Assalamualaikum Wr. Wb,
Haloo semuanya.. Aku balik bawa bab kelanjutannya nih, semoga menghibur ya.
Selamat membaca, enjoyy!🌻🌻🌻
Jingga menatap nampan yang ada dihadapannya, terdapat semangkuk bubur, satu piring berisi tempe yang terlihat pucat, segelas air putih dan juga beberapa obat yang diresepkan dokter untuknya. Diliriknya dokter Citra yang tersenyum padanya itu, saat ini keduanya tengah berada diruangan milik Biru. Tidak jauh dari bangsal tempatnya dirawat tadi.
Setelah diperbolehkan untuk pulang, pria itu menyuruhnya untuk menunggu diruangannya. Biru pun tidak segan-segan meminta dokter Citra untuk menemani Jingga. Oh iya, dokter Citra itu salah satu koas yang sedang jadwal jaga di IGD pagi ini, dokter cantik itu juga memberitahukan kalau ia menjadi dokter karena termotivasi dari kata-kata Biru empat tahun lalu tepat saat Ibunya dirawat dulu.
"Dimakan dulu Mbak," Titah dokter Citra yang diangguki sungkan oleh Jingga.
Ya Allah, ketemu makanan rumah sakit lagi. Gadis itu merutuk dalam hati. Dia hafal betul dengan rasa masakan khas rumah sakit yang ada dihadapannya itu. Pertama kalinya ia memakannya saat dirawat setelah operasi usus buntu dulu, dia pikir itu pertama dan terakhir kalinya tapi ternyata..
"Mbak Jingga ini temannya dokter Biru kan ya?" Tanya dokter Citra yang diangguki pelan oleh Jingga.
"Saya mau tanya dong Mbak," Jingga lagi-lagi mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Dokter Biru kenapa gagal nikah ya Mbak? Apa Mbak Tya selingkuh? Atau dokter Biru sendiri yang selingkuh?" Pertanyaan dari dokter Citra membuat gadis yang baru memakan suapan pertamanya itu tersedak.
Dokter Citra sendiri pun langsung memberikan air minum pada Jingga yang masih terbatuk-batuk. Ia juga memberikan selembar tissue pada gadis itu.
"Maaf ya Mbak kalau pertanyaan saya gak sopan,"
"Itu bukan urusan saya dok, mungkin bisa langsung ditanyakan ke Biru aja." Balas Jingga sambil memaksa untuk tersenyum, padahal dalam hatinya gadis itu sudah bersumpah serapah.
Gila ya! Nih dokter hobi gosip juga ternyata!
Keduanya menoleh kearah pintu yang baru saja dibuka oleh Biru, pria itu melirik kearah mangkuk yang masih terisi penuh sedangkan Jingga sudah beralih menatap lurus kearah dokter Citra dihadapannya.
"Cit, saya sudah izin pulang cepat sama dokter Arya. Oh iya, Banyu juga minta tukar shif besok jadi nanti malam saya yang jaga." Ujar pria itu pada dokter Citra yang mengangguk paham.
"Oke deh dok, kalau begitu saya balik tugas lagi ya dok," Dokter cantik itu melempar senyuman pada Jingga yang juga balas tersenyum lalu beranjak keluar ruangan.
"Kenapa belum dimakan?" Tanya Biru sambil duduk dikursi nya.
"Gak nafsu." Balas Jingga asal, terdengar pria yang tengah mengecek file di meja kerjanya itu berdecak kecil.
"Paksa, mau sembuh gak lo." Biru kini mengambil tempat untuk duduk disamping Jingga, pria itu hendak meraih mangkuk bubur namun segera ditahan oleh gadis itu.
"Gue Makan. Gue makan sendiri oke," Jingga berusaha untuk memakan bubur itu.
Biru yang melihatnya hanya tersenyum kecil melihat raut wajah gadis itu, ia tahu betul Jingga tidak suka makanan rumah sakit, siapapun juga pasti merasakan hal yang sama kan?
"Zia sudah diantar kerumah Tante Riri." Biru melihat gadis itu mengangguk kecil, masih mencoba memaksakan diri untuk makan. Diliriknya jam tangan yang sudah menunjukkan pukul satu siang itu, pria itu ingin mencoba Jingga kesuatu tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Jingga [SELESAI] ✔️
Roman d'amour" T E R K A D A N G K I T A P U N B E L U M T E R L A L U M E N G E N A L D I R I S E N D I R I ." Biru yang dingin dengan Jingga yang jenaka. Namun, bagaimana bisa setelah sepuluh tahun lamanya mereka berpisah lantas kembali bertemu dengan ke...