17

167 26 4
                                    


"cause anywhere with you feels right, anywhere with you feels like. paris in the rain" 

aku bernyanyi mengikuti irama lagu yg diputar charles, salah satu lagu favorit kami "lauv - paris in the rain"

"when im with you ooh ooh, when im with you" 

Charles melengkapi bait lirik berikutnya, kami berdua tertawa lepas. Charles bukan penyanyi yg bagus, terkadang suaranya sumbang atau bahkan tidak sesuai dengan nada.

Tapi aku selalu meracuni nya dengan lagu lagu yg kudengarkan, sampai sekaranng pun charles masih login menggunakan spotify milikku. Tak jarang saat aku mendengarkan salah satu lagu, tiba tiba playlist berubah pdhl aku tak menyentuhnya. dan aku ingat bahwa charles yg melakukannya dengan sengaja.

Sepanjang jalan aku terus mengeluh lapar karna sedari pagi aku belum makan apapun, saat aku meminta berhenti untuk membeli roti di supermarket charles selalu menolak. Charles membelokan mobil menuju tempat yg lebih tinggi dari butik "Anthony & James" tadi, memang di monaco jika melipir dari pusat kota jalanan akan semakin tinggi menuju perbukitan.

Tak sampai 10 menit charles menghentikan mobil di salah satu bukit yg memiliki pemandangan berhadapan langsung dengan pantai, jadi dapat melihat bagaimana kota kota tampak kecil dari atas bukit. Aku turun dari mobil dan langsung melihat sekeliling.

"waaah aku tidak pernah kesini sebelumnya, bagus sekali." aku berteriak dan menghampiri charles yg sibuk membuka bagasi mobil.

Charles mengeluarkan keranjang piknik dan menyerahkannya padaku, setelah menutup pintu mobil dan menguncinya kami berdua berjalan mencari tempat yg sedikit rindang dibawah pohon. Charles membuka lebar karpet tipis kotak kotak berwarna pink untuk alas kami duduk.

Aku terkejut membuka keranjang, didalam nya banyak sekali makanan. Ada burito dengan isian sayur dan daging, sandwich, beberapa buah potong siap makan, air mineral tak lupa cookies coklat favoritku.

"aku tak yakin kau yg menyiapkan ini semua" kataku mengejek, aku sangat tahu charles tak akan mau repot repot pergi ke dapur hanya untuk memasak. Dia payah jika dalam urusan seperti ini.

"hahah tentu saja mom yg menyiapkan, aku hanya berkata akan mengajakmu pergi. lalu mom menyiapkan semua ini dan memberi ide untuk mengajakmu piknik"

Aku mengangguk paham, kuambil sepotong sandwich dan mulai memakanya.  Sandiwch itu terasa sangat enak, entahlah atau mungkin karna aku lapar.  Tak sampai 5 menit sandwich ditanganku sudah habis dan aku mulai memakan burito. Aku makan dengan lahap tanpa memperhatikan charles sama sekali.

"lil" 

aku menoleh menatap charles dengan mulut yg penuh terisi burito, dan menaikan sebelah alisku.

"apa kau monster, mengapa makan banyak sekali. apa kau tak menyisakan untukku?"

charles bertanya seolah aku menghabis seluruh makanan, aku menatapnya nyalang tak menghiraukan dan terus saja mengunyah burito.

Dengan cepet charles mengambil burito ditanganku dan langsung memakannya, aku berteriak memarahi tapi charles tak peduli. Ia berlari setelah melempariku dengan potongan buah di dalam kotak bekal, aku mendengus kasar dan mengejarnya.

Kami berlari saling mengejar satu sama lain, saat tanganku menyentuh charles aku menariknya memberikan pembalasan yg akan membuatnya tak berkutik. Menggelitik perutnya tanpa ampun, charles tertawa dan berteriak meminta aku melepasnya.

"Stop lily, stop. Aku menyerah" Teriak charles, 

Merasa kasihan akupun berhenti, namun masih tertawa melihat charles dengan muka merahnya.

Dan ternyata aku salah, itu hanya tipuan charles. Ia membalas dendam dengan balik menggelitik pinggangku hingga kami terjatuh dan berguling guling di bukit.

"Stop it charles, dasar penipu" aku berteriak memarahinya, charles tertawa dan mencoba mengatur nafas. aku merapikan rambutku yg acak acakan, charles berbaring diatas rumput dan menepuk tempat kosong disebelahnya agar aku bergabung.

Kami berbaring di bukit menghadap langit biru yg sangat cerah hari itu, sudah lama kami tak menikmati waktu seperti ini. 

Dulu kami sering pergi hanya berdua, entah itu berlibur keluar negeri atau hanya pergi ke pinggir kota. Menghabiskan waktu dengan mengeliling jalan yg belum pernah kami lewati, mencoba restoran baru, ataupun mengunjungi toko dengan barang antik yg sangat disukai charles.

Pernah satu kali charles marah marah karna aku meminta mampir ke toko buku lama di salah satu kota, dan hampir 2 jam charles mati kebosanan melihatku hanya diam membaca buku. Setelah itu toko buku tidak pernah lagi menjadi tujuan saat kami pergi.

"lil" gumam charles 

aku menoleh menatap pemuda itu, ia masih menatap langit dan tersenyum cerah. Charles meraih tanganku dan menggenggamnya.

"Jangan pernah hilang dari jangkauanku lil, sekarang ataupun nanti"

aku hanya diam, merasa kupu kupu terbang menggelitik dalam perutku. membuatku mual

"saat aku sudah menikah, ataupun kau yg akan menikah nantinya. tidak ada yg berubah diantara kita"

Charles menatapku dalam, sedetik aku terpaku sebelum mengingat perkataan brian.

"terimakasih untuk selalu bersamaku, dan hanya kau orang pertama yg akan ku datangi saat aku butuh lil. Meskipun aku menikah aku tetap mencintaimu sebagai sahabatku, lily"

Charles membalikkan tubuhnya tersenyum sekali lagi sebelum memelukku erat, mendadak perkataan brian terus memutar di otakku 

"charles mencintaimu lil, dia menatapmu seperti kau menatapnya meskipun dia memiliki kekasih"

Aku membalas pelukan charles tak kalah eratnya, tesenyum tipis menyadari ucapan brian ternyata benar. Haruskah aku senang bahwa memang charles juga mencintaiku, ataukah merasa sakit mengetahui bahwa charles tidak akan membatalkan pernikahannya demi aku.

Yang aku tahu ini adalah waktu terakhir yg bisa kuhabisan dengan charles sebelum benar benar merelakannya bersama wanita itu.

Beautiful Goodbye || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang