Nostalgia

307 43 2
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb,
Haloo semuanya.. Aku balik bawa bab kelanjutannya nih, semoga menghibur ya.
Selamat membaca,  enjoyy!

Note : Tulisan yang bertanda miring merupakan alur flashback.

🌻🌻🌻

Jingga menatap kesal pria yang masih santai bersandar pada bagian depan mobilnya itu. Sesaat gadis itu merasakan gejolak yang selama ini terpendam dalam, saat melihat penampilan baru pria itu yang sepertinya habis memangkas rambut gondrongnya. Ya, seperti halnya Albiru saat masa SMA dulu. Jelas saja rasa itu kembali hadir, penampilannya saja membuat Jingga bernostalgia.

"Gak usah lirik-lirik begitu, nih lihat sampai puas." Biru menatap Jingga lekat.

"Gila lo ya!" Geram gadis itu sambil menjauhkan diri dari pria itu, Biru melirik pergerakan Jingga seraya tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila lo ya!" Geram gadis itu sambil menjauhkan diri dari pria itu, Biru melirik pergerakan Jingga seraya tersenyum.

"Gila lo ya!" Geram gadis itu sambil menjauhkan diri dari pria itu, Biru melirik pergerakan Jingga seraya tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi lo ngeliatinnya sampai begitu banget. Pangling ya liat gue rambut pendek? Pikiran lo traveling kan?" Tanya pria itu yang dibalas dengusan dari Jingga. "Makanya kalau ketemu orang tuh nyapa kek, jangan langsung melotot begitu. Jadi gak ngeh kan lo kalau gue potong rambut. Padahal kan tadi gue mau nyuri perhatian lo." Lanjutnya membuat gadis itu melirik sensi kearahnya.

"Lo tuh penguntit ya? Lo gak ada kerjaan apa? Tiap hari kerjaannya kelayaban mulu perasaan." Cerca Jingga yang dibalas senyum kecil dari Biru.

"Gue kerja kok, penghasilan gue juga tetap. Tenang aja, gue masih bisa ngehiduㅡ"

"Oh iya. kata Ibu, lo dokter ya? Gue lupa. Cepetan mau ngomong apaan tadi." Potong Jingga membuat Biru berdecak sebal.

"Gue cuma mau jelasin sesuatu," Pria itu menjeda ucapannya. Ditatapnya gadis yang kini tengah bersandar dimobilnya itu, seutas senyuman tercipta kala Jingga menoleh padanya namun itu hanya beberapa detik saja. Gadis itu sudah kembali fokus menatap jari-jarinya yang saling bertautan.

"Gue sama Tya itu dijodohin. Tya itu dulu pacaran sama Bang Bima. Karena perusahaan Bokap waktu itu hampir bangkrut, jadinya ya lo tahu lah. Sinetron banget memang, tapi begitulah kenyataannya. Dan gue gak tau gimana nasib perusahaan Bokap nanti, tapi seenggaknya gue sudah ada penghasilan tetap dan cukup untuk bantu dia. Setidaknya cuma itu yang bisa gue lakuin buat menebus apa yang sudah gue perbuat." Jelas Biru panjang lebar, sedangkan gadis yang sengaja memberi jarak dengannya itu hanya mengangguk-angguk kecil.

Biru Jingga [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang