(14)

1.3K 167 57
                                    

"Gimana Git, masih belum nyala?" tanya Karin kepada Gita yang terus mencoba memencet electric starter sepeda motor matic-nya yang mogok.

Gita menggeleng.

"Rin, bantu tarik ya. Mau gue engkol manual aja, sapa tau nyala," pinta Gita kepada Karin untuk membantu dirinya menarik pegangan besi di jok belakang, supaya motornya bisa berdiri sejajar dengan menggunakan standar tengah.

1..2..3 tarik!

Fiuh...

Karin menyeka keringatnya, akhirnya mereka berdua berhasil memposisikan sepeda motor matic merk Vario ber-body lebar itu agar berdiri sejajar pada percobaan ketiga. Setelah itu, barulah Gita mencoba menyalakan kembali mesin motornya dengan cara menekan tuas starter dengan kakinya beberapa kali.

Huft.. huft.. huft

Terdengar suara terengah-engah milik Gita saat gadis tersebut berhenti sejenak untuk menarik napas karena kelelahan setelah gagal menghidupkan mesin motornya.

"Istirahat dulu Git!" perintah Karin sambil menyodorkan tisu kepada Gita.

Gita pun menerima tisu dari tangan Karin lalu dengan cepat mengelap peluh keringat yang membasahi wajah dan lehernya.

"Emang motor lo kenapa sih?" tanya Karin.

Gita mengangkat bahunya. Gadis bermata sipit itu juga tidak paham kenapa motornya tiba-tiba mogok.

"Bensinnya?"

"Udah gue isi full tadi pagi," jawab Gita.

"Terus gimana dong? mana ga ada bengkel deket-deket sini lagi," komentar Karin sambil menghela napas sembari melihat sekitarnya.

Saat ini keduanya sedang berada di daerah Lebak Bulus melakukan survei lokasi ke sebuah UMKM yang akan menjadi target penelitian mereka untuk tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Sebenarnya tadi Karin sudah menyarankan agar pergi kesana naik mobilnya saja, tapi Gita menolak karena katanya tempat UMKM yang akan mereka tuju itu berada di kawasan padat penduduk dan masuk ke gang-gang kecil sehingga susah untuk dilewati mobil. Jadi, mereka pun memutuskan untuk menggunakan motor saja menuju ke tempat tersebut.

"Bentar, gue telepon Jimy dulu," kata Gita.

Karin menatap Gita heran. "Emang Jimy bisa benerin motor?"

"Ya ga sih. Gue mau tanya aja sapa tau dia punya temen apa kenalan bengkel deket-deket sini," ujar Gita sembari mengambil ponsel dari dalam tasnya.

Karin manggut-manggut.

"Gue tunggu disitu ya," kata Karin sambil menunjuk toko kelontong yang sedang tutup, tempat mereka berhenti untuk memarkirkan motor sekaligus berteduh.

Gita hanya mengangguk dan mulai menelpon seseorang, sedangkan Karin memilih untuk duduk di teras toko tersebut sambil mengipasi dirinya yang kepanasan menggunakan buku tugas, karena sekarang masih pukul 2 siang.

Brum.. Brum.. Brum

Tak berselang lama, terdengar suara gas motor yang cukup memekakkan telinga menuju kearah tempat Karin duduk.

Karin yang memang sedang badmood, semakin bertambah kesal dengan suara bising yang dikeluarkan dari motor tersebut.

Itu motor apa rongsokan sih? berisik banget sumpah!

Gerutu Karin dalam hati melihat pengendara motor tersebut berhenti didekatnya namun dengan mesin yang masih menyala.

"Kok kaya ngeliatin ke gue ya? " Karin bergumam sendiri.

Cinta Bersemi di Demonstrasi [JINRENE] (TAMAT√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang