Mobil yang berserakan memenuhi jalanan, hampir tak bisa dilewati kendaraan apa pun. Berbeda dengan truk yang dikemudikan oleh Harry, kendaraan itu menghancurkan apa pun yang menghalangi jalannya. Bahkan beberapa zombie di-injaknya hingga hancur. Bukan berarti perjalanan mereka mulus seperti jalan tol. Ada beberapa hewan mutan yang entah kenapa muncul kembali, walau tak sekuat Mutated Lizard, ada beberapa hewan yang merayap dan mengincar box di belakang. Lebih tepatnya isi dari box itu, ada kelompok Louis dan teman Harry yang lainnya. Namun dengan batuan 10K juga Viivi, mereka bisa selamat dan kembali melanjutkan perjalanan menuju bandara Zumbi dos Palmares Internasinal Airport.
Di samping Harry ada Louis yang siap dengan senjata besi juga senapan AK-47 di tangannya. Dengan raut serius dia menatap jalanan, bersiap siaga jika ada hewan mutasi.
Tak ada percakapan di antara keduanya, Harry merasa canggung dengan wajah serius teman barunya. Memilih diam dan fokus pada jalanan yang gelap dan bergantung pada lampu truk adalah langkah yang tepat.
Berpindah ke dalam box, di sana 10K, Viivi, Edwin, juga salah satu teman Harry yang belum diketahui namanya tengah melakukan penjagaan. Mereka berjaga secara estafet, dengan itu mereka tidak akan terperosot terlalu dalam.
Dan kini giliran teman Harry yang entah namanya siapa.
"Huft ... aku ... rindu pada mereka yang mendukung ku. Sejak tiga tahun yang lalu aku berada di panggung dengan sorak-sorai yang meriah dari para penggemarku. Dan sekarang? Mungkin sebagian atau seluruhnya telah terbunuh, hahah, apa yang ku harapkan dari semua kejadian ini? Berharap bahwa semuanya hanya mimpi dan aku akan segera terbangun lalu menuju panggung untuk konser? Hahaha, sialnya itu tidak akan terjadi."
Orang itu sepertinya seorang artis di kehidupan sebelum adanya zombie. Saat sedang dalam lamunan, saat itu juga Viivi terbangun dan mendapati orang itu tengah terduduk sambil menekuk kedua lututnya. Layaknya seorang tahanan yang ditahan tanpa alasan mendasar, seperti itu juga orang asing tersebut bersedih. Meratapi nasibnya yang tak pernah diduga.
Viivi menghampiri pria tersebut, sontak sang empu terlonjat kaget. "Ahaha, kau kaget ya ... maaf. Nama mu siapa? Aku Viivi." Ujarnya sambil menjulurkan tangan. Berharap uluran tangan tangan itu diterima lantas mengatakan jawaban dari pertanyaannya tadi.
"Ah, sepertinya aku terlalu berharap, kelihatannya dia orang yang dingin seperti seseorang."
Namun tak disangka uluran tangannya diterima oleh orang asing itu. Viivi mendongak ke arahnya dan mendapati orang itu membuka tudung kepala dan masker yang digunakannya.
Betapa terkejutnya ketika dia melihat wajah dengan iris mata biru safir, rambut coklat ke-emasan, dan garis wajah yang tak asing di matanya.
"Alan?" tanya Viivi memastikan.
"Ah, benar. Kenapa kau bisa tau nama ku? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Alan Walker? Yang sering disebut dengan DJ Walkzz?" Tanya-nya lagi dengan raut serius dan hati berdebar.
"Hahaha, benar. Biar ku tebak, kau seorang Walkers 'kan? Jika tidak, itu bohong, karena tak banyak yang mengetahui nama itu kecuali Walkers 0-7000 ke atas."
"AAAAA! KAU ALAN WALKER?! AKU PENGGEMAR MU. AKU SELALU MENGKHAWATIRKAN MU, APAKAH KAU BISA BERTAHAN, MAKANAN MU BAGAIMANA, KAU TINGGAL DENGAN SIAPA, DAN SEBAGAINYA. TIDAK KU SANGKA KAU ADA DI HADAPAN KU. OH YA LORD, TERIMAKASIH SUDAH MENGABULKAN PERMOHONAN KU SELAMA TUJUH TAHUN. AKU SANGAT-SANGAT SENANG."
Viivi berteriak histeris dan suara teriakan-nya membuat yang lain terbangun dari tidur. Dengan nada panik, mereka bertanya-tanya kenapa Viivi berteriak kencang seperti tadi. "Alan ... dia Alan Walker. ARGH! GAK SIA-SIA AKU BERDOA DI GEREJA DENGAN MEMPERTARUHKAN WAKTU BERMAIN GAME DAN MENGGANTINYA UNTUK MEMBANTU IBU DI TOKO. OH YA AMPUN!"
Alan PoV.
Anak ini sudah gila? Dia berteriak histeris seakan ada hal hebat di depannya. Padahal aku tak semenarik dulu dan lagi sudah lama aku tak tampil. Lagi pula sekarang aku mengubah penampilan ku, tudung hoodie yang menutupi kepala ku, dan kain yang ku gunakan untuk masker. Warnanya bukan lagi hitam, melainkan biru tua, apakah ada yang mengenali wajah dekil ku ini?
"Maaf tap--"
"Apa?! DIA DJ NOMOR SATU SE-ASIA ITU?!"
"Benar J! Dia DJ yang itu! Ohhh ya ampun!"
"Apa?! DJ ALAN WALKER ADA DI SINI?! PULPEN MANA PULPEN! KERTAS! AKU BUTUH KERTAS DAN PULPEN!"
Ahahah, apa orang-orang yang di sini adalah penggemar ku? Jika itu benar, aku mohon kami tidak akan terpisah sampai virus ini hilang. Suasana yang tadinya hening kini mulai ramai, bukannya tidak senang bertemu lagi dengan para penggemar ku, namun kekhawatiran ku pada suara mereka yang bisa mengundang para zombie dan hewan mutasi lah yang menjadi masalah.
Aku tak tau harus berkata apa dan sekeras bagaimana, setiap perkataan yang akan dilontarkan terus-menerus dipotong oleh gadis bernama Viivi tadi.
"Huft ... rasanya aku bertemu dengan penggemar yang menelantarkan biasnya."
Alan PoV. end.

KAMU SEDANG MEMBACA
'Z' Hunter [✔]
Aksiyon[Fantasy] 'Mereka' muncul setelah bom nuklir diledakkan, yang mengakibatkan makhluk hidup terkena radiasi. Seharusnya mereka mati dan tak pernah hidup lagi, tapi kenapa?! Kenapa mereka malah hidup kembali dan menjadi ganas?! Sebenarnya ... apa yang...