TELAH TERBIT DI CV FIRAZ MEDIA PUBLISHER Maulana Malik Ibrahim. Dia kira, dia yang paling terluka. Ternyata selama ini dia yang membuat hati seorang perempuan terluka. Dia kira, dia sudah cukup menghargai perasaan perempuan. Tetapi ternyata, dia tidak memedulikan perasaan perempuan yang mencintainya dengan tulus. Orang bilang, dia pintar. Tapi ternyata dia bodoh dalam urusan cinta. Dia merasa .... Dia mencintai Naima seperti Qais mencintai Laila. Namun, pada kenyataannya dia hanya larut dalam kagumnya yang berlebih. Dia terlalu mendamba menginginkan mempunyai pasangan yang pintar dan keibuan. Sampai-sampai dia tidak sadar telah memberitahukan perasaannya pada Fatimah - perempuan yang mencintainya. "Saya menyukai seorang perempuan. Dia perempuan yang pintar. Dia memang bukan perempuan yang sangat cantik. Tapi bagi saya, seorang perempuan setidaknya harus pintar, karena nantinya perempuan yang akan menjadi madrasah pertama anak-anaknya." Fatimah terdiam untuk beberapa saat. Sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya, "siapa perempuan itu, Kak?" Dengan senyuman yang mengembang Alan menjawab, "dia adik kelas saya." Deg. Alan tidak pernah tahu, ketika dia mengatakan itu hati Fatimah terluka. Fatimah sadari, dia bukanlah perempuan yang Alan maksud. Dia hanya perempuan biasa dan dia bukan adik kelas Alan. Dia hanya berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan. Tetapi, ternyata goresan takdir Allah begitu hebat. Setelah Fatimah menjauh, ternyata takdir membuat Alan menjadi jauh dengan Naima. Sampai pada kesempatan waktu Alan bertanya pada Fatimah. "Apakah saya ada dalam doamu, Fa?" Fatimah terdiam. Dia bimbang, apa yang harus ia jawab? Sampai akhirnya Alan kembali bersuara. "Jikalau iya, berarti doamu sangat kuat. Sebab semakin lama, perempuan yang saya suka semakin menjauh dari saya. Tapi jika itu bukan doamu, mungkin doa orang lain yang benar-benar ingin mendapatkannya." ★★★ Instagram: @Si_coklatsenja