menjadi pengantin

788 29 0
                                    

Aini Pov

Perkenalkan namaku Aini Salsabila usiaku 20tahun. Aku keponakan dari Bi Yanti. Aku seorang yatim piyatu karena orang tuaku meninggal secara bersamaan dalam kecelakaan, karna aku sudah tak memiliki siapa-siapa lagi, akhirnya Bi Yanti mengajak aku bersamanya untuk tinggal dan bekerja di tempat ia bekerja saat ini, tentu saja dengan persetujuan Ibu dan Tuan Wijaya majikan Bi Yanti.Aku senang tinggal dan bekerja disini karna Tuan dan Ibu Wijaya sangat baik padaku, anaknya pun sama baik cuma sikapnya lebih dingin dan cuek, Sampai akhirnya aku di hadapkan pada situasi yang amat sangat membuatku bingung dan tak percaya saat ini.

"Maaf Tuan besar, ada apa tuan memanggil Ku?"

"Bi Yanti tolong bawa Aini keatas tempat perias berada, katakan pada mereka bahwa Ainilah pengantin wanitanya" kata tuan besar pada Bi Yanti.

Aku sangat bingung apa maksud dari semua ini.

"Maksud Tuan bagaimana?" tanyaku hati-hati.

"Hari ini kamu akan menikah dengan Bayu, anakku. Jadi bersiaplah, Saya tak ingin dibantah, mengerti?" ucap tuan Wijaya tegas

Kerongkonganku bagai tercekat, aku tak mampu mengeluarkan sepatah katapun lagi pada tuan besar, dengan hati yang penuh tanda tanya aku mengikuti kemana Bibi membawaku.

"Bi, bagaimana ini? Aini belum siap buat menikah bi, bukankah belum tentu Tuan Bayu menyukai Aini, karna selama ini dia sangat dingin dan cuek?" tanyaku pada Bik Yanti

"Bibi juga ga ngerti Aini, kenapa bisa tuan tiba-tiba memilihmu untuk menggantikan non Keysha. Sudahlah turuti saat kemauan mereka, kamu tidak mungkin tega kan mereka dipermalukan didepan banyak orang karena batalnya pernikahan Bayu? Anggap saja ini sebagai balas budi kita pada mereka karna sudah baik terhadap kita selama ini." terang bibi berusaha menenangkanku.

Pada akhirnya aku hanya bisa pasrah membiarkan para MUA itu merias wajahku.

***

Aku seperti mimpi melihat diriku di cermin.
"Benarkah ini aku?" batinku tak percaya.

"Sungguh bagaimana bisa aku secantik ini?"

Kebaya putih muslim yang begitu indah membalut tubuhku, ditambah polesan make up dari para perias handal semakin membuat sempurna penampilanku. Ini benar-benar seperti mimpi. Tapi haruskah aku bahagia? Menikah secara tiba-tiba dengan lelaki yg baru saja ku kenal. Walaupun kami satu atap, tak pernah sekalipun kami bicara banyak kecuali hanya tuan muda meminta sesuatu. Jujur aku hanya ingin menikah seumur hidupku, tapi sekarang entah bagaimana nasib pernikahanku selanjutnya, karna saat ini aku hanyalah pengantin pengganti karna pengantin wanita sesungguhnya sudah melarikan diri. Aku pasrah pada takdirMu ya Allah." ucapku dalam hati.

Tak lama Bu Ayu dan Bi Yanti datang menjemputku untuk kebawah karna penghulu dan yang lainnya sudah menunggumu.

"Masyaa Allah Aini, cantik sekali kamu nak, beruntung sekali Bayu menikah denganmu." ucap Bu Ayu sambil memelukku, jujur aku sangat terharu.

"Terimakasih Bu, justru Aini sangat tak enak hati seperti ini, Aini bukanlah siapa-siapa, Aini merasa ga pantas bersanding dengan Tuan Bayu." ucapku sambil meneteskan air mata yang sudah lama aku tahan.

"Jangan bicara seperti itu nak,mungkin kamu memanglah jodohnya Bayu, saya justru sangat bahagia Bayu bisa mendapatkan istri seperti dirimu, jadilah istri yang baik untuk Bayu ya nak." kata Bu Ayu.

Sungguh perasaan haru terasa dihatiku, majikanku yang kini akan menjadi ibu mertuaku ternyata jauh lebih dari yang kubayangkan, dia menerimaku dengan senang hati, aku sangat bersyukur atas semua ini. Benar mungkin ini sudah takdirku, mungkin benar juga Tuan Bayu adalah jodoh yang di kirim Allah untukku.

"Semoga memang benar ya Allah." harapku.

Akhirnya Kami pun beranjak kebawah, semua mata tertuju padaku, jujur aku sangat tidak nyaman ditatap seperti itu.
Aku pun duduk disebelah tuan Bayu calon suamiku, dia menatapku dengan tatapan yang sungguh tak bisa aku artikan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aini Salsabila binti Selamet Haryanto dengan mas kawin tersebut tunai" ucap Tuan Bayu dengan lantang seolah dia memang sudah menghapal sebelumnya.
"Sah..." ucap para saksi.

Akupun mencium tangan majikan yang kini menjadi suamiku dengan takjim.
Ketika dia mencium keningku seolah ada getaran aneh yang menelusup dihati ini.

Acara pun berjalan dengan khidmat walau ada juga yang berbisik bisik tentang pernikahan ini.. Sudahlah memang sudah resiko yang harus aku ambil apapun yang orang bicarakan tentangku aku harus menerimanya.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang