(11)

1.4K 155 57
                                    

Sesampainya di rumah, Karin langsung meluncur menuju kamarnya untuk berganti pakaian serta membersihkan sisa make up yang masih menempel di wajahnya terlebih dulu, baru setelah itu dia melaksanakan sholat ashar. Niat awalnya setelah pulang dari mall itu pengennya sih rebahan santai di tempat tidur sambil membaca buku komik yang baru dibelinya tadi, namun ternyata semuanya mendadak buyar tatkala matanya tanpa hampir berkedip menatap sangat intens kearah layar ponsel.

Seingatnya, nomor WhatsApp Aji yang baru saja disimpannya 45 menit yang lalu itu sebelumnya hanya memajang sebuah gambar sepeda motor sebagai foto profilnya, tapi sekarang tampilan profilnya itu sudah berganti dengan sebuah foto wajah dari sang pemilik nomor itu sendiri.

"Ya Allah, ganteng banget sih - calon jodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah, ganteng banget sih - calon jodoh. Gue simpen ah fotonya," ucapnya dengan sorot mata kesengsem, bahkan bibirnya pun tidak bisa berhenti menebar senyum gemas saat jemarinya dengan lincah memperbesar dan men-screenshot foto selfie dari cowok tersebut di ponselnya.

Ciyus deh, Karin tuh ga pernah ngalamin perasaan kaya gini sebelumnya. Kalau kata orang jaman sekarang mah, bucin namanya.

Dari dulu, Karin sering banget dengan seenaknya menyebut teman maupun abangnya sebagai bucin tanpa dia sendiri pernah tau gimana rasanya menjadi seorang bucin itu.

Tapi sekarang apa? dia malah dengan mudahnya baper terhadap sesuatu yang berkaitan dengan cowok yang saat ini disukainya, dan ujung-ujungnya entah disadarinya atau tidak dia akan melakukan hal-hal konyol yang mengindikasikan sifat kebucinannya itu.

Sepertinya Karin lagi kualat.

Selama ini Karin belum pernah sekalipun menyukai seorang cowok terlebih dahulu. Bahkan sebelumnya, kedua mantan dan barisan para penggemarnya-lah yang selalu duluan menunjukkan rasa ketertarikan mereka kepadanya. Tapi meskipun begitu, tidak mudah baginya untuk membuka hati apalagi sampai merasakan yang namanya cinta pada pandangan pertama.

Istilah love at first sight dan bucin, bahkan terasa asing dan tidak ada dalam kamus kisah cintanya dulu, sehingga apa yang dia rasakan terhadap Aji saat ini bisa dikatakan sebagai kejadian yang pertama kali menimpa hati sanubarinya.

"Eh, bentar-bentar, kok kaya ga asing ya?" sambil menyenderkan punggungnya di tumpukan bantal, Karin bergumam sendiri dengan mata sedikit menyipit saat tengah asyik memandang foto Aji.

Karin lalu memejamkan mata sambil jari telunjuknya sibuk mengetuk dahi, mencoba mengingat sesuatu.

"Oiyaaaaa," ucapnya menjentikkan jari dan seketika matanya terbuka.

Dia lalu dengan cepat mencari sesuatu di ponselnya.

"Oemji -" serunya sembari menutup mulutnya speechless. "Gue ga mimpi kan?" tangannya sudah berganti tugas menepuk pipinya sendiri.

Cinta Bersemi di Demonstrasi [JINRENE] (TAMAT√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang