Viivi PoV.
"Dia masih belum bangun? Oh, ya ampun!" dengus ku kesal yang melihat ketua kelompok ku ini terbaring. Entah sedang pingsan atau tidur, yang jelas dia harus bangun dan melanjutkan perjalanan kami. Aku tak mau berurusan dengan tentara! Karena ... argh! Sudahlah!
Plak!
"Hei Viivi! Bagaimana bisa kau membangunkan orang yang sedang pingsan dengan menamparnya?! Kau sudah gila?!"
"Ck! Oh dia pingsan? Aku kira mati." Ujar ku dengan mengalihkan pandangan sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Ha? Memang benar, kau sudah gila sejak bayi. Lebih baik kau ambilkan air," pinta J. Tanpa menimpal aku melakukannya.
Saat aku mengambil air di dalam mobil kami, aku melihat dua orang yang salah satunya memakai baju tentara. Mereka duduk tak jauh dari tempat Louis dan lainnya, namun dalam keadaan yang ... mengkhawatirkan.
"Bukannya si tentara itu sudah cukup lama pingsan? Kenapa belum bangun?" Gumam ku sambil berjalan pelan untuk memberikan sebotol air pada J.
Setelah botol itu ada di tangannya, J langsung menyiramkannya pada wajah Louis yang nampak seperti orang mati. Tidak bergerak. Maupun bersuara sekecil semut, memang jika dia sudah menutup mata, kami tidak bisa membedakan antara mati dan hidup. Setidaknya mendengkurlah saat tidur ataupun pingsan. Huh!
Sementara J dan lainnya berusaha membangunkan Louis dengan berbagai cara, aku berjalan menuju kedua orang asing yang telah diselamatkan Louis tadi. Aku berjongkok di depan orang yang masih sadar dan bertanya kepadanya, "Kenapa pak tentara ini masih belum sadar?" tanyaku.
"Entahlah, tapi aku yakin dia masih hidup. Paru-parunya kembang-kempis."
Oh, okeh ... kembang-kempis ya.
Kenapa aku ingin tertawa ... pfft!
Maksudku penggunaan bahasanya sangat lah lucu! Hahahahah!
"Kau kenapa gemetaran begitu?"
Ups ... tanpa sadar aku menahan tawa, ah tapi itu tidak penting saat ini.
"Bukan apa-apa, em ... mungkin dia punya penyakit yang ... ah, apa ya."
" ... sepertinya tidak, mungkin dia pingsan karena terlalu lelah melakukan perjalanan enam hari tanpa istirahat," ujarnya dengan raut datar.
"Hm, baiklah kalau begitu. Kita tunggu sampai mereka sadar." Ujar ku lalu beranjak pergi dari sana. Meninggalkan kedua orang yang belum ku ketahui namanya. "Kita akan menunggu sampai kedua orang ini sadar, bagaiamana?"
"Apa? Ayolah Vi, kau tau kan jika kita harus terus bergerak? Kita bisa membaringkan Louis di jok tengah dan kau sebagai bantalannya."
Enak saja! Benar-benar menyebalkan! Hevan berbicara seakan dirinya yang ada di posisi ku! Heuh!
"Oke aku terima, tapi bagaimana dengan kedua orang di sana? Kita akan membiarkannya begitu saja? Setelah Louis selamatkan lalu kita menyia-nyiakan pengorbanannya, begitu? Kalau kalian punya pikiran dan ingin segera pergi, lebih baik cari mobil yang bisa menampung kita! Sekaligus membaringkan kedua orang ini!"
Semuanya nampak berpikir dengan ucapan ku tadi. Beberapa detik kemudian Woti menyahut, "Kalau begitu aku dan Hevan akan pergi mencari mobil, sedangkan kalian tetap lah di sini."
"Apa? Ak--"
"Okeh setuju!" timpal ku tanpa mendengarkan tolakan dari Hevan. Hahaha pasti dia kesal, memang itu lah tujuan ku. Kini aku bisa merasakan tatapan menusuk darinya sampai-sampai keringat ku bercucuran.

KAMU SEDANG MEMBACA
'Z' Hunter [✔]
Action[Fantasy] 'Mereka' muncul setelah bom nuklir diledakkan, yang mengakibatkan makhluk hidup terkena radiasi. Seharusnya mereka mati dan tak pernah hidup lagi, tapi kenapa?! Kenapa mereka malah hidup kembali dan menjadi ganas?! Sebenarnya ... apa yang...