A-9

5.7K 1.1K 170
                                    

Suara daun kering yang remuk terinjak menjadi latar perjalanan Jeno dan Renjun menuju pack dimana Jeno tinggal. Dua serigala tampak berlari cepat namun tidak terburu-buru menyusuri luasnya hutan tempat tinggal Renjun selama ini. Renjun sendiri bahkan tidak menyangka kalau hutan ini sangat luas bahkan sehari berlari dalam bentuk serigala tidak cukup untuk sampai ketepi hutan.

Serigala abu-abu yang sejak tadi memimpin melambatkan langkah saat dirasa serigala putih dibelakangnya mulai menunjukkan tanda kelelahan. Mengendusi tanah dan mencari tempat yang sekiranya dapat digunakan untuk tempat beristirahat lagipula sudah lama mereka berlari sebagai seorang Alpha Jeno mungkin masih sanggup tapi Renjun sebagai Omega tentu butuh istirahat.

Jeno merubah wujudnya menjadi manusia diikuti Renjun yang langsung menyadarkan badan disebuah pohon besar yang menjadi tempat beristirahat. Melakukan perjalanan dalam wujud serigala memang akan menghemat waktu tapi energi yang digunakan tentu juga besar.

"Apakah packmu itu memang sejauh itu?"

"Ya bisa dibilang ini masih seperdelapan jarak yang kita tempuh" Jawab Jeno setelah mencoba mengira berapa jarak pack nya kerumah Renjun

'Huh' Renjun menghela nafas ternyata Jeno memang niat untuk kabur dari rumah dulu ia kira itu tidak serius. Merogoh makanan dari kantung kain yang sejak tadi ia gigit sewaktu dalam bentuk serigala Renjun mengambil dua buah jeruk yang ia bawa untuk bekal perjalanan. Memberikan salah satunya pada Jeno yang malah memberikan tatapan aneh padanya.

"Kenapa?" Tanya Renjun heran apakah ada yang aneh padanya

"Tidak" jawab Jeno yang memilih abai setelah mengambil jeruk dari tangan Renjun

Sebenarnya ada satu hal mengganjal yang sejak tadi mengganggu Jeno yaitu bau feromon Renjun yang lebih pekat sejak tadi pagi, bau vanila dan citrus yang menguar cukup kuat tapi tidak sampai mengganggu indra penciuman. Hal yang aneh adalah setau Jeno bau feromon Renjun itu hanya vanila yang manis tapi sejak kemarin bau samar citrus mulai ikut menguar, awalnya Jeno kita kemarin karena Renjun yang memakan jeruk tapi sekarang itu sudah seperti bau feromon asli.

"Renjun apakah heat mu sudah dekat?" Tanya Jeno saat menyadari kalau feromon Omega akan semakin pekat saat mendekati heat

"Untuk apa kau bertanya tentang heatku?" Renjun menatap sangsi Alpha disampingnya ini, bertanya mengenai heat seorang Omega itu sedikit sensitif.

"Bau feromonmu sedikit lebih kuat sejak kemarin, makanya aku bertanya"

"Aku belum pernah heat, jadi aku tidak tau"

Jujur Renjun yang memang belum pernah mengalami heat sampai usia 20 tahun yang pastinya sangat terlambat. Seorang Omega umumnya akan mendapat heat pada usia 16 tahun, Renjun tau kalau ada yang namanya late bloom cuma saja paling itu sampai usia 19 tahun tapi ini usianya bahkan sudah hampir 21 tahun tapi tidak ada tanda-tanda akan datangnya heat jadi Renjun sempat berpikir kalau ia mungkin tidak akan pernah heat dan tidak bisa memiliki anak nantinya.

Melihat ekspresi murung Renjun saat ini membuat Jeno yang tadinya ingin bertanya lagi menjadi bungkam. Jeno tau kalau ini adalah kesalahannya yang mengungkit masalah heat lebih dulu.

...
..
.

Duduk didekat api yang tadi sempat dibuat Jeno ternyata belum cukup menghalau rasa dinginnya malam. Renjun berulang kali meniupkan nafas panas pada permukaan tangan berharap dapat tersalur pada tubuhnya yang mulai menggigil. Jeno sejak tadi belum kembali dari pergi entah kemana dan meninggalkan Renjun sendirian tanpa berani kemanapun karena hutan saat malam menurut Renjun sangat menyeramkan.

Renjun mulai menambahkan ranting pohon kering yang sempat mereka kumpulkan tadi saat melihat api yang perlahan mulai mengecil. Inginnya Renjun merubah tubuh kedalam bentuk serigala untuk menghangatkan tubuh tapi energinya tidak cukup jika harus melakukan shifting.

Menolehkan kepala kesekeliling Renjun berharap cepat kembali karena serius Renjun mulai merasa takut alih-alih. Menyembunyikan kepala pada lipatan lulut Renjun dikagetkan dengan sensasi hangat yang langsung melingkupinya beserta sepasang tangan yang memeluknya erat.

"Kenapa tidak minta serigalamu untuk menghangatkan tubuh?" Kata Jeno masih setia memeluk Renjun dari belakang, toh Renjun juga diam saja tidak memberontak.

"Coba bicara pada serigalamu untuk membagi panas tubuhnya sehingga kau tidak kedinginan lagi" kata Jeno lagi saat melihat Renjun diam saja kebingung dengan kata-katanya tadi

"Memang bisa bicara pada serigala kita?" Tanya Renjun polos, karena Renjun memang tidak pernah tau kalau ternyata ia bisa bicara dengan jiwa lain didalam tubuhnya, karena Renjun kira mereka menjadi warewolf itu karena bisa berubah menjadi serigala saja.

"Tentu saja bisa mereka bicara melalui pikiranmu"

Memang benar kalau Renjun itu suatu teka-teki untuk Jeno, seorang Omega dengan banyaknya pernyataan yang melekat pada dirinya. Padahal seharusnya saat seorang warewolf melakukan shifting pertamanya mereka bisa langsung bicara dengan jiwa serigala didalam tubuhnya tapi Renjun memang suatu kelangkaan yang mampu membuat Jeno benar-benar jatuh padanya.

"Kalau begitu ajari aku bagaimana caranya, suhu saat ini benar-benar dingin membuatku sampai menggigil"

"Nanti saja saat kita sudah sampai pack, sekarang biar aku yang memelukmu untuk mengusir suhu dingin" setelah mengatakan itu Jeno langsung memeluk Renjun lebih erat padahal ia sudah melihat wajah Renjun yang sudah memerah sampai telinga. Selagi ada kesempatan bukankah lebih baik Jeno manfaatkan dengan baik?

...
..
.

Sudah dua hari perjalan akhirnya gerbang masuk packnya terlihat setelah sebelumnya Jeno dan Renjun bertemu dengan Mark yang memang menunggu ditepi hutan sesuai perkataannya. Mark berjalan paling depan dengan sebelumnya meminta seorang warewolf muda yang mendapat  bagian menjaga gerbang untuk menyampaikan pada Alpha pack kalau ia berhasil membawa Jeno pulang.

"MANA LEE JENO ITU HAH?! BERANI PULANG JUGA AKHIRNYA DIA!!" Seorang Omega dengan kulit tan manis datang menyingkirkan pada warewolf muda yang mengelilingi Mark, Jeno dan Renjun.

"INI DIA AKHIRNYA YA! KAU PIKIR UMURMU ITU BERAPA HAH ADA MASALAH LANGSUNG KABUR, MENINGGALKAN KELUARGANYA KEBINGUNGAN"

Pukulan bertubi-tubi dipunggung Jeno terima saat Omega didepannya ini terus saja mengomel dengan tangan yang juga tidak bisa diam. Tidak sakit sebenarnya cuma rasanya saat ini sangat mengesalkan, Jeno baru saja pulang bukannya pelukan hangat yang diterima malah pukulan. Melalui ekor matanya Jeno menatap Mark sengit sedangkan Mark yang menjadi objek membuang muka seolah-olah tidak melihat apapun. Apanya yang Haechan menangis seharian merasa bersalah dan sebagainya, ternyata itu cuma akal bulus Mark saja untuk membuat Jeno pulang, seharusnya Jeno lebih percaya pada dirinya sendiri kalau Haechan tidak mungkin berlaku seperti yang Mark katakan.

"Haechan cukup ya, kasihan  Jeno" Mark menarik Haechan agar menjauh

"Tapi dia menyebalkan hyung! Dan lagi siapa Omega yang kau bawa pulang ini? Kau kabur membawa anak orang? Iyakan?!" Haechan masih ingin memukul Jeno sekarang tapi harus tertahan oleh Mark yang masih memegangi

Jeno sungguh tidak tau lagi dengan adik kembarnya ini, kenapa suka sekali berteriak padahal bertanya baik-baik kan bisa. "Ini Renjun calon mateku dan lagi aku tidak kabur membawa anak orang buang dulu pikiran sempitmu itu"

"Aku Renjun" kata Renjun sembari mendekat dan memberikan senyum tulus pada Haechan yang masih menatap nyalang

"Oh ternyata setelah dilihat dari dekat tidak hanya kecil kau pendek juga ya"

Hilang sudah senyum tulus yang Renjun lampirkan tadi keinginan beramah-tamah menjadi keinginan untuk menjambak rambut Haechan saat ini juga





Bersambung....


Abu-Abu chapter 9 sudah update...
Terimakasih untuk semua yang masih membaca cerita ini. Kalau suka jangan lupa tinggalkan votenya ya ^^






Abu-Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang