Adzan subuh berkumandang. Aini terbangun dari tidurnya karena mendengar panggilan Sang Maha Pencipta.
Saat membuka mata terlihat pemandangan yang begitu manis didepannya.
Bayu yang masih nyenyak tertidur sambil memeluk guling yang menjadi sekat diantara mereka semalam.
Aini memandang Bayu ada desir halus yang Ia rasakan dihatinya reflek tangannya bergerak mengusap rambut Bayu sambil memandangnya.
Ketika hendak beranjak Bayu menarik lengan Aini sampai Ia terjatuh dan menindih Bayu.
Pandangan mereka bertemu,, jantung mereka berdua sama berdebar cepat."Ehemm...Aini kamu berat juga ya" kata Bayu menggoda.
Aini tersadar lalu segera bangun dari posisinya. Dia sangat malu sekali dengan apa yang terjadi.
"Maaf Kak,, habis ngapain kakak narik tangan Aku segala." protesnya.
"Kamu ngapain mandangin aku tadi sambil ngelus rambut aku?" kata Bayu memancing reaksi Aini.
"Astaga aku ketauan, kufikir dia masih tertidur pulas, cerobohnya aku." rutuk Aini dalam hati.
Mukanya sudah memerah karena menahan malu.
"Aini... " Panggil Bayu lagi.
"Eh,, itu tadi Kak, ada iler. sepertinya kakak tidur terlalu nyenyak sampe ngiler gitu." jawab Aini sekenanya.
"Hah? Masa iya aku ngiler? Ga mungkin ah cowok seganteng aku ileran" jawabnya percaya diri.
Aini mencebik.
"Uh Pede..""Biarin, emang kenyataan kok kalo aku ganteng"
"Bener. Tuh liat tuh...!" Aini menunjuk kearah bawah bibir Bayu. Entah kenapa dia jadi justru ingin mengerjai Bayu.
Bayu langsung meraba raba mulut dan wajahnya.
"Tapi bohong, weee.." kata Aini menjulurkan lidahnya dan berlari.
"Aini, awas kamu yaaa...!" Bayu bangkit mengejar Aini, setelah dapat ia menggelitik Aini sampai Aini tertawa kegelian dan mengerluarkan air mata.
"Ampun kak, ampun, cuma bercanda." katanya sambil tetap tertawa.
Bayu bahagia sekali bisa melihat dan membuat Aini tertawa seperti itu.
Manis sekali bukan awal pagi mereka.
"Udah dong Kak, ampun. Gak lagi lagi deh, janji." katanya dengan mengacungkan kedua jari tanda perdamaian.
"Bener ya? Awas ya kalo lagi-lagi aku ga akan berhenti gelitikin kamu kayak gini."
Aini tersenyum dan mengangguk.
"Udah yuk kita sholat dulu nanti keburu siang kak, kita sholat sama-sama ya? Kakak jadi imamnya." kata Aini.
Belum sempat Bayu menjawab Aini sudah pergi terlebih dahulu untuk mandi dan berwudhu.
"Aku jadi imam sholat Aini? Apa bisa?" Bayu bicara sendiri.
Bayu memang bukan orang yang taat beragama tapi dia juga masih mengerjakan sholat tiap harinya cuma tidak full 5 waktu, hanya jika dia sedang sadar atau tidak malas saja.
"Bismillah ya Allah mudah-mudahan ini jadi awal yang baik untukku untuk bisa lebih dekat lagi PadaMu." doanya dalam hati.
Merekapun sholat dalam kekhusukkan, Larut dalam doa masing-masing.
Selesai sholat Aini mencium tangan Bayu dengan takjim reflek Bayu ikut mencium kening Aini. Kembali desir aneh mereka rasakan dalam hati."Maaf Aini, aku reflek terbawa suasana." kata Bayu.
"Iya ga apa-apa kak, " jawab Aini dengan tersenyum, walau sebenarnya hatinya tidak karuan, namun ada rasa nyaman dan bahagia yang Ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti
RomanceAini seorang gadis desa yang diajak oleh Bibinya untuk tinggal dan bekerja bersama pada majikannya tiba-tiba saja disuruh menikah dengan anak majikannya yang selama ini bersikap dingin dan acuh tak acuh. Aini terpaksa harus menjadi pengantin penggan...