Happy Reading!
Akhirnya tibalah mereka di sebuah pegunungan dan sedang membangun tenda. Satu tenda diisi dua orang saja, berhubung mereka banyak jadi akan diatur siapa saja yang setenda. Farant yang memang tinggi memilih mengerjakan bagian atas tenda, soalnya nggak lucu kalau yang kerjain bagian atas Felix atau Racka—secara mereka itu pendek. Seusai membangun tenda inilah saatnya untuk membagi tenda.
"Gini aja biar gua yang atur," tutur Andhika sambil melipat tangannya depan dada.
"Felix sama Leka karena kalau bareng Haikal nanti tengkar terus." Andhika menarik nafas lagi sebelum melanjutkan omongannya. "Haikal lu bareng Ocang."
Nah kesenangan kan Haikalnya—Ocang sih cuman bisa menanggapi dengan senyuman.
"Racka lu ama Dika. Artha sama San." Belum selesai berbicara—ucapannya sudah dipotong Rafa.
"Lah kagak bisa donk! San ama gue!" bantahnya.
"Enggak. Lu sama Raja, nanti kalau sama San kagak mau ya, ada bekas-bekas bengkak di bibir lo atau San." San dan Rafa melotot—alasan seperti apa itu!
"Farant lo sama Yoshi, gue sendiri. Soalnya kita ganjil."
Setelah menyusun bagian-bagian tenda, semua masuk tenda dengan teman setendanya. Rafa tidak mau karena ia tetap kekeuh ingin bersama San—bahkan dibujuk dengan Raja menggunakan alasan nanti dibelikan americano pas pulang tetap saja tidak mempan. Ya, salah sendiri—sahabatan tetapi Andhika pagi tadi melihat bibir San sedikit bengkak dan kentara sekali itu bekas lumatan.
Mari beralih pada tenda lain.
Di tenda Farant dan Yoshi, dua orang itu sibuk membagi posisi. Masalahnya Farant kalau tidur suka guling-guling dan berakhir Farant sebelah kiri Yoshi sebelah kanan. Katanya kiri itu setan—sebenarnya nggak juga sih ....
Yasudahlah biarkan mereka, sekarang mari kita lihat Ocang yang sibuk ngedumel karena sama sekali tidak ada orang mau menemaninya mencari kayu.
"Weh ini kagak ada yang mo bantuin cari kayu? Masa sendiri guenya," ucap Ocang.
"Eh! Ikut!" Haikal adalah manusia pertama yang mengajukan diri secara sukarela. "Yaudah, ayo." Ocang berjalan bersama Haikal guna mencari kayu sebagai media pembantu penerangan mereka nanti.
Di saat mencari kayu, dua-duanya hanya diam entah mengapa kali ini Ocang melihat Haikal tidak seperti biasanya; tidak berisik dan tatapannya secara sangat kosong. Merasa tidak beres, Ocang menarik lengan Haikal sehingga lelaki berparas tupai itu bertubrukan dengan dada bidang Yeosang.
"Kal, lo sakit?" tanya Ocang serius.
"Hah? K–kagak," jawabannya sungguh tidak puas didengar Ocang.
Namun, saat mulut itu hendak bertanya kembali, tetesan air membahasi bajunya. Lah—Haikal menangis? Ocang segera mendudukkan lelaki itu di tempat yang bisa dijadikan tempat duduk. Ia berjongkok lalu jarinya menghapus air mata Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebalik | SanJin✓
FanficKebalik, orang-orang itu mengatakannya pada San dan Rafa karena tahu sebenarnya San-lah yang seorang dominan. Akan tetapi, sepertinya definisi itu baru disadari sekarang. Eits, namun sesuatu yang mengejutkan akan merubah itu semua.