[11] Thick as Thieves

9.7K 1.1K 169
                                    

HAHAHHA MAAAPPP HAMBA TAK TAHU ADA YANG NUNGGU CERITA INI.

YANG NGGAK SABAR, DI STORIAL UDAH TAMAT.

SELAMAT MEMBACA


Love Aya yang pelupa



~oOo~

Aku ingin mencaci karena kau telah mencuri.

Pencuri sebagian hati yang kemarin kubilang akan segera mati.

~oOo~

~KIA~

Aku dan Kai duduk di atas atap speedboat menikmati mentari pagi yang jingga, angin laut yang asin, ciprat air laut yang lembab, dan pertukaran percakapan yang disellingi jeda panjang. Dua orang asing, apa yang bisa kami bicarakan?

Hampir dua jam kami berdampingan hingga tiba di dermaga Arborek yang sepi waktu kami sampai. Bilah-bilah kayu menghubungkan pantai biru dan tepian pasir putih. Aku melongok ke dalaman laut di bawah sana. Jernih dan memesona. Tanpa pikir panjang, aku menyambar snorkle gear dan siap melompat untuk free dive. Tapi dasar Kai pengganggu sialan, tangannya melingkari pinggangku dan menahan loncatanku.

"Buru-buru amat mau ke mana, sih?" godanya dengan suara bariton disisipi senyum menggoda.

Aku merengut. "Bisa nggak kalau nggak ganggu kesenangan orang?" Tanganku menggusah tangannya di pinggangku.

"Bisa nggak kalau kita nyobain hal-hal baru di sini?" Dia menaikkan alis seolah kartu kebenaran satu-satunya miliknya. "Nyebur di sini udah biasa. Sini!" Kai menggamit lenganku lalu menyeretku menyusuri dermaga menuju daratan.

"Ke mana?"

Bibir Kai membentuk lengkungan sempurna tapi tidak menjawab apa-apa. Tangannya menarikku agar berjalan lebih gegas menuju daratan, menghampiri anak-anak pulau yang berlompatan di tepian pantai.

"Hai anak-anak, ada yang mau dengar nona manis mendongeng untuk kalian?" telunjuk Kai menunjuk-nunjuk daguku.

Aku mengernyitkan kening. Antara tidak mengerti, meragu, sekligus juga waspada terhadap sesuatu yang tidak kuinginkan. "A-apa maksudnya?"

Winterhearted (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang