Seperti orang bodoh. Cowok itu tersenyum. Senyumnya luar biasa manis. Yura tertegun, merasa ada yg menggelitik di dadanya.

Jam menunjuk angka 12, saatnya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam menunjuk angka 12, saatnya pulang. Siswa siswi baru yang kecapekan karena rentetan kegiatan ospek yang padat dan intense berjalan melalui koridor sekolah menuju keluar sekolah dengan lega. Yura menggendong ransel kereseknya berjalan diantara mereka. Tiba2 bawaannya menjadi ringan, diikuti bunyi serakan, tasnya sobek, isinya berhamburan kemana-mana.

"astaga Yura, tas lo robek" Lia memekik ringan. Kemudian membantu Yura memungut barang-barangnya yang berserakan.

"Mampus, gue ga bawa cadagan. Gimana pulangnya kalo berantakan gini" Yura mulai panik.

" gue juga ga bawa. Gimana ya" Lia ikutan panik sambil melihat sekeliling mencari bantuan.

"eh, lo temen sekelas kita kan. Bawa keresek cadangan ngga?" Lia berusaha mencegat seseorang yang kebetulan lewat situ. Mau tak mau orang itu berhenti. Hwang Hyunjin. Dia menatap Lia, Yura, dan isi tas Yura yang berserakan di lantai. Kemudian merogoh sesuatu di tasnya.

"ini" dia menyerahkan selembar kresek pada Yura.

"Makasih" yura mengambil kresek tersebut dan mulai memungut barang-barangnya. Hyunjin mulai berlutut dan membantu Lia dan Yura memunguti barang-barang Yura yang berserakan. Kemudian melangkah pergi setelah semua rapi tanpa sepatah katapun.

"Makasih" teriak Yura ke sosoknya yang mulai menghilang di ujung lorong.

***

















Baru pertama nyoba nulis. Semoga ada yang baca.

Ini ceritanya aku udah bikin garis besarnya. Jadi ga bakal panjang-panjang ga selese-selese gitu.
Semoga suka

Secondlead (hwang hyunjin) - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang