A-17

4.5K 792 123
                                    

Hutan tempat Renjun menenangkan diri tampak cukup sepi dan gelap. Suara ringikan pelan hewan malam juga burung-burung yang menjadi pertanda setidaknya Renjun tidak sendirian sekarang. Renjun cukup paham bahwa ia masih menjadi orang asing dalam pack ini jadi tidak baik untuk pergi terlalu jauh ditempat yang ia paham betul.

Menelungkupkan kepala pada lipatan kaki depan membuat bulu-bulu yang memenuhi seluruh tubuh serigalanya tertiup hembusan nafas yang ia hela sejak tadi. Tidak ada kegiatan berarti yang Renjun lakukan, ia hanya berlari lalu menemukan satu pohon besar yang menjadi tempatnya tengkurap tidak jelas.

Claire yang daritadi mengajaknya bicara juga sudah mulai lelah akibat Renjun yang mendiaminya, padahal ini pertama kalinya mereka melakukan shifting setelah Renjun tau cara berkomunikasi dengan serigalanya.

Gemerisik dedaunan juga bau semerbak khas hutan membuat Renjun merindukan rumahnya. Bertahun-tahun ia hidup disana tidak dipungkiri kalau sekarang rindu.

"Claire bagaimana menurutmu kalau kita tidak pernah bertemu Jeno?"

"Yaa, aku rasa bertemu Jeno itu keajaiban. Coba bayangkan kalau kita tidak bertemu Jeno saat itu mungkin kita akan jadi omega tua yang hanya hidup sendirian. Membayangkan saja aku tidak sanggup"

Renjun mengangguk setuju dengan jawaban Claire, menjadi sendirian untuk selamanya juga sangat menyeramkan. Bagus kalau Renjun bisa menemukan kemana orang tuanya menghilang, ataupun mereka sudah meninggal tentunya mereka tidak akan mau putra kecilnya ini hidup dengan menyedihkan.

Seketika Renjun teringat dengan alpha yang mengaku sebagai kakaknya tadi sore. Kalau Alpha itu berkata jujur berarti Renjun masih memiliki keluarga dan mungkin saja kakaknya itu tau kemana orangtua mereka. Maka dari itu besok siang Renjun berencana menemui orang yang bernama Lucas itu.

"Tapi bagaimana kalau yang dikatakan Lucas Lucas itu benar? Aku seorang Huang walaupun baba bukan Huang tapi darah Huang tetap mengalir ditubuhku"

"Renjun... kau percaya pada Jeno kan?"

"A-aku..."

"Kau harus percaya padanya, dia Alpha kita. Moon Godness tidak akan mengirim Jeno pada kita tanpa sebab. Aku tau kau sudah mulai menyukainya"

Untuk ukuran seekor serigala Claire termasuk sangat dewasa dalam berpikir. Renjun hampir tidak mempercayainya juga merasa sedikit bersalah karena pasti Claire sangat kesepian selama ini sebab Renjun baru bisa terhubung.

"Claire terimakasih, kau benar aku harus mempercayai Jeno"

Merasa baru saja mendapat pencerahan Renjun sudah yakin, kegundahan hatinya mulai hilang. Obat untuk permasalahan nya hanya satu percaya. Takdir sudah berjalan dengan benar tidak mungkin Moon Goodness mempertemukan mereka tanpa sebab, apapun yang orang lain bilang untuk saat ini Jeno adalah Alphanya, matenya dan untuk selanjutnya biarkan takdir menuntun sesuai alurnya.

...
..
.

Pagi-pagi sekali Haechan dan Jaemin sudah rusuh membangunkan Renjun yang bahkan baru tidur sekitar satu atau dua jam yang lalu. Dua Omega keluarga Lee itu bahkan tidak membiarkan Renjun menyentuh air untuk mencuci muka lebih dulu dan langsung menariknya keluar entah kemana, dan akhirnya berakhir disini atap rumah entah siapa.

Haechan bilang disini adalah tempat paling bagus untuk menjalankan misi rahasia. Omega Lee itu terus saja menatap satu titik dengan mata yang membara sebelum turun dan membiarkan Renjun berdua saja dengan Jaemin.

Dari atas atap Renjun bisa melihat dengan jelas walaupun tertutupi dahan-dahan pohon sehingga orang lain tidak akan menyadari adanya orang lain yang mengawasi. Renjun melihat Haechan yang berlari ketempat biasanya Mark, Minhyung, juga Jeno melatih para warewolf muda untuk berlajar.

Abu-Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang