Part 03

21 6 0
                                    

Baca!

❁ཻུ۪۪⸙

Hari berganti hari, bulan berganti matahari. Kini sudah tengah hari, dan kelompok Louis baru tiba di Alagoas, di mana Edwin dan Liam berada. Mereka tidak tau akan menetap di mana, yang jelas bertahan hidup adalah satu-satunya tujuan mereka. Dengan tampilan yang berantakan, mereka singgah di sebuah supermarket yang tak jauh dari sana. Memarkirkan mobil satu-satunya yang mereka miliki tak jauh dari pintu masuk.

Louis, Viivi, dan J masuk ke dalam, sedangkan Hevan dan Woti bersiaga di dekat mobil. Kalau-kalau mobil mereka akan dicuri, kedua orang itu bisa berguna nantinya.

Saat di dalam, nampak kekacauan di mana-mana. Barang-barang yang tak sesuai tempatnya berserakan. Hampir semua barang berada di lantai, seperti ada sesuatu atau seseorang yang mengacaukannya. Dan ... jelas jawabannya di antara dua makhluk.

Darah yang menempel dan berceceran di setiap dinding dan lantai, ikut serta dalam kekacauan di dalam sana.

Dengan besi runcing di salah satu ujungnya, Louis memimpin di depan. Pegangan yang di-eratkan pada besi tersebut semakin kuat. Mengingat kejadian-kejadian munculnya beberapa zombie secara tiba-tiba, dan Woti yang hampir tergigit, cukup membuat Louis was-was.

Louis dan lainnya bergerak menuju tengah ruangan. Setiap langkah yang diambil, maka hawa dingin dan mencengkam menyelimuti mereka dengan erat. Walau dinding bagian depan tempat itu terbuat dari kaca tembus pandang, namun tetap saja pencahayaan di dalam nampak suram. Lampu yang berkedip beberapa kali lalu mati semakin membuat suasana layaknya film horor.

Louis memberikan isyarat untuk berpencar dan mencari bahan makanan yang masih layak dimakan. Viivi pergi ke bagian kiri, J bagian kanan, dan Louis sendiri menuju ke arah berlawanan tempat mereka masuk.

Mereka mengambil beberapa makanan dan snack. Tak lupa juga dengan beberapa air mineral, kenapa tidak dengan teh kotak atau sejenis soda? Karena dalam saat-saat seperti ini, magnesium; kalsium; natrium; dan selenium sangat lah penting bagi kesehatan tubuh. Apalagi di dalam kandungan air mineral memiliki beberapa manfaat yang bisa berguna.

Suara hati Author : O-oghey kenapa jadi ke pelajaran IPA'-'? Dahlah lanjut.

Kini J berada di rak penuh dengan roti, entah itu tawar atau selai. Dia memasuk-kan roti-roti tersebut ke dalam ransel yang sudah terisi dengan beberapa makanan ringan. Tak tanggung-tanggung, dia juga mengambil beberapa mi instan. Tentunya setelah memperhatikan tanggal kadaluwarsa dari makanan tersebut. Hingga pada akhirnya dia berhenti di rak yang telah rubuh, dan membuat barang-barang di sana terjatuh ke lantai. Namun bukan itu yang membuatnya terhenti, ada hal lain yang sedang dia perhatikan.

Ketika J melangkah mendekati tumpukan barang itu, rasanya terdengar suara detak jantung yang berdegup kencang. Layaknya sedang lari marathon, keringat terus bercucuran, kaki yang semakin lama semakin lemas dan rasanya jika ada sesuatu muncul dari balik tumpukan tersebut, dia tidak akan kuat untuk sekedar menghindar atau berlari.

Hawa dingin dan suasana dengan remang-remang cahaya mendukung ketegangan yang dialami J. Hampir dekat dan semakin mendekat, rak menimpa tumpukan barang itu ia dirikan. Kini nampak jelas bahwa tumpukan barang tersebut sedikit bergerak dan terlihat juga beberapa barang berlendir.

Saat tangannya akan bersentuhan salah satu barang itu, tiba-tiba saja Viivi sudah berada di sampingnya. Dengan kaget J menodongkan senjatanya di kepala Viivi. "Hey-hey!"

"A-a-a ... ah, kau membuat ku kaget." Ungkap J sambil mengembalikan senjatanya ke tempatnya.

"Ahh, kau mau membunuh ku, hah? Bisa-bisanya menodongkan senjata ke kepala teman mu sendiri," decak Viivi.

"Ya salah sendiri telah membuat ku kaget, kau kan tau jika aku akan refleks menghajar orang itu."

"Ya-ya terserah." Ujarnya lantas ia pergi meinggalkan J.

"Hei tunggu!" J mengejar Viivi dengan membawa ranselnya. Menghiraukan tumpuk-kan barang tadi, dia berjalan tanpa beban pikiran.

Mereka berlima menaiki mobil dan bergegas pergi setelah melihat beberapa zombie berjalan ke arah mereka.

Tanpa diketahui, tumpukan barang itu bergerak dan muncul sepasang mata yang mirip dengan mata siput. Namun tak bisa dipastikan bahwa itu adalah siput, karena muncul juga sebuah tangan berlendir dari balik tumpukan itu.

'Z' Hunter [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang