A-7

6.3K 1.1K 41
                                    

Keadaan ini sangat lucu, Jeno membuat Doyoung tertawa sangat keras dan Mark yang tidak percaya dengan apa yang Jeno tanyakan pada Renjun. Mereka tinggal satu rumah saat ini tapi bahkan Jeno tidak tau siapa Omega yang tinggal bersamanya? Jeno itu memang polos atau bodoh sih? Membuat Mark malu saja.

"HAHAHAHAHA astaga Jenoku benar-benar lucu, kurasa ini perkataanmu yang paling lucu selama ini" ucap Doyoung yang berusaha keras menahan tawanya yang sedari tadi berbunyi tanpa henti

Yang ditertawakan menggaruk tengkuknya pelan dan terkekeh pelan guna menutupi rasa malu yang mendadak muncul gara-gara suara tawa Doyoung. Kalau saja hanya ada Jeno dan Renjun tidak mungkin Jeno akan semalu ini. Lagipula kenapa Renjun tidak mau memberi tau namanya sih, bukannya Jeno mau menyalahkan Renjun juga tapi kalau begini salah tidak salah sih kan Jeno juga sudah bertanya.

Setelah sesi yang lumayan memalukan tersebut Renjun langsung saja memberi tau namanya, tidak tega juga ia melihat Jeno yang ditertawakan oleh Doyoung sedemikian rupa. Lagipula Renjun juga tidak tau apa hubungan antara orang-orang baru ini dengan Jeno. Bisa dibilang semuanya menjadi aneh semenjak Jeno datang kehutan ini, walau Renjun enggan mengakui tapi hidupnya jadi lebih sedikit berwarna.

"Oke kurasa kita masih harus membicarakan sesuatu yang belum selesai, ayo ikut aku" ucap Mark yang tanpa aba-aba langsung menarik kerah belakang baju Jeno keluar rumah.

"Eh, tapi hyung...tapi...hyung lepaskan aku bisa jalan sendiri....hyungggggg...." teriakan protes Jeno yang semakin lama semakin memelan, entah kemana Mark menarik Jeno pergi.

Menyisakan Renjun yang berdiam canggung hanya berdua dengan Doyoung yang terus saja tersenyum padanya. Pergerakan Doyong yang menggenggam tangan Renjun secara tiba-tiba membuat Renjun terlonjak pelan, tidak tau mau merespon bagaimana.

"Kau tau Renjun, Jeno itu adalah Alpha yang baik, ya walaupun sedikit menyebalkan tapi aku tau kalau dia benar menyayangimu. Aku mengatakan ini karena karena aku mengenal dia sejak kecil, dulu dia itu Alpha yang sangat menggemaskan tapi semakin lama entah menguap kemana kata menggemaskan itu. Aku ingin menceritakan sedikit tentang Jeno, aku tau kau tidak tertarik aku bisa membaca isi pikiranmu tapi lebih baik kau dengarkan saja"

...
..
.

Doyong melompat diantara pepohonan mencari hewan manapun untuk menghilangkan rasa haus sekaligus lapar yang ia tahan sejak tiga hari lalu. Menajamkam pendengaran dan penglihatan gerakan sedikit apapun tidak dapat luput darinya.

'Sssskkkk'

'Bruk'

Gemerisik semak dan suara jatuh menjadi tujuan Doyong yang langsung bergerak dengan sangat cepat menuju asal suara. Bersiap akan menangkap apapun didepannya membuat Doyong hampir ceroboh dan melukai seorang anak laki-laki yang sedang duduk sendirian dibawah pohon sembari mengelus seekor kelinci hutan.

'Warewolf'

Insting Doyong semakin menajam saat menyadari kalau anak didepannya adalah warewolf. Tidak mungkin anak itu bisa ada dihutan sendirian tanpa ada satu warewolf dewasa yang juga ikut pergi kehutan. Doyoung tidak mau ikut campur masalah warewolf terlebih kalau itu Alpha, para Alpha itu sangat menyebalkan dengan tingkah sombong mereka membuat Doyoung muak.

"Hyung sedang apa? Sini duduk dengan Jeno, tapi kelincinya jangan dimakan ya kasihan soalnya dari tadi sudah menemani Jeno disini"

Doyoung menatap penuh selidik anak laki-laki yang memperkenalkan diri dengan nama Jeno itu. Biasanya umur berapapun mereka kalau berbeda jenis pasti akan langsung waspada tapi anak didepannya ini seakan tidak takut apapun.

"Hyung tidak mau duduk? Jeno tidak nakal kok tidak menggigit juga"

Melihat ketulusan yang Jeno tunjukkan maka Doyong melangkahkan kaki dan mendudukkan diri disamping Jeno yang masih sibuk mengelusi bulu kelinci.

"Kau tidak takut padaku?" Tanya Doyoung pada Jeno yang saat ini sudah mengalihkan pandangan pada Doyoung

"Tidak kok, ibu Jeno bilang kalau semua makhluk itu bisa berteman. Kalau hyung berniat jahat pasti tadi hyung tidak akan menahan diri untuk menyerang Jeno, dan tidak akan mau menerima ajakan Jeno duduk disini" jawab Jeno dengan senyum lucu yang terbit dibibir kecilnya tak lupa pula lengkungan indah dimatanya yang ikut tersenyum.

Untuk pertama kalinya dalam 200 tahun hidup Doyoung entah bisa dibilang hidup atau tidak ia merasakan perasaan hangat pada hatinya yang sudah lama mati. Bukan dalam artian hangat sebenarnya tapi perkataan polos dari Jeno dapat membuat Doyoung sangat tersentuh.

Doyoung dengan mudah dapat membuka diri dengan Jeno yang juga ikut serta menceritakan hari-harinya dan alasan kenapa ia bisa menunggu dihutan sendirian. Jeno sedang menunggu kakak sepupunya yang pergi mencari hewan buruan dan ia disuruh menunggu disini karena tidak mau Jeno terluka.

Sedang asik membahas cerita seru Doyong langsung saja diserang dengan seekor serigala besar marah yang menahan pergerakannya dengan menindihnya. Cakar besarnya menusuk lengan Doyoung dan menimbulkan luka yang menganga cukup besar.

"Jae hyung hentikan! Hyung itu tidak jahat Doy hyung cuma menemani Jeno tadi" teriak Jeno yang akhirnya mampu menarik Jaehyun untuk menjauh dari Doyoung dan langsung berubah kedalam wujud manusia yang langsung menyembunyikan Jeno dibelakang tubuhnya.

"Jangan coba untuk macam-macam dengan Jeno vampire, atau kau akan tau akibatnya" peringat Jaehyun pada Doyong yang sudah berdiri walau sedikit merisngis akibat diterjang seekor serigala besar.

"Kalau aku macam-macam sudah pasti adikmu itu tidak mungkin masih bernyawa bodoh. Kalian saudara tapi kenapa berbeda sekali, Jeno sangat menggemaskan dan kakaknya... sangat menyebalkan"

Pertemuan sederhana itu menjadi awal mula pertemuan selanjutnya dan membuat Doyoung menjadi sangat menyayangi Jeno walaupun disetiap pertemuan selalu saja ada Jaehyun yang mengikuti Jeno dengan alasan untuk menjaga, tapi lambat laun Doyoung yang memang memiliki kemampuan membaca pikiran bisa tau kalau Jaehyun sebenarnya tertarik padanya cuma Jaehyun tertutup gengsi yang tinggi.

Setelah 6 tahun Doyoung mengenal Jeno tidak sekalipun Doyong melihat Jeno kecilnya seperti ini. Untuk pertama kali Jeno sendiri yang mencari Doyoung ketengah hutan, pertama kali Doyoung melihat Jeno menangis dan dalam kondisi yang sangat lemah. Pikirannya kalut dan tidak tau harus apa, tapi Doyoung bisa tau penyebabnya tanpa harus menanyakan apapun penyebab Jeno jadi seperti ini, satu hal yang menjadi pukulan keras dalam hidup Jeno. Kematian dari orang yang selama ini Jeno ceritakan orang pertama dalam daftar urutan sebagai orang yang Jeno cintai, kematian ibunya.

...
..
.

"Entah ini bisa merubah pikiranmu atau tidak tapi satu hal yang ingin aku minta darimu Renjun, tolong tetap bersama Jeno. Ini bukan hanya sekedar permintaan tapi ini adalah keinginan seorang kakak yang tidak ingin adiknya terpuruk untuk kedua kalinya" 

Doyoung langsung saja pergi meninggalkan Renjun setelah memintanya untuk merenungkan apa perkataan Doyoung. Perasaan Renjun sekarang jadi campur aduk, tentu Renjun juga tau pasti bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kita cintai karena Renjun juga merasakannya. Jadi apakah Renjun menerima saja keinginan Jeno untuk menjadi sepasang mate dan mulai membuka diri?

Bersambung.....

Abu-Abu chapter 7 sudah update, maaf kalo part nya aneh dan mungkin alurnya terlalu lambat. Tapi akan aku usahain alurnya ga akan melenceng jauh kemana-mana. Oke.... kalau suka cerita ini jangan lupa votenya ya ^O^
Terimakasih.....



Abu-Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang