drrttt...drrttt...drrttt
"Dek, hapenya getar terus tuh kayaknya," ucap ibu petugas medis kepada Karin saat akan membantu mencopot selang oksigen dari wajahnya.
Pantas saja Karin sampai tidak menyadari kalau ponselnya terus saja berdering. Tadi setelah selesai quiz dia lupa mengembalikan lagi setelan ponselnya dari mode getar ke normal.
"Ah, iya bu."
Saat ibu tersebut akan beranjak pergi, Karin mencoba menahannya untuk meminta tolong, "Maaf bu, bisa minta tolong carikan hape saya? nanti diangkat saja gapapa kok bu. Mata saya masih buram soalnya."
"Oh, ya udah sini ibu bantu," jawab si ibu.
Karin lalu menyodorkan tasnya kepada si ibu yang kemudian dengan cepat menemukan ponsel tersebut dan menerima panggilan yang masuk.
Halooo, Rin lo dimana??
Maaf saya bukan yang punya hape ini.
Loh, ini hape Karin kan?
Iya, ini temen adek sedang mendapat perawatan medis.
Hah? temen saya kenapa bu?
Temen adek kena gas air mata sama luka kena lemparan batu.
Astaghfirullah, temen saya gapapa kan bu?
Sudah mendingan kok.
Maaf ibu posisinya dimana? biar saya jemput teman saya kesana sekarang.
Ini ada di ambulance medis deket pintu masuk TVRI.
Baik bu, saya segera kesana. Titip teman saya ya bu.
Iya dek, ga usah khawatir.
Setelah sambungan telepon terputus, si ibu kemudian memasukkan kembali ponsel itu kedalam tas dan mengembalikannya ke Karin sembari berkata, "tadi telepon dari temen adek namanya Gita, katanya sekarang lagi otw kesini."
Karin menerima kembali tasnya sambil mengucapkan terimakasih kepada si ibu.
-15 menit kemudian-
"Karinnnnn," teriak seorang cewek tak jauh dari tempat Karin duduk.
Karin mengerjapkan matanya, mencoba fokus ke asal suara. Alhamdulillah sekarang matanya sudah terasa membaik dan penglihatannya juga sudah berangsur normal.
"Gita," gumamnya.
Tak berselang lama, gadis yang bernama Gita itu terlihat berlari lalu menghamburkan dirinya kearah Karin untuk memeluk dengan erat sahabatnya itu sembari diiringi sesengukan tangis.
"Rin, lo gapapa kan? lo baik baik aja kan? gue cariin lo dari tadi, gue cemas banget tau ga?!" berondong Gita dengan berbagai pertanyaan setelah melepaskan pelukannya dari Karin sembari tangannya sibuk menyeka air matanya yang bercucuran.
Karin tersenyum melihat sahabatnya itu kalau sedang menangis, mukanya jadi terlihat sangat mengemaskan. Matanya yang sudah sipit dari lahir, bahkan sekarang nyaris hanya tinggal segaris.
"Kok lo malah senyum-senyum sih?" protes Gita menatap Karin.
"Tau ga? dari tadi gue tuh sama sekali ga bisa ngeliat loh! eh, sekarang pas pertama kali gue bisa liat jelas lagi, malah muka lo yang nongol. Mata lo tuh lucu banget, ga ketawa ga nangis pasti cuma tinggal segaris doang," kekeh Karin yang malah mendapat tabokan mesra di lengannya dari Gita, "Rese lo."
"Thanks loh Rin, gara-gara lo gue juga akhirnya bisa liat gimana tampangnya Gita kalau mewek. Bisa imut juga ternyata, biasanya kan garang," sahut seorang cowok yang muncul dari belakang Gita sambil diselingi kekehan kecil saat mengucapkan hal tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Demonstrasi [JINRENE] (TAMAT√)
Cerita PendekKarin cuma bisa diam terpaku dalam dekapan pemuda yang sudah menolongnya kala ada kerusuhan demonstrasi mahasiswa saat itu. Hanya aroma tubuh dan suara pemuda berjas almamater kuning itulah yang selalu terngiang-ngiang dalam benaknya saat mereka ak...