(16)

1.5K 171 31
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak vote & komen kalian ya gaesss 😉


"Terus terus, kenapa kamu yang jadi MC pas 17an?" tanya Karin antusias dengan semakin merapatkan tubuhnya ke punggung Aji.

Saking asyiknya berbincang, gadis itu sampai tanpa sadar terbawa suasana menunjukkan gesture tubuh seperti pasangan kekasih saat keduanya tengah terlibat obrolan di atas sepeda motor sepanjang perjalanan pulang.

"Katanya kalau MC-nya ganteng yang nonton pada betah, ga buru-buru pulang gitu," jawab Aji santai sambil sedikit menoleh kebelakang. Nampaknya pemuda itu juga sudah mulai terbiasa dengan cara Karin membonceng dirinya, meskipun tadi fokusnya dalam berkendara sempat terganggu sejenak saat si gadis secara tiba-tiba mengeratkan kaitan tangan yang ada di perut ramping miliknya untuk mempersempit jarak diantara mereka.

"Emang yang ganteng kamu doang disana?"

"Iya lah," jawabnya dengan nada kepedean yang belum pernah Karin dengar sebelumnya.

"Masaaa? kata siapa?" balas Karin sambil meledek.

"Pak RT."

"Jiahhhh," desis Karin.

Tak ayal mereka berdua malah tertawa bersama.

"Btw, rumah kamu jauh ga dari tempatnya mba Yuni?"

"Lumayan. Tadi dari perempatan lampu merah yang kedua, ambil kiri ya kira-kira masih 10 km-an. Kenapa?"

"Hmm gapapa. Harusnya tadi mampir dulu ga sih ke rumahmu? apalagi udah sampai sini juga!" jawab Karin.

"Kalo mampir ntar kamu kesorean sampe rumahnya. Kapan-kapan aja ya!" ucap Aji yang membuat wajah Karin berubah sumringah.

"Beneran ya?" tuntut gadis itu dan dibalas anggukan kepala oleh Aji.

"Emangnya di rumah ada siapa aja?" tanya Karin makin mencondongkan kepalanya.

"Cuma sama ortu aja. Abang gue dah setahun belum balik, kerja di kapal tanker asing," jawab Aji.

Karin ber "oh"

"Jadi kakakmu pelaut?"

Aji mengangguk, "Sekarang masih di Panama, kayaknya sih akhir tahun baru balik, itu juga paling cuma berapa bulan doang di rumah, ga lama langsung berangkat lagi."

"Wah, enak dong sering dapat oleh-oleh dari luar negeri?"

Aji mendengus. "Apaan, abang gue mah pelit orangnya," jawabnya enteng seolah tak masalah mengatakan hal buruk tentang keluarganya kepada orang lain.

Karin membulatkan mulutnya. "Kok sama sih, abang gue juga pelit lit lit lit pake banget pokoknya," ujarnya semangat menistakan kakaknya sendiri.

Aji malah tersenyum kecil mendengarnya. Sayang sekali dia tidak bisa melihat ekspresi gadis itu saat mengucapkannya tadi, pasti ngegemesin banget - batin Aji.

"Emang kamu berapa bersaudara Rin?" tanya Aji.

"Cuma berdua, aku sama abangku aja."

"Oh. Brarti kamu ga punya sodara kembar ya?"

Karin mengernyitkan dahi karena merasa bingung dengan pertanyaan aneh yang dilontarkan oleh Aji.

"Kembar? ya ga lah. Emang kenapa sih?"

Aji lalu menggeleng. "Gapapa. Eh, ini beloknya kemana nih?" tanyanya sekalian untuk mengalihkan pembicaraan.

Karin pun menatap kearah jalan setelah mendengar pertanyaan dari Aji, dia tak menyangka kalau ternyata mereka sudah hampir sampai ke rumahnya. "Belok kanan. Terus nanti lurus aja sampe ketemu gerbang Alamanda Regency ya," ucapnya.

Cinta Bersemi di Demonstrasi [JINRENE] (TAMAT√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang