1. Kayana

64 11 10
                                    

"Yana." panggil cewek berambut sebahu yang sedang berada di depan kelas.

"Apa?" seorang cewek yang asik membaca buku novel best seller nya terganggu akibat suara panggilan sang sahabat.

"Huuu besok dan tiga hari ke depan gue harus ke jogja." kata Astrid sambil melangkah ke arah Yana.

"Ngapain?" Astrid duduk disampingnya Yana dengan muka ditekuk, Yana memutar badan menghadap Astrid.

"Huftt.. nenek gue sakit disana jadi gue sama bonyok harus kesana." Yana mengelus pundak Astrid sambil tersenyum.

"Ya udah Lo jenguk nenek Lo disana kasihan dia, pasti dia kangen lo." Astri menatap Yana dan tersenyum ternyata sahabatnya ini sangat pengertian terhadap dirinya.

"Thank you." Yana mengangguk.

Tettttttt bel pulang berbunyi Yana dan Astrid bergegas pulang, tapi sedari tadi Astrid mengoceh terus membuat Yana pusing karena ocehannya.

"Lo kenapa sih marah marah terus?" tanya Yana kesal karena sepanjang koridor mulut Astrid tidak berhenti untuk mengeluarkan suara.

"Ya abisnya pak Gustam ga masuk, tau gitu gue pulang duluan."

Tadi jam terakhir mereka sebenarnya akan di adakan pengamatan di alam terbuka tetapi sampai pulang sekolah guru yang bersangkutan belum muncul, dan semua murid kecewa akibat tidak jadi pengamatan di alam terbuka.

"Ya udah sabar aja." mereka sekarang sudah berada di halte untuk menunggu jemputan.

"Eh Yana gue duluan ya, itu mobilnya." Yana mengangguk dan melambaikan tangan kepada Astrid yang sudah masuk kedalam mobil  tapi tiba tiba kaca mobil diturunkan dan menampakkan Astrid dan juga sang Mama.

"Ayo bareng." ajak Mama Astrid--Wulan.

"Ga usah Tan." tolak Yana secara halus.

"Loh gapapa."

"Ga usah makasih." ucap Yana sambil tersenyum.

"Ya udah kalau gitu Tante duluan ya sama Astrid." Yana mengangguk.

"Iyya."

"Da da Yanaaa." kata Astrid sambil melambaikan tangan ke arah Yana, Yana membalas lambaian tangan Astrid tak lama mobil Astrid berjalan dan meninggalkan sekolah.

Yana duduk kembali ia menunggu angkutan umum yang akan lewat biasanya Astrid juga menggunakan angkutan umum tetapi karena ia perlu persiapan untuk ke Jogja akhirnya ia dijemput.

Tak lama angkutan umum yang akan dinaiki Yana berhenti di depan Yana, Yana naik kedalam angkutan umum dan duduk di sebelah sopir.

Angkutan umum yang di naiki Yana berhenti, Yana memberikan ongkos nya dan masuk ke dalam rumahnya.

Rumah Yana tidak terlalu besar dan terkesan sederhana, Yana sekarang tinggal bersama Ayah, Ibu dan Kakak perempuannya, Yana memiliki 2 kakak perempuan mereka kembar dan Yana juga memiliki abang. Kakak Yana bernama Keyla dan Keisya, sedang kan abang Yana bernama Keenan, Keenan sekarang sedang kuliah dibandung.

"Assalamualaikum." Yana terbiasa mengucapkan salam saat memasuki Rumah.

"Waalaikumsalam." dan yang menjawab salamnya adalah sang Ibu, Yana langsung Salim kepada sang Ibu.

"Ayah masih ngajar Bu?"

"Iya, nanti sore baru pulang."

"Kakak?"

"Belum pulang dari kampus mungkin nanti." Yana mengangguk, emang kedua kakaknya sedang sibuk sibuknya dengan kampus kalau abang Yana jarang pulang karena sudah masuk semester terakhir.

"Kalau gitu yana mau ganti baju dulu ya bu."

"Iyya sana ganti baju, habis itu makan ibu udah masak tempe penyet sama sayur bayam."

"Iyya bu bos." ucap Yana membuat Ibunya tertawa.

"Ada ada aja kamu." Yana tertawa dan langsung melangkah menuju kamarnya, oh ya Ayah Yana adalah seorang dosen di salah satu universitas swasta di Jakarta tetapi Abang  Yana tidak mau kuliah di universitas swasta katanya biar ga terlalu membebani orang tua akhirnya abang Yana kuliah di universitas negeri yang ada di Bandung. Begitu juga dengan kedua kakak perempuan Yana yang kuliah di salah satu universitas negeri ternama di Jakarta.

Setelah mengganti baju Yana melangkah menuju ruang makan disana ia melihat sang ibu sedang mengoven sesuatu, Yana duduk di kursi makan dan mengambil makanan yang ada di meja makan.

"Ibu masih jualan kue?" tanya Yana di sela sela makannya.

"Masih kalau ada yang mesen." Ibu Yana adalah penjual Kue, Kuenya tidak perlu di ragukan lagi rasanya Yana sering membantu ibunya memasak ia juga tau beberapa resep masakan dari yang susah hingga yang gampang.

"Ibu udah makan?"

"Sudah kok tadi." Yana mengangguk dan setelah itu ia melanjutkan makannya dengan keheningan.

Setelah selesai mencuci piring bekas makan nya, Yana melangkah menuju ruang TV ia duduk dan mulai menyalakan TV tiba tiba sang Ibu duduk di sampingnya sambil membawa kue kesukaan Yana.

"Makasih Bu." ucap Yana sambil menerima Kue kesukaannya.

"Gimana tadi di sekolah?"

"Kayak biasa Bu, cuman besok sampai tiga hari ke depan Astrid ga masuk." kata Yana sambil menyuap kue kedalam mulut nya.

"Loh kenapa?" Astrid sudah kenal keluarga Yana begitu juga Yana yang sudah kenal dekat dengan keluarga Astrid.

"Nenek Astrid sakit di jogja jadi dia harus pergi ke sana." Yeni--mama Yana mengangguk mengerti.

"Ya udah kalau gitu ibu Sholat dulu, kamu ga sholat?" Yana menggeleng.

"Enggak Yana lagi halangan." Yeni mengangguk dan melangkah menuju kamarnya, Yana kembali menonton karena sudah bosan akhirnya ia kembali ke kamar tapi belum sampai kamarnya pintu depan rumah Yana diketuk, Yana pun mengurungkan niatnya untuk ke kamar dan melangkah menuju pintu.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Yana dan membuka pintu, ia tersenyum karena ternyata kedua kakaknya sudah pulang.

"Ehh adek gue yang paling cantik". ucap Keyla sambil memeluk Kayana.

"Emang gue enggak cantik?" tanya Keisya pada sang kakak, Keyla melepas pelukannya dan menoleh menatap Keisya.

"Enggak." setelah itu Keyla langsung berlari ke dalam rumah.

"Kurang ajar tuh orang." kesal Keisya.

"Masuk dulu kak, marah marahnya di dalam." ucap Yana.

"Yaudah kita masuk." akhirnya mereka berdua pun masuk ke dalam rumah, sudah tiga hari kedua kakaknya ini tidak pulang karena ada acara kampus.

"Gue ke kamar dulu deh mau bersih bersih." ucap Keisya.

Keyla menoleh kearah Keisya yang sudah berjalan dulu ke arah kamar, karena ia juga capek akhirnya dia juga ikut ikutan. "Gue juga deh."

"Dih siapa lo."

"..." tidak dijawab oleh Keyla karena Keyla langsung berlari ke arah kamar, Keisya melihat sang kakak kayak gitu hanya mendengus kesal.

"Udah sana mandi bauk tau." kata Yana membuat pandangan mata Keisya menatap tajam Yana

"Enak aja kalau ngomong." akhirnya Keisya menuju kamar nya dengan perasaan kesal, Yana yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.

Mereka berdua adalah sosok yang membuat rumah terasa hangat karena pertengkaran mereka, Yana segera menuju kamarnya ia juga lelah dengan hari ini.





Gimana kalian? Suka enggak?

Jangan lupa Vote sama comment yaa!!

See youu

FakBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang