Prolog

1.6K 236 13
                                    

*


"Ra, cepetan deh! Kita ketinggalan nih!" gerutu Renata berjalan dengan setengah berlari.

"Sabar astaga, berat nih. Bantuin lah, heran marah-marah mulu."

"Halah bodo gue tinggal!"

"Yaudah sono!"

Haura Dadalio, gadis itu berjalan dengan cemberut sembari menarik koper orange milik-nya. Mengumpat pelan sembari menatap kesal kearah sahabat-nya Renata, yang sudah berjalan mendahului-nya didepan sana.

Mereka berkunjung ke situs bersejarah ini untuk melakukan penelitian. Ya ... sekalian berlibur, ini bisa menjadi refresing diakhir pekan setelah hari-hari yang melelahkan.

Namun, gadis yang baru menginjak bangku kelas dua SMA itu tiba-tiba menghentikkan langkahnya saat dada-nya berdebar cepat dengan tiba-tiba.

Ia lalu mengarahkan pandangannya kedepan. Menatap sebuah gerbang bertuliskan MAJAPAHIT di sana, yang dipercaya dahulu kala tempat itu adalah tempat berdirinya kerajaan terbesar Di Nusantara, yaitu Kerajaan Majapahit.

Haura masih terpaku ditempat itu, ia bisa melihat bangunan-bangunan besar di dalam tempat itu yang dikelilingi rumput hijau. Arca-arca batu jaman dahulu masih berdiri kokoh di sana.

Ah, perasaanya makin terasa tidak karuan saat angin kencang berhembus menerpa wajahnya, rambut panjangnya ikut tertiup kesana-kemari. Seakan hanya sepi yang terasa, kosong, hampa, hanya Haura. Seakan hanya Haura sendiri di tempat itu.

Cukup lama Haura diam terpaku. Sampai sebuah teriakan mengagetkannya. “Astafirullah Ra! Cepetan dong! Disuruh ngumpul nih, lo ngapain sih!” teriak Renata yang sudah berdiri diambang gerbang situs itu.

Haura mengerjap, menatap sekeliling. Melihat para pengunjung lain yang berjalan disekelilingnya. “Eh, Iya!” sahut Haura berteriak.

Gadis itu memegang dada sebelah kiri-nya, merasakan jantungnya yang masih berdegup kencang. “Gue kenapa? Kok deg-deggan? Kayak mau ketemu mertua aja,” kekeh gadis itu membuat gingsul-nya terlihat.

"Majapahit, i'm coming!"

Haura pun kembali menarik kopernya, berjalan agak cepat kearah gerbang. Memasuki area situs bersejarah tersebut dengan jantung yang masih bergemuruh hebat.


....


Hm, tau nggak kenapa di sini tokohnya aku buat umurnya masih muda yaitu 16 tahun. Sebenernya sih aku bingung, kira-kira umur berapa waktu Hayam Wuruk masih jadi pangeran dan belum jadi raja.

Dan aku pilih umur 16 karena dia masih jadi pangeran pas umur segini, sebenernya dia juga jadi raja pas umur 16 th juga sih. Tapi aku ngambil latarnya waktu dia masih jadi pangeran dari Majapahit. Hihi ... sumpah bingung banget waktu nentuin umur-nya.

Next?

Me And Majapahit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang