FkBy 12

5 2 0
                                    

Setelah pulang kerja kelompok ia langsung masuk ke dalam kamar dan belum keluar sampai sekarang padahal jam sudah menunjukan pukul 18.15 kalau kalian kira Yana sedang menangis atau menyumpah serapai Magika, Kalian salah besar karena Yana sedang berada di hadapan buku buku pelajaran.

Yana sedang mengerjakan beberapa PR meskipun bukan dikumpulkan besok tapi ia lebih suka mengerjakannya sekarang biar tidak lupa. Lagi pula juga pekerjaan yang di tunda tunda itu tidak baik, itulah yang selalu menjadi prinsip Yana.

Yana menoleh saat seseorang sedang membuka pintu kamarnya, seseorang tersebut tersenyum dan melangkah masuk ke dalam kamar Yana tak lupa menutup pintu kamar.

"Kamu udah sholat magrib?" Yana mengangguk sambil menatap sang ibu yang sedang duduk di sisi kasurnya.

"Yaudah kalau gitu sekarang kita makan malem," ucap Yeni sambil mengulurkan tangannya.

Bukan membalas uluran tangan sang ibu, Yana malah berdiri dan langsung memeluk sang ibu dengan sangat erat. Membuat Yeni tersenyum dan membalas pelukan Yana.

"Kamu lagi ada masalah?" Tanya Yeni membuat Yana sedikit meregangkan pelukan mereka dan menatap sang ibu, ia tersenyum dan menggelengkan kepala.

Yana kembali memeluk Yeni, Yeni menepuk nepuk punggung Yana.

"Kalau ada apa apa cerita sama ibu, jangan di pendam sendiri."
Yana melepas pelukannya dengan sang ibu setelah itu ia tersenyum.

"Iya, nanti Yana bakal cerita sama ibu kalau Yana lagi ada masalah tapi untuk saat ini Yana masih baik baik aja."

"Bagus, yaudah kalau sekarang waktunya kita makan malam." Yana mengangguk menyetujui saran sang ibu, setelah itu mereka berdua berjalan keluar dari kamar Yana menuju dapur.

Kenzie, dan sang ayah sedang duduk dimeja makan mereka seperti sedang mendiskusikan sesuatu sampai tak mengetahui keberadaan kedua orang perempuan yang berada di dekat mereka.

"Diskusiin apaan sih?" Tanya Yeni membuat kedua orang tersebut menoleh menatap Yeni dan Yana yang sedang berdiri di dekat kursi.

"Ehh kok ada dua malaikat disini," membuat Yeni dan Yana terkekeh mendengar penuturan kenzie.

"Malaikat pencabut nyawa maksud kamu?" Tanya Yeni membuat Yana, dan Kaka-- ayah Yana tertawa terbahak bahak, sedangkan Kenzie ia memasang muka masamnya.

"Ya ga gitu juga konsepnya buk," jawab Kenzie sambil menatap ibunya yang sedang menaruh makanan di atas meja di bantu dengan Yana yang sedang menyiapkan piring.

"Harmonis sekali keluarga saya," goda Keisya saat baru saja keluar dari kamarnya.

Mereka semua kompak menoleh ke arah Keisya, karena sedari tadi Keisya hanya berada di dalam kamar. "Lagi banyak tugas ya Sya?"

Keisya yang sudah duduk mendongak menatap sang Ayah yang duduk di hadapannya. "Iya yah, lagi banyak praktikum."

"Bang," Kenzie yang di panggil oleh Keisya menoleh.

"Kan gue habis ini ultah nih ya, Lo ga ada niatan buat ngasih surprise atau ngado gue gitu?"

"Heh orang ngasih surprise kagak ada yang bilang bilang," kata Kenzie sambil menyentil kening Keisya pelan.

"Ya kali lo mau bilang bilang, kan lo aneh." Ucap Keisya dan langsung mendapat pelototan dari Kenzie, membuat Keisya terkikik.

"Udah ah, nanti berantem lagi." Kata Yeni membuat kedua orang yang tadi beradu mulut kini beralih menatap ke arah Yeni.

"Okey buk, ini keisya cantik mau makan." Ucap Keisya setelah itu ia mengambilkan nasi untuk sang ayah, tak lupa ke piring ibunya dan berlanjut ke piringnya.

FakBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang