A-13

5.7K 1K 110
                                    

Semilir angin kencang menggerakkan helaian rambut seorang Alpha yang sedang menikmati waktunya sendiri. Perasaan risau menggeluti hati dengan kantung mata yang kian menggelap menandakan ia yang jarang sekali tidur.

"Alpha, mau berapa lama kau akan disini?" Tanya seorang Omega manis yang sudah sejak 4 jam lalu memperhatikan Alpha nya yang tidak ingin beranjak dari kejauhan

"Tempat ini dapat membuatku tenang, aku dapat melupakan sejenak memori buruk masa lalu yang bahkan tidak aku lihat secara langsung" jawab sang Alpha tanpa menatap lawan bicaranya

"Tapi Alpha, ada informasi penting yang harus aku sampaikan"

Tidak ada balasan apapun, membuat sang Omega menyimpulkan sendiri bahwa Alpha nya akan memdengarkan apapun yang ia sampaikan

"Huang Renjun dia masih hidup" singkat tapi membawa perubahan ekspresi pada wajah sang Alpha

"Apa benar Renjun masih hidup? Kau yakin?!" Binar bahagia terpancar dari kedua mata sang Alpha membuat Omega yang melihatnya tertegun sesaat sebab ini adalah kedua kalinya ia melihat Alpha nya menampilkan ekspresi seperti ini setelah bertahun-tahun.

"Aku yakin, dia ada di redmoon pack sekarang"

Sang Alpha tersenyum sangat lebar dan bergegas lari pulang "Renjun tunggu akan datang!" bahkan teriakan nya masih terdengar jelas walaupun sudah cukup jauh.

Omega yang menyaksikan tingkah lalu sang Alpha hanya tertawa lembut sebab ini pertama kali Alpha nya seantusias itu "ternyata Renjun sangat besar pengaruhnya untukmu ya, Lucas"

...
..
.

Cahaya matahari yang nampak malu-malu menembus celah-celah sempit jendela. Renjun yang bangun pertama kali kesulitan menggerakan badan seperti ada yang mengunci tubuhnya. Badannya juga terasa sakit semua seperti ia baru saja diremukkan, tapi oleh apa?

Mengubah posisi menjadi terlentang pipi kanan Renjun langsung bertubrukan dengan hidung bangir milik Jeno. Eh tunggu Jeno?

Seketika pikiran Renjun berkelana jauh selama 5 hari kebelakang, dimana ia yang merasa tubuhnya sangat panas dengan bagian bawah yang terus mengeluarkan cairan membuat Renjun tidak sanggup menyannga tubuhnya hingga akhirnya ambruk. Renjun bahkan sempat mendengar Kun yang berteriak selebihnya ia tidak tau lagi apa yang terjadi sampai saat ia sadar sudah ada Jeno disisinya.

Mengingat hal ini membuat Renjun sangat malu, ingatannya memang tidak utuh tapi ia tau apa yang sudah terjadi dengan mereka selama beberapa hari ini. Mating. Yang dilakukan dirumah orang lain lagi, bagaimana Renjun menunjukkan muka nanti??? Renjun ingin menangis saja.

Tangisan Renjun mampu membuat Jeno yang sebelumnya masih terlelap jadi terbangun sepenuhnya. Karena mereka sudah mating jadi ada ikatan tak kasat mata yang membuat Jeno mampu merasakan bahwa Renjun sedang tidak baik-baik saja.

"Hey kenapa menangis?"

Mendengar suara serak Jeno, Renjun langsung memeluk Jeno dengan erat yang tentu saja dibalas oleh Jeno. Mereka mungkin tau perasaan masing-masing tapi tetap saja tidak tau penyebabnya.

"Aku malu"

Syukurlah Renjun hanya malu, tadinya Jeno sempat berpikir kalau Renjun menyesal sudah mating dengannya. Walaupun Renjun sudah mengizinkan tapi tetap saja saat mereka melakukannya Renjun dalam keadaan dikuasai oleh Omega dalam dirinya.

"Kenapa malu?"

"Tentu saja malu, kita mating dirumah orang, jangan pura-pura bodoh. Bagaimana nanti aku menampakkan muka didepan Kun Ge hah?"

Lihatlah Renjun sekarang, bicara dengan bersungut-sungut tapi masih ada lelehan air mata juga wajahnya yang memerah, membuat Jeno gemas ingin memakannya.

Abu-Abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang