Sebuah pepatah lama mengatakan "jangan terlalu mencintai sesuatu, karna jika sesuatu hilang ataupun pergi maka sakit yg kau rasakan akan begitu dalam"
Aku mengerjap kan mata, hampir semalaman aku tak bisa tidur. Kata kata itu selalu mengulang ulang dikepalaku, seoalah olah menjadi alarm bahwa aku harusnya tak terlalu mencintai. Tapi aku tak bisa mencegahnya, bahkan aku tak tau dari mana awalnya.
Jam 9 pagi nanti aku harus sdh bersiap, bersiap mengenakan dress putih yg charles berikan saat aku mengantarnya ke butik bbrp waktu lalu. Aku kira charles hanya bercanda mengenai gaun itu hanya cocok untuk ku, karna kupikir itu memang gaun yg dipakai khusus untuk pernikahan.
Tapi kemarin lusa charles datang dengan box besar membawa gaun itu, mengatakan aku harus memakainya di hari pernikahan nanti. "Kau harus tampil cantik saat upacara pemberkatan nanti lil, karna aku meminta kau yg akan membawa cincin pernikahan kami" ucapnya kala itu, yg kujawab hanya senyum tipis.
Aku menghembuskan nafas besar, berkali kali aku melakukan itu untuk menenangkan pikiran. Jika ada yg bertanya apa aku menangis menghitung jam pernikahan charles, jwaban nya adalah tidak.
Aku hampir tak lagi menangis, aku hanya terdiam melamun dan tidak ada yg ku kerjakan akhir akhir ini selain hal itu.
Terdengar ketukan di pintu, mom memanggil memintaku bangun dan bersiap. Nampak nya semua orang sangat menanti hari ini kecuali aku, kemarin arthur tak henti henti nya menelponku dan bertanya apakah dia sudah cukup tampan di hari pernikahan charles nanti.
Karna dia ingin menyampaikan pidato saat upacara pemberkatan selesai.Sebaliknya lorenzo terus mengirimi aku pesan, meminta ku untuk tak perlu datang. Atau menanyakan apakah aku baik baik saja, dan menanyakan apakah aku ingin sesuatu agar mood ku membaik.
Lorenzo sangat pengertian dia sangat paham kondisiku sekarang, tapi aku selalu berbohong. Berbohong mengatakan bahwa semuanya baik baik saja dan aku turut bahagia di hari pernikahan charles.
Aku sudah selesai bersiap, menatap wajahku dicermin yg diberi make up tipis. Menyisir pelan rambut yg sudah tertata dengan rapi, hatiku seperti tetusuk ribuan jarum.
Sebuah pikiran muncul untuk menghancurkan pernikahan charles, namun segera ku tepis.
"aku tak boleh egois"gumamku perlahan.
Mom menghampiri menatapku lama, mengatakan bahwa aku sangat cantik hari ini. Kupeluk mom erat erat seolah meminta kekuatan untuk datang ke pernikahan charles.
Mom menepuk punggungku lembut dan mengelus kepalaku pelan. Tidak tenang saja aku tidak menangis ,Aku,mom dan dad mengendari mobil pribadi menuju gereja tempat pemberkatan pernikahan, sunyi tidak ada yg memulai pembicaraan.
Akupun diam dan hanya menatap jendela mobil memandangi jalanan monaco pagi ini.
"oh keluarga evans sudah datang" aunt menyambut kami, memeluk mom kemudian berganti memelukku lama. Mempersilahkan mom dan dad masuk, aunt masih memegang lenganku memberitahu bahwa charles meminta aku menemuinya di ruangan terpisah.
Aku mengetuk pintu rungan yg menurut petugas gereja tadi sebagai ruang tunggu untuk mempelai pria,
"masuk lah" seru suara dari dalam yg kuyakini suara charles.
Aku masuk perlahan dan tersenyum, disana ada lorenzo, arthur dan juga charles. Dia terlihat jauh jauh lebih tampan hari ini, mengenakan tuxedo berwarna hitam dengan korsase bunga mawar putih di sebelah kiri.
Arthur menyambut dengan memelukku pelan, mengatakan aku sangat cantik hari ini.
"kau terlihat seperti pengantin, bukan si pembawa cincin lil" celetuknya, yg langsung mendapatkan cubitan kecil dari lorenzo.Aku terkekeh pelan dan menggeleng,
"jika aku pengantin, aku tidak akan disini sekarang"Lorenzo menatapku dalam, aku mengangguk sebagai jawaban bahwa semuanya masih baik baik saja.
Charles memelukku sebentar, bertanya apakah brian ikut datang. Aku menggeleng dan menjelaskan bahwa brian tidak bisa hadir dikarenakan pekerjaannya yg menumpuk.
Sebenarnya upacara pernikahan diadakan sangat- sangat tertutup dan dirahasiakan, tidak boleh ada media ataupun publik yg tau kecuali keluarga.
Aku tak bertanya mengapa, charles menjelaskan hanya ingin lebih privasi saja. Lorenzo mengajak arthur keluar untuk menemui tamu, dan membiarkan kami berdua untuk mengobrol.
Charles bercerita semalaman ia tak bisa tidur, terus memikirkan bagaimana jika ia terlambat dan pernikahan jadi berantakan. Ia mengatakan ia gugup setengah mati, dan takut akan mengacau saat pemberkatan.
Aku tersenyum mendengar ocehan charles, kurapikan sedikit dasi kupu kupu yg sudah terpasang rapi di kerah kemejanya. Tatapan kami bertemu, diam tak ada yg berbicara charles hanya menatapku akupun begitu.
"Terimakasih sudah datang lil" ucapnya perlahan, aku memutus kontak mata kami saat charles berkata.
Aku mengeluarkan sesuatu dari clucth yg kubawa dan memberikannya pada charles. Sebuah amplop berwarna aprikot dengan stiker merah ditengah sebagai pengunci amplop.
Charles mengerutkan kening menatapku bertanya,
"surat untukmu dariku, jangan dibaca sekarang"charles hendak membukanya, namun aku langsung mencegah.
ia bertanya mengapa, aku hanya menggeleng pelan. "kau harus membaca surat itu saat upacara pemberkatan selesai, dan kau harus sendirian. mengerti" Ia mengangguk setuju, meskipun aku tahu charles orang yg sangat tak suka dibuat penasaran oleh sesuatu.
Seseorang mengetuk pintu dan mengatakan bahwa 5 menit lagi charles diminta keluar, karna upacara pemberkatan akan segera dimulai. Charles berdiri mengatur nafasnya berulang kali agar tidak gugup, aku merapikan sedikit rambut nya yg jatuh menutupi dahi.
"im so happy for you charles" aku memeluknya untuk terakhir kali, charles membalas pelukanku dengan erat.
Ia yg pertamakali melepaskan pelukan, charles menatapku lamat lamat lalu mengusap lenganku pelan.
"jangan sampai kau lupa membawa cincin pernikahanku lil, atau kau akan ku pukul kau nanti" katanya.
Dan kemudian charles pergi meninggalkan ruangan, aku hanya terkekeh pelan menanggapi gurauannya.
Sepi, sunyi, rasa sakit berombongan datang menusuk, aku jatuh terduduk. Bahuku mulai bergetar, dan air mataku pun tumpah. Kututup bibirku menggunakan kedua tangan, berusaha agar tak ada seorang pun yg mendengar.
"maafkan aku charles, maafkan aku" rintihku pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Goodbye || Charles Leclerc
FanficLily tak pernah mengira persahabatan yg ia bangun dengan charles berakhir dengan tumbuh nya benih benih cinta, namun lily terlambat menyadari. Lily menyadari bahwa hatinya sdh menjadi milik charles saat laki laki itu sdh memiliki kekasih. ...