A-18

4.2K 747 27
                                    

Kesana-kemari memutari area pack Renjun tidak tau sudah berapa kali dia melewati daerah yang sama, yang jelas ia sudah lewat batu besar di tengah pack puluhan kali mungkin. Renjun tidak mau bertemu Jeno sekarang rasa kesal akibat kejadian tadi menumpuk dihati daripada menjadi masalah Renjun ingin mendinginkan hatinya dulu.

Saat melewati pekarangan rumah Alpha pack Renjun bertemu dengan Lucas Alpha asing yang mengaku sebagai kakaknya itu sedang sibuk melatih otot-otot tubuh dipagi hari. Sebelumnya Renjun sudah bersiap akan menemui Lucas tapi melihat orangnya langsung didepan mata nyalinya jadi ciut seketika.

'Sapa tidak? Sapa tidak ya? Uh, sapa saja lah' batin Renjun dilema dengan tangan yang memegang erat pagar pembatas rumah Alpha pack

Berjalan pelan memasuki kawasan rumah Alpha pack Renjun berhenti tidak jauh dari posisi Lucas sekarang
"Em selamat pagi tuan Lucas"

Entah Lucas yang terlalu fokus melatih otot atau indra penciumannya sedang tidak berfungsi dengan baik ia terlonjak kaget mendengar sapaan Renjun yang tiba-tiba, padahal feromon Renjun sudah menguar cukup kuat karena kegelisahannya tadi.

"Selamat pagi, aku kakakmu Renjun jadi panggil aku gege saja ya" Jawab Lucas dengan senyum tulus yang terbit di bibirnya.

Tidak tau apa penyebab Renjun pagi-pagi sudah berkeliaran yang pasti Lucas senang adiknya itu mau menyapanya lebih dulu, bagusnya lagi tidak ada Alpha kemarin yang membuatnya kesal. Perlu diingat Lucas masih tidak suka dengan Jeno ia masih tidak terima Jeno sudah mengikat adik kecilnya sebagai mate.

"Ba-baik Lucas ge?" Jawaban Renjun yang terdengar seperti pertanyaan membuat Lucas terkekeh pelan dengan keimutan adiknya ini.

Tidak tahan dengan keimutan yang Renjun perlihatkan Lucas langsung mengacak rambut Renjun gemas padahal Renjun sudah menegang dengan mata yang berkedip cepat saat Lucas pertama kali meletakkan tangan dikepalanya.

"Apa kau sedang olahraga pagi juga? Tapi lain kali pastikan kau sudah mencuci muka ya" Tanya Lucas dengan tangan yang masih tidak mau lepas dari kepala Renjun

Sialan Haechan dan Jaemin salahkan mereka berdua. Jadi daritadi Renjun berjalan dengan muka bantal? Ihhhh Renjun malu tadi ia sempat berpapasan dengan anggota pack, pantas saja setiap ada pup yang lewat mereka tertawa kearah Renjun.

"aku hanya berjalan-jalan sekitar kawasan pack karena sebelumnya aku belum sempat melakukannya"

"Belum sempat? Kau juga baru kemari?" Lucas kira Renjun sudah lama tinggal disini hanya saja ia yang tidak dapat menemukannya karena status keluarga Huang yang langka.

"Mungkin sekitar hampir satu bulan yang lalu Jeno membawaku kemari, karena sebelumnya aku tinggal di hutan"

"Hanya kau yang kemari? Dimana mama dan baba? Apa mereka ikut bersamamu?"

Ekspresi wajah Renjun langsung mendung "aku tidak tau"

Melihat ekspresi Renjun tanpa dijelaskan pun Lucas tau kalau sesuatu sudah terjadi. Semua tragedi yang terjadi pada keluarga Huang mereka pasti melakukan hal yang sama pada orang tua nya.

Lucas mengajak Renjun berburu bersama untuk menghibur sekaligus ajang untuk lebih mengenal Renjun. Lucas hanya ingat wujud Renjun saat masih seorang bayi semua tersimpan apik di memori yang masih ia ingat sampai sekarang. Adiknya ini sekarang sudah menjadi omega dewasa hal yang wajar untuknya tidak tau apapun tentang Renjun.

Kalau saja dulu ia tidak sedang menginap dirumah paman nya mungkin ia bisa melihat tumbuh kembang Renjun sampai sekarang. Tidak, ini jelas lebih baik kalau dulu ia ada di pack tidak ada jaminan ia berhasil kabur bersama orangtua nya, mungkin saja ia berhasil dihabisi saat itu juga.

Abu-Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang