5

154 21 0
                                    

Aku berteriak dan memegang pinggang charles erat erat saat ia membelokan scooter dengan kecepatan cukup tinggi, sehingga seolah olah seperti pembalap moto GP. Charles tertawa lebar mengetahui responku,

"sudah kubilang aku benci kau mengendarai scooter seperti itu, pelan pelan saja itu berbahaya" aku berteriak kencang.

"i can't hear you" balas charles

kemudian dia tertawa, tidak aku yakin sekali dia mendengarkan apa yg kukatakan tapi dia tidak perduli dengan hal itu. Sepertinya keputusanku salah saat mengiyakan permintaan charles mengendarai scooter.

Hampir 30 menit kami mengelilingi pusat kota monaco dengan scooter, senang rasanya bisa kembali melihat pantai secara dekat. Selama di canada aku benar-benar tak pernah keluar untuk berlibur, hanya sesekali mengunjungi pusat kota untuk berbelanja selebihnya kuhabiskan waktu hanya bekerja. Tapi setidaknya hal itu membantu memulihkan rasa sakit dan tidak memikirkan ttg charles dan wanita itu.

Akhirnya kami berhenti di salah satu resto seafood di pinggir pantai favoritku, meskipun jam belum menunjukan waktu untuk makan malam charles bersikeras kami makan saat itu juga. Kami memesan berbagai macam hidangan termasuk udang dan lobster favoritku, charles mengeluh pesananku kali ini akan membuatnya bangkrut.

Aku hanya tertawa, aku pernah mendengar seseorang berkata "obat dari rasa sakit adalah penyebab dari rasa sakit itu sendiri" 

Dan sekarang aku menyutujuinya, Charles adalah penyebab rasa sakit yg kurasakan sekarang, dan charles juga yg jadi penyembuh rasa sakit itu.

Bagiku mencintai charles bagaikan memeluk kaktus, semakin aku memeluknya semakin dalam juga rasa sakit itu. Saat melepaskannya pun rasa sakit itu tak kunjung hilang, aku paham ini hanya cinta sepihak dan aku tidak bisa menyalahkan charles juga karna dia tidak membalas perasaanku.

Aku salah menilai diriku sendiri, aku tak pernah meminta hal ini terjadi. Lagi lagi aku mempelajari hal baru, tidak semua hal yg kamu inginkan bisa menjadi milikmu seutuhnya.

Charles menggeleng pelan melihat tagihan makan malam kami, aku menjulurkan lidah mengejeknya. Sejujurnya aku memiliki selera makan yg aneh, disuatu waktu akan tidak bisa menghabiskan satu porsi makanan. Tapi di waktu lain aku bisa menghabiskan lebih dari 3 porsi orang dewasa, saat aku di mode seperti itu charles akan mengomel dan mengeluh jika uang nya habis hanya untuk membelikanku makan.

Kami meninggalan scooter di parkiran resto tadi, dan memilih berjalan kaki sebentar menelusuri jalan yg berhadapan langsung dengan laut. Aku rindu memandangi langit senja monaco, pantas saja banyak sekali turis yg berlibur disini. karna memang monaco kota yg sangat indah.

"setelah ini kita akan kemana?" aku bertanya sembari memegang cone ice cream yg kami beli dipinggir jalan tadi.

"charlote ingin bertemu, dia bilang kita bisa mampir kerumahnya saat perjalanan pulang nanti" 

hatiku merasa seperti ditusuk sangat mendengar nama perempuan itu, bagaimana bisa aku terlalu larut dengan perasaan senang saat bersama charles sehingga melupakan jika sudah ada wanita lain di hidupnya.

Dan kali ini aku benar benar tidak bisa menghindar untuk tidak bertemu wanita itu.

Beautiful Goodbye || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang