"Selamat pagi Ma, Pa." Sapa Bayu pagi itu."Loh kok belum siap-siap? Aini mana?" tanya Bu Ayu.
"Bayu hari ini izin ga ke kantor ya Pa. Aini sakit. Bayu mau nemenin dia dirumah." terang Bayu.
"Loh Aini sakit apa Bayu? Pantas saja daritadi ga keliatan, biasanya habis sholat subuh langsung kedapur nemenin Bik Yanti siapin sarapan." kata Bu Ayu
"Aini demam Ma, kecapean aja sepertinya." jawab Bayu.
"Yaudah kamu ajak Aini kedokter ya." kata Bu Ayu khawatir.
"Iya Ma." jawab Bayu.
"Ngapain ke dokter, Aini sakit kan gara-gara kecapean sama aku.heheh" kata Bayu dalam hatinya.
"Boleh kan Pa hari ini aku libur dulu?" tanya Bayu pada Pak Wijaya.
"Yasudah jaga istrimu" jawab Pak Wijaya singkat namun membuat Bayu dan Bu Ayu tersenyum.
"Yaudah aku mau sarapan diatas ya Ma, Pa." pamit Bayu meminta izin.
Dia membawa sarapannya kekamar. Tiba dikamar diliat istrinya sudah tertidur dengan pulas.
"Sepertinya kamu memang kelelahan" Bayu bicara sendiri sambil tersenyum.
Diusapnya lembut kepala istrinya. Dia tak mau mengganggu tidur nyenyak istrinya itu.
Kembali dia menyelimuti Aini, dan menikmati sarapan paginya sendiri dibalkon.Difa Pov
Hari ini aku bertemu Kak Aini kedua kalinya tanpa sengaja di mall.
Aku dibuat terkejut sekaligus sedih dengan pernyataannya. Ternyata dia sudah menikah dan hidup bahagia bersama keluarga barunya. Pupus sudah harapanku untuk menjadikannya kakak iparku.
Padahal aku sangat berharap Kak Aini menjadi istri Kak Dafa kakakku, supaya kami bisa tetap bersama selamanya seperti dulu.Sejak kecil aku sangat menyayangi Kak Aini seperti kakakku sendiri. Dia anak yang baik, dia selalu membela dan menjagaku dikala ada orang atau teman-temanku yang mengganggu. Kami selalu bersama. Bahkan ketika Mama dan Papa pergi Kak Aini suka menginap dirumah untuk menemaniku kalau tidak ya aku yang menginap dirumahnya.
Kami seolah tak terpisahkan. Dimana ada Aku pasti ada kak Aini, begitupun sebaliknya.Kak Dafa juga sangat menyayangi Kak Aini bahkan rasa sayangnya itu menjadi sebuah perasaan cinta. Kak Dafa tak pernah ingin berhubungan atau menjalin ikatan dengan wanita mana pun selama ini, karena dia sudah bertekad akan menemui Kak Aini dan akan menjadikannya seseorang istri.
Namun ternyata semua tak sesuai dengan yang kami harapkan."Bagaimana aku harus menjelaskan pada Kak Dafa tentang Kak Aini yang sudah menikah.? Rasanya aku ga tega melihat kakak yang sangat aku sayangi kecewa.Tapi aku juga ga mau kalo Kak Dafa terus mengharapkan Kak Aini, aku mau Kak Dafa melanjutkan hidupnya. Yah mau tak mau aku harus memberitahunya" .
Aku beranjak menemui Kak Dafa dikamarnya.
"Kak, hello...!" kataku sambil membuka pintu kamarnya dan masuk.
Kulihat dia sedang sibuk dengan gawainya."huh, lagi-lagi sibuk sama Hp." kataku sambil menghampirinya.
"Ada apa Dek? Mau curhat?" tanyanya dan kemudian menyimpan benda pipih kesayangan diatas nakas.
Aku mendekat lalu duduk disampingnya.
"Aku tadi siang ketemu Kak Aini lagi kak, di mall.?"
Kak Dafa langsung berbalik menatapku antusias, rasanya aku tak tega ingin memberitahunya.
Aku membuang napas berat.
"Kamu kenapa dek? Ada masalah sama Aini? Aini kenapa?" tanyanya khawatir.
"Kak Aini ga apa-apa, tapi aku takut kakak yang kenapa-napa?" kataku sedih.
"Maksud kamu gimana sih de? Kakak ga ngerti." tanyanya.
"Tadi aku ketemu sama Kak Aini, tapi dia ga sendiri Kak, dia bersama ibu mertuanya."
"Apa? Ibu mertua? Jadi maksud kamu Aini sudah menikah?" tanyanya tak percaya.
Aku mengangguk.
Ada pendar kesedihan dimata kakakku. Hatiku sedih sekali melihatnya."Iya Kak, Kak Aini sudah menikah 6bulan yang lalu, pernikahan yang tak terduga dan tiba-tiba. Lelaki yang bersama dia kemarin itu suaminya Kak." Aku pun menceritakan semua yang kami obrolankan tadi siang.
Kak Dafa nampak termenung dan sedih.
"Lalu bagaimana Kak? mau tidak mau kakak harus melupakan perasaan kakak dan menguburnya, ga mungkin kan kakak mau merusak kebahagian Kak Aini. Dia sudah bahagia dengan keluarga barunya Kak, bukalah hati kakak untuk perempuan lainnya," kataku.
" Ga semudah itu dek, bertahun-tahun Kakak jaga hati ini cuma untuk dia, tapi setelah ketemu dia sudah jadi milik orang." katanya sedih.
"Yang sabar ya Kak, Kakak pasti kuat. Pasti akan ada ganti Aini lain yang lebih baik untuk kakak." hiburku sambil mengusap bahunya.
Dia mencoba tersenyum walaupun terpaksa.
"Yaudah kamu tidur gih, udah malem. Kakak juga mau tidur." katanya berbohong.
"Baik Kak."
Akupun beranjak meninggalkanmu dalam kesedihan.
Dafa Pov.
Hatiku terasa hancur saat ini. Keyakinan dan harapan yang kubangun bertahun tahun lenyap, hancur dalam sekejap.
Hati yang ku jaga selama ini, harus kubuka paksa.Ya wanita yang selalu aku rindui, wanita yang selalu aku nantikan dan sebut dalam doa ternyata sudah memiliki pendamping hati.
"Kak Aini sudah menikah Kak, dia sudah bahagia bersama keluarga barunya." kata-kata Difa terus terngiang ditelingaku..
Sudah kututup telinga ini dengan kedua tanganku namun tetap saja suara itu terdengar. Bagai rekaman kaset yang diputar terus menerus."Ya Allah aku harus bagaimana? Apa aku sanggup membuka hati ini untuk yang lain, sedangkan selama ini aku sudah menjaganya, menguncinya. Agar tak ada satupun wanita yang mampu masuk kedalamnya." ratapku dalam hati.
Hancur, hancur sudah harapan yang kupunya.
Aku tau. Mau tak mau aku harus berusaha ikhlas menerimanya. Aku juga tak ingin merusak kebahagian orang yang sangat aku cinta itu. Tapi aku berjanji akan selalu menjaganya dari jauh."Aini berbahagialah selalu, aku kan selalu mendoakanmu dan menjagamu dari jauh. Jika ada yang menyakitimu, aku akan selalu jadi orang pertama yang akan membelamu." kataku dalam hati yang pedih ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti
RomanceAini seorang gadis desa yang diajak oleh Bibinya untuk tinggal dan bekerja bersama pada majikannya tiba-tiba saja disuruh menikah dengan anak majikannya yang selama ini bersikap dingin dan acuh tak acuh. Aini terpaksa harus menjadi pengantin penggan...