Yana baru memasuki kelas setelah selesai berkeliling ke kelas kelas yang lainnya untuk meminta daftar anak yang mengikuti lomba, Yana melihat Magika sedang menelungkup kepalanya.
"Ka bangun, gue mau lewat."
"Gue kagak tidur," ucap Magika sambil berdiri dan bergeser agar Yana bisa masuk.
Yana memasukan buku biologinya, ia membuka bindernya dan di kejutkan oleh sebuah tulisan, Yana menoleh ke arah Magika.
"Lo yang nulis?" Tanya Yana, Magika mengernyitkan dahi ia pura pura bingung dengan ucapan Yana.
"Nulis apaan?"
"Ini," tunjuk Yana pada sebuah tulisan yang terletak di tengah tengah binder.
"Hehehe... Bagus kan tulisan gue.""Bagus, tapi lebih bagus lagi kalau lo nulisnya di buku tulis lo sendiri."
"Gue kagak bawa buku tulis masalahnya."
"Masa?sayangnya ga percaya," ucap Yana membuat Magika yang mendengarnya langsung menyodorkan tas miliknya ke Yana.
"Buat apa?" Tanya Yana.
"Liat aja kalau ga percaya."
Yana menatap Magika sekilas setelah itu ia mencoba membuka tas Magika, dan di dalam tas Magika berisi satu buah buku tulis dan satu buah bolpoin.
"Ini ada buku," ucap Yana sambil mengangkat buku yang ada di dalam tas Magika.
"Eh itu buku adek sepupu gue njirr, bukunya kebawa sama gue."
"Masa? Ga percaya lagi," ucap Yana setelah itu ia membuka buku tulis tersebut dan ternyata benar yang dikatakan oleh Magika.
Buku tulisnya berisi huruf dan angka serta beberapa gambar, Yana menutup kembali buku tulis itu dan memasukkannya kembali ke tas Magika.
"Bener kan kata gue, mangkannya jadi orang tuh harus percaya." Ucap Magika dan hanya di balas dengan deheman oleh Yana.
"Ini tas Lo," ucap Yana sambil menyerahkan kembali tas Magika.
Yana kembali menatap bindernya yang berisi tulisan tangan Magika, ia hendak merobeknya namun tangannya di cekal oleh Magika.
"Lo robek, lo bakal jadi istri gue." Yana langsung melotot mendengar ucapan Magika yang semena mena.
"Enak aja, ini kan binder gue ya terserah gue lah."
"Lagian siapa juga yang mau jadi istri Lo," lanjut Yana.
"Gue ga Nerima bantahan dan penolakan, lo robek lo juga harus siap siap jadi istri gue." Ucap Magika sambil menatap Yana intens, Yana yang ditatap sebegitu intens menghedikan bahu acuh.
Yana membuka buku tulis yang berisi soal Fisika yang belum ia temukan jawabannya sampai sekarang, Magika menoleh ke arah Yana.
Magika melihat Yana sedang menghitung di kertas buram, ia kembali menelungkupkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FakBoy
Novela Juvenil⚠️Warning!!!! Cerita mengandung unsur candu, sekali baca langsung suka suka dan sukaa "perkenalkan nama gue Magika kalian ga perlu tau nama panjang gue, gue pindahan dari SMA 1 bangsa." Magika satu nama itu yang sering membuat onar di sekolah lamany...