Bab 3
°°°°°°
:)Di pagi hari saat jam menunjukkan pukul sembilan kurang lima belas menit, Atiya yang sedang mematut diri di dalam kamar bersiap pergi mendapati ketukan di pintu kamarnya yang terbuka. Ia tersenyum saat melihat dari kaca, putrinya sudah berpakaian rapi. Omaira tampak selalu cantik dengan apapun yang melekat di badan sintalnya. Terbukti dari tubuhnya yang tampak serasi mengenakan peasant top yang dipadukan celana palazzo.
“Ma.”
Badan Atiya memutar, menatap putrinya. “Ya?”
“Oma mau pergi.”
“Oke, hati-hati ya.”
“Iya. Mama mau Oma antar?”
Atiya menolak dengan gelengan kepala. “Enggak usah. Mama gak buru-buru. Berhubung hari ini libur, gak nerima pesanan kue. Mama mau ke tempat katering aja,” jelasnya.
“Oke, mama hati-hati ya.” Omaira tersenyum, ia mendekati Atiya untuk mencium punggung tangan sebagai tanda pamit.
“Iya.”
Omaira pergi dengan tas selempang yang berisikan ponsel dan uang. Ia langsung menuju apartemen Gaelan sesuai apa yang pria itu katakan tadi malam. Waktu berlalu hingga Omaira sudah berada di depan pintu apartemen pria itu. Ia memutuskan untuk menelepon Gaelan, memberitahukan kedatangannya. Panggilan pertama memang langsung dijawab namun ia harus menunggu hingga puluhan detik.
Begitu dijawab, Omaira langsung berkata, “Saya di depan apartemen kamu,” Ia tidak mendengar sahutan dari Gaelan atas perkataannya membuatnya memanggil nama Gaelan, “Gae?”
Terdengar sahutan samar berupa teriakan untuk menunggu sebentar. Omaira memutuskan untuk mengakhiri panggilannya. Ia menunggu dengan sabar di depan pintu apartemen sekitar tiga menitan dengan menunduk menatap lantai. Begitu pintu apartemen terbuka, ia melihat sepasang kaki yang memakai sandal bulu halus. Begitu pandangannya naik ke atas, ia langsung menatap Gaelan yang tampak segar. Pria itu bahkan belum mengganti bathrobe-nya.
“Yuk masuk.”
Omaira mengangguk, ia langkahkan kaki memasuki apartemen sesuai yang Gaelan katakan. Gaelan berjalan diikuti Omaira yang santai di belakangnya. Melihat gadis itu yang tampak santai langsung duduk begitu dipersilahkan membuat Gaelan tersenyum. Pria itu langsung pergi ke kamarnya tanpa kata membuat Omaira mendengus samar.
Omaira memindai seluruh ruangan yang bisa dijangkau oleh matanya. Bibirnya melengkungkan sebuah senyum mendapati apartemen yang rapi dan bersih. Tak lama, Gaelan kembali dengan pakaian santai berupa celana pendek bahan katun dan kaus polos. Pria itu asyik dengan ponselnya sebentar sebelum memusatkan penuh perhatiannya kepada Omaira.
“Jadi, lo kenal sama Jujun?”
Gaelan menatap mata Omaira yang hanya menatap matanya sekilas. Tatapan gadis itu beralih entah menatap apa pada dirinya yang membuat satu alis gadis itu otomatis terangkat. Anggukan kecil Omaira membuat Gaelan ikut mengangguk.
“Kenal di mana?”
“Rahasia.”
“Kenal dari kapan?”
“Rahasia.”
Gaelan mendengus jengkel mendengar semua jawaban yang keluar dari mulut gadis itu, tidak berubah. Ia memilih memainkan ponselnya, membuka pesan antara dirinya dan juga Omaira tadi malam. “Huhungan lo sama dia?” tanyanya setelah menemukan apa yang ia cari.
“Itu—”
Gaelan langsung menunjukkan ponselnya di hadapan Omaira sebelum ia menjawab. “Lo harus jawab. Gue gak mau denger kata rahasia yang keluar dari mulut lo. Lo sendiri yang ngirim ini pesan, untuk bahas pas kita ketemu. Ya hari ini kita ketemu, jadi kita bahas ini sekarang!” cerocosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret Nothing (STORI KOMPLET)
Romance"Gue mau Syifala Nora Talita jadi istri gue." "Istri orang itu!" "Gue bakal minta ke orang tuanya langsung." "Gak waras." Omaira Lamiah Tharifah menyimak percakapan para pria yang semeja dengannya. Mendengar tekadnya saat mengutarakan apa yang diing...