Satu Hari Bersama Albiru [1]

303 35 3
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb,
Haloo semuanya.. Aku balik bawa bab kelanjutannya nih. Oh iya bab ini aku bagi jadi dua ya. Bakalan kepanjangan kalau disatuin wkwkwk, semoga menghibur ya.
Selamat membaca, enjoyy!

🌻🌻🌻

Jingga menatap sang anak penuh selidik, bocah tujuh tahun itu masih asik menyantap sarapannya tidak sadar akan tatapan dari Ibunya. Gadis itu sendiri mencoba menimbang-nimbang untuk bertanya pada anaknya mengenai pertanyaan yang diajukan oleh Biru tadi malam, tapi ia tidak mau Zia sebal seperti beberapa hari lalu.

"Kemarin main apa aja sama Om Biru Nak?" Tanya gadis itu mencuri perhatian Zia.

Bocah itu tersenyum lebar menampilkan deretan giginya, "Banyak Ma, kita ke timezone terus Om Biru juga beliin es krim kesukaan Zia. Eh iya terus juga kemarin ketemu Nenek Arum di Mall Ma, main bareng deh jadinya kita. Seru deh pokoknya Ma!" Ceritanya penuh dengan semangat.

Berbeda dengan Jingga yang langsung beringsut menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya yang saling tumpang tindih diatas meja ruang makannya itu. Benar kan, dengan satu pertanyaan saja gadis itu sudah bisa mendapatkan banyak jawaban dari anaknya. Rasa penasarannya semakin menyeruak, ingin rasanya ia menanyakan apa saja yang mereka bicarakan tapi waktu tidak cukup. Zia sudah harus berangkat sekolah.

Setelah merapihkan meja makan dan menaruh piring beserta gelas di westafel, Jingga kembali memastikan penampilan sang anak. Dari mulai seragam, kunciran rambut, sampai ia kembali mengecek buku pelajaran yang akan dibawa anaknya ke sekolah. Setelahnya ia mengajak Zia untuk bersiap-siap, namun baru saja Jingga membuka pintu, sosok Albiru Wiratama sudah berdiri disamping mobilnya.

 Setelahnya ia mengajak Zia untuk bersiap-siap, namun baru saja Jingga membuka pintu, sosok Albiru Wiratama sudah berdiri disamping mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om Biru!" Pekik Zia kegirangan, bocah itu langsung menghampiri Biru yang tersenyum lebar.

Dengan langkah malas, Jingga menyusul anaknya. Matanya menatap hati-hati pada Biru yang hendak membuka mulut.

"Om Biru mau antar Zia kesekolah lagi?" Tanya anaknya, membuat sang Ibu mendengus sebal.

Pria itu hanya mengangguk lalu membukakan pintu untuk Zia, "Yuk!"  Ajak nya kemudian yang langsung diangguki semangat oleh bocah itu.

Jingga masih bergeming ditempatnya, ditatap Biru pun gadis itu masih tidak menggerakkan tubuhnya.

"Lo masih hutang penjelasan sama gue, cepetan nanti Zia keburu telat." Titah pria itu membuat gadis yang hari ini tengah berpakaian formal itu mendelik tak suka.

Dengan langkah yang sedikit dihentak-hentak gadis itu membuka pintu mobil. Terlihat Biru hendak protes mengenai tempat yang diambil gadis itu namun ia segera mengesampingkan itu, mengingat sedang ada Zia yang sudah duduk manis dikursi belakang.

🌻🌻🌻

Jingga masih berusah mengatur raut wajahnya supaya tidak terlihat seperti menahan sakit. Satu tangannya yang sengaja disembunyikan dibalik tas nya itu terus meremas perutnya yang semakin nyeri. Ditatap nya Zia yang masih melambai kearahnya itu seraya masuk kedalam area sekolah.

Biru Jingga [SELESAI] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang