MAM || Chapter Enam Belas

298 38 1
                                    

Semoga gak bosen, panjang banget soalnya.

Saran buat kalian, yang udah lupa sama tokoh-tokohnya bisa baca ulang lagi ya biar lebih nyambung aja.

16. Tragedi Persiapan Penyambutan

..

"Hei hati-hati kau mengenai kepalaku!" omel wanita dengan kemben dan rambut dicepol itu pada seorang pria dengan dada terbuka yang tengah membantu memindahkan pot-pot bunga berisi tanah liat.

"Benarkah? Maaf Wulan. Tapi aku memang sengaja haha ...."

"Awas kau yaa Panji!!"

Pria tampan yang tengah duduk di sebuah pondok kecil ditaman itu tersenyum tipis menyaksikan keributan para dayang dan prajurit di kerajaan-nya yang tengah sibuk menyiapkan acara penyambutan orang yang ia nanti kepulangannya beberapa bulan ini.

Benar, persis semalam saat rapat di Pendopo Agung, Hayam Wuruk diberitahu oleh Ibundanya yaitu Sang Maharani bahwa Yang Mulia Cakradhara ayahnya itu akan kembali ke Majapahit setelah kunjungannya ke beberapa kerajaan berbeda setahun ini, juga orang itu, Gajah Mada Mahapatih dari Majapahit juga akan ikut kembali.

Maka dari itu warga kerajaan sudah mulai menyiapkan penyambutan, padahal mungkin baru lusa mereka akan sampai. Sepertinya juga akan ada perayaan atau bahkan acara pertunjukkan berhadiah untuk para rakyat, pasti menyenangkan.

"Kangmas!"

Hayam Wuruk yang tengah melamun pun mendongak, menemukan adik tercintanya yang sudah berdiri dihadapannya.

Gadis dengan selendang kuning itu mendekat, "sedang apa disini sendiri? Oh iya kalian boleh pergi duluan, aku akan menyusul nanti."

Netarja memberi titah pada beberapa prajurit dan dayang yang mengawalnya, tanpa banyak kata mereka langsung menuruti perintah putri majapahit itu.

Gadis itu lalu ikut mendudukkan diri disamping kakaknya. "Tidak apa, Kangmas hanya tengah bersantai, kau mau kemana?" tanya Hayam Wuruk pada adiknya.

"Aku? Kalau aku ingin menemui Bintari, Kangmas tau sendiri bukan apa yang telah terjadi kemarin," jawab Nertaja sembari menggoyang-goyangkan kakinya yang menjuntai kebawah. "Aku hanya ingin melihat keadaannya," lanjut Nertaja.

Hayam Wuruk ber-oh singkat.

"Kenapa Kangmas?" tanya Nertaja yang melihat raut berbeda dari wajah kakaknya.

"Tidak. Hanya saja jika Kangmas boleh memberi saran, lebih baik kau jangan menemuinya dahulu."

"Lantas, mengapa?"

Hayam Wuruk membenahi posisi duduknya, mengarahkan pandangannya ke halaman kearah para dayang dan prajurit yang kini tengah sibuk memindah keranjang-keranjang besar berisi berbagai aneka macam barang untuk dibagikan sebagai amal lusa nanti.

"Bukan apa-apa. Kau tau sendiri kan kejadian yang terjadi kemarin, Kangmas rasa temanmu butuh waktu sendiri. Mungkin dia malu bertemu denganmu, apalagi yang terjadi kemarin bukan hal kecil. Untung saja ibunda tidak terlalu marah dan berusaha tidak membahas itu lagi, biarkan saja dulu dia menenangkan diri. Kangmas yakin jika dia sudah merasa lebih baik dia akan menemuimu dengan sendirinya,"

Putra Mahkota itu hanya mengatakan apa yang menurutnya tengah dirasakan Bintari saat ini, teringat bagaimana mereka secara ajaib tiba-tiba berbincang semalam ia merasa gadis itu belum mau jika harus bertemu Nertaja dan menjelaskan alasan ia melakukan hal kemarin, yaaa ... alasannya tentu karena pria yang dia cintai itu si Mama atau siapa lah namanya.

Me And Majapahit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang