~oOo~
Patah berserakan
Patah tak berarakan
Patah tak beraturan
Tapi tak ada serpihan yang bisa ditemukan
~oOo~
~KAI~
Manis banget omongan gue, padahal gue tahu susahnya menerapkan itu semua. Gue bisa ngomong begini karena gue pernah ngerasain sakitnya dicampakkan, Kia. Sebagai player, nggak masuk akal kalau patah hati berkepanjangan—menggelikan kedengarannya. Tapi ya, gimana. Sama kayak jatuh hati, patah hati juga nggak bisa milih sama siapa dan bagaimana ujungnya.
Anggap saja karma sedang bekerja pada kita, player penuh dosa.
oOo
~KIA~
"Habis ini kita mau ke mana?" tanyaku mencoba memecah bisu. Bersuara di antara debur ombak yang memeluk tiang-tiang pancang dermaga.
"Lo maunya?"
"Kan, gue numpang."
"Katanya mau ikut ambil bagian dalam perjalanan." Kai menelengkan kepala dengan tatapan menggoda. Ya, ampun, kalau aku tidak tahu bahwa dia player profesional, pasti akan terhanyut dalam sorot itu. Jiwa player-nya benar-benar mendarah daging. "Kok ngelihatin segitunya, sudah mulai terpesona?"
Kutepuk keningku sambil menahan gelak. "Jiwa casanova lo ditebar di mana-mana ya?"
"Betul." Dia tertawa lebar. Sama sekali tidak terlihat keberatan dengan ledekanku.
"Kalau ikan terpesona nggak kira-kira?"
"Emmm..." Tangannya menopang dagu. "Mau kita lihat apa?"
Dan tanpa aba-aba, Kai meraih masker lalu menceburkan diri ke dalam laut. Free diving dengan gerakan selincah ikan-ikan di bawah sana. Lewat air laut yang sebening kaca, aku bisa melihat ratusan ikan berenang bersamanya. Dia bahkan berbalik untuk melambaikan tangan padaku. Aku tertawa. Dasar gila.
Kepala Kai menyembul dari air. Dia menarik napas sambil mengelap wajahnya yang dibasahi air laut yang asin. "Gimana tebar pesona gue sama ikan-ikan? Kira-kira berhasil nggak?"
Aku mengacungkan kedua jempol sambil tergelak. Kenapa perjalanan ini mendadak menyenangkan? Karena aku jalan bersama seorang player yang jago mendapatkan hati lawan jenis atau karena aku mulai silau dengan kharisma seorang selebriti?
Kai berenang mendekat ke dermaga. "Katanya lo player profesional, nggak mau nyoba tebar pesona sama ikan-ikan juga?"
Kepalaku menggeleng diiringi senyum tipis. "Udah tobat gue."
Kai tertawa mendengar jawabanku. "Khilaf sekali-sekali nggak apa-apa. ikannya nggak baperan kok." Tangannya terulur, memintaku untuk turun bersamanya.
"Gue nggak jago free diving."
"Gue jagain." Kai menepuk kaosnya yang basah oleh air laut. Pancaran senyum tulusnya sampai ke mata. Wajah tengil pria itu seolah musnah disapu air laut. Permohonan yang sulit ditolak. Terlebih dia kini mengulurkan kedua tangan sepenuh hati.
Aku mengenakan masker dan turun perlahan ke dalam air. Kurasakan degup jantungku mengencang. Free diving dan diving yang biasa kulakukan—scuba diving, adalah dua hal yang berbeda. Free diving memerlukan keterampilan pengaturan nafas karena hanya dilakukan dengan satu nafas, sedangkan scuba diving yang biasa kulakukan dibantu dengan peralatan yang menunjang pernapasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winterhearted (END)
RomanceMantan playboy dan playgirl dipertemukan ketika keduanya sama-sama patah hati dan ingin bertaubat. Tampaknya, takdir sedang bermain dengan magic moment bernama 'kebetulan'. Mulai dari Jakarta hingga Raja Ampat, keduanya terus dipertemukan secara tid...