A-3

8.2K 1.3K 92
                                    

Dak!!

Dak!!

Dak!!

Suara nyaring dipagi hari mengganggu tidur Renjun yang masih asik bergelung didalam didalam selimut. Mencoba mengabaikan tapi suara yang nyaring tanpa henti mengusik membuat niatnya tidur lagi gagal. Menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya, Renjun duduk sebentar mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya sadar.

Melihat kondisi sekitar yang berbeda, Renjun ingat kalau kemarin ia membiarkan Jeno tinggal dan menempati kamarnya, sedangkan kamar yang Renjun tempati sekarang adalah kamar orang tuanya yaitu ruangan yang kemarin tidak boleh Jeno masuki.

Meregangkan badan untuk melemaskan otot-otot tubuhnya Renjun berjalan keluar kamar menuju asal suara bising yang mengganggu itu.

Membuka pintu depan Renjun disuguhkan pemandangan Jeno yang sedang memotong kayu dengan kapak yang entah didapat dari mana. Tidak tau tujuan Jeno membuat potongan kayu itu, karena selama ini Renjun biasanya hanya menggunakan ranting yang digunakan membuat kayu bakar untuk menghangatkan tubuh kalau soal makanan Renjun jarang mengolahnya biasanya ia akan langsung memakan mangsanya dalam bentuk serigala.

Cukup lama Renjun diam diposisinya mengamati kegiatan Jeno, Renjun akhirnya melangkah keluar rumah melewati Jeno yang masih sibuk dengan kayu-kayu miliknya.

"Kau mau kemana?" Jeno mencekal tangan Renjun yang berjalan menuju hutan

"Sungai" jawab Renjun datar

Mendengar sungai sebagai tujuan Renjun, Jeno langsung saja menolak dengan keras "Tidak, kau tidak boleh kesana, tidak tanpaku"

Renjun heran apa hak Jeno melarangnya, ia hanya ingin mandi sekaligus mencari makanan dihutan. Lagipula Renjun juga kapok karena kemarin hampir mati. Sebenarnya Renjun bersyukur saat Jeno datang dan menyelamatkannya tapi ia tidak mau mengakui fakta yang ada.

"Kalau kau ingin mandi aku sudah mengisi air didalam bak kamar mandi jadi kau tidak harus kesungai lagi, kalau kau ingin makan sebelum kau bangun aku sudah berburu rusa gunakan kayu ini untuk membakarnya"

Renjun hanya diam ditempat ia bingung harua merespon bagaimana, disatu sisi ini membingungkan sebab ia yang selama ini hidup sendiri tiba-tiba mendapat perhatian dari orang lain terlebih orang asing namun disisi lain ada perasaan aneh yang menggerogoti.

Bingung dengan perasaannya Renjun memutuskan kembali masuk kedalam rumah menuruti Jeno dan benar saja kamar mandi yang sebelumnya jarang ia isi air kini sudah penuh dengan air. Rasanya aneh saja ia yang biasanya mandi disungai sekarang mandi dikamar mandi seperti dulu saat orang tuanya masih ada.

Selesai urusan dikamar mandi Renjun menuju dapur dan menemukan satu daging rusa segar yang sudah Jeno potong jadi bukan berbentuk rusa utuh  lagi. Membawa daging itu keluar, Renjun mengahampiri Jeno yang sekarang menata kayu hasil potongan tadi.

Menyadari Renjun ada dibelakangnya Jeno langsung saja mengambil beberapa potong kayu untuk membakar daging rusa itu. Menyalakan api dengan sangat mudah Jeno membuat Renjun takjub sebab Renjun sampai saat ini saja masih kesusahan maka dari itu ia lebih memakan langsung.

Jeno menyerahkan kayu panjang yang ujungnya runcing untuk menusuk daging. Cukup lama Renjun diam dengan kegiatannya membakar daging dan Jeno yang menatap Renjun yang tanpa sadar memancarkan raut antusias membuat Jeno tersenyum bahagia.

Sadar kalau sedang ditatap Renjun langsung mengalihkan pandangan pada Jeno yang tanpa malu masih menatapnya membuat Renjun jadi kikuk sendiri.

"Kenapa nenatapku seperti itu?"

"Kau cantik, omega paling menarik yang pernah aku temui"

Omega paling cantik? Renjun sendiri tidak merasa ia cantik. Renjun rasa Jeno sedang terbawa kedaan karena hanya ia yang omega disini tidak mungkin Jeno yang alpha menyubut diri sendiri cantik.

"Gila, ditempat lain ada banyak omega cantik jangan buang waktumu untuk menatap omega biasa ini tuan alpha. Kau bisa kembali ketempat asalmu"

Jeno menggelengkan kepala tanda tidak setuju dengan ucapan Renjun, bagaimana omega semenarik Renjun menyebut dirinya biasa? Jeno rasa Renjun terlalu merendah diri.

"Ditempat asalku tidak ada yang bisa menarikku mengklaim mereka hanya dengan satu tarikan feromon, lagipula aku tidak mau kembali kalau itu artinya harus tinggal berdua saja denganmu tidak masalah"

Sebenarnya Renjun penasaran dengan asal-usul Jeno tapi latar mereka yang orang baru kenal akan terasa tidak sopan kalau Renjun menanyakan hal itu terlebih melihat ekspresi Jeno yang sepertinya enggan untuk mengatakan.

Berdehem pelan Renjun mengubah arah pembicaraan yang mulai berubah menjadi canggung sesaat

"Kapan kau melakukan semua ini?" Tanya Renjun sembari menunjuk daging, kayu dan juga rumah

"Pagi tadi, awalnya aku hanya berburu dan mengambil air tapi saat melihat ada kapak tergeletak disamping rumahmu jadi aku gunakan untuk memotong kayu"

"Kau bisa berburu? Dengan wujud manusia?" Lagi-lagi Renjun dibuat 'wah' sejak dulu Renjun ingin bisa berburu tapi kemampuannya tidak memadai

Jeno terkekeh melihat Renjun yang benar-benar sangat tertarik. Entah kenapa omega satu ini memang bisa menarik semua perhatiannya. Ia bahkan rela mengisi bak air sampai penuh asalkan Renjun tidak pergi kesungai lagi.

"Kalau ingin belajar berburu aku bisa mengajarimu" tawar Jeno saat melihat Renjun sangat bersemangat mendengar kata berburu

Bukannya mendapat jawaban antusias seperti yang Jeno bayangkan, Renjun malah menundukkan kepala dengan gelengan pelan. Suasana yang tadinya mulai cerah kembali mendung lagi. Jeno sadar sepertinya ada yang salah dengan kata-katanya tapi apa?

...
..
.

Renjun berjalan ditengah hutan dalam wujud serigalanya. Setelah makan tadi ia bilang pada Jeno kalau akan kehutan namun ditolak dengan berbagai macam alasan. Tapi Renjun terus saja mendebat bahwa ia harus dan hanya akan sekedar jalan-jalan tidak mendekati sungai sampai akhirnya Jeno menyerah dan membiarkan ia pergi.

Cukup lama Renjun hanya berkeliaran didalam hutan sendirian walau kenyataannya sejak tadi ia bisa mencium bau feromon Jeno yang terus mengikuti dibelakang. Hanya Renjun biarkan ia hanya ingin menikmati waktunya sembari mencari tanda apapun yang bisa digunakan untuk mencari tau dimana orang tuanya berada.

Menghentikan langkah Renjun langsung berbalik badan dan menemukan Jeno yang sedang gelagapan karena terlambat bersembunyi. Karena sudah ketahuan Jeno akhirnya memunculkan diri dengan kedua telingan yang tertekuk lucu untuk serigala seukuran Jeno.

"Aku minta maaf, bukan maksudku mengikutimu aku hanya khawatir" kata Jeno melalui telepati

"Terserahlah lagipula itu kakimu, ayo ikut aku!"

Jeno belum mengatakan apapun tapi Renjun sudah berlari menjauh kearah selatan hutan. Memutuskan mengikuti, Jeno mencoba memperlambat larinya sebab omega tidak akan bisa berlari secepat alpha. Dibelakang Renjun, Jeno dapat melihat bagaimana lincahnya tubuh serigala Renjun yang melompat kesana-kemari menghindari akar-akar besar yang menghalangi jalan, sangat menawan.

Sampai ditempat tujuan Jeno dapat melihat tebing yang dibawahnya terdapat lahan yang ditanami oleh bunga dandelion yang sangat cantik.

Jeno langsung duduk disamping Renjun yang sudah lebih dulu mendudukkan diri diatas tebing. Jeno tidak mengerti apa tujuan Renjun membawanya kemari tapi yang jelas tempat ini sangat indah.

"Aku ingin mengatakan satu hal padamu setelah itu terserah kau ingin tetap tinggal atau tidak"

"Tentang apa?"

"Orang tuaku"






Bersambung....


Abu-abu chapter 3 sudah update kalau suka jangan lupa tinggalkan votenya....
Terimakasih juga untuk semua yang sudah menbaca cerita ini ^^






Abu-Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang