"Wen, tungguin!" seru Karin yang berjalan agak tertinggal dibelakang Wendy karena tadi sempat berhenti untuk membenahi tali sepatu sneakers-nya yang terlepas.
Wendy yang tidak menyadari sahabatnya tertinggal, lalu menengok ke belakang dan berhenti sejenak untuk menunggunya, baru setelah itu mereka berjalan kembali dengan langkah beriringan.
"Wen, itu tempatnya?" sambil menggamit lengan Wendy, Karin agak berbisik dengan arah matanya sesekali melirik lurus ke depan, tertuju ke gerombolan cowok yang tengah asyik mengobrol.
"Iya," jawab Wendy.
Mendengar itu, Karin malah semakin mempererat kaitan lengannya di Wendy, "kok gue jadi deg-degan ya," ucapnya.
Wendy sedikit mendengus, "gimana sih?kan lo yang maksa minta ditemenin kesini," tuturnya.
"Iya sih," ujar Karin sambil menggigit bibir bawahnya karena mendadak merasa gugup saat langkahnya semakin mendekat kearah kantin fakultas teknik UIndo.
Flashback
Kemarin malam saat di cafe, Karin mempunyai ide untuk mengajak Wendy main ke fakultas teknik, ke tempat mantan dari sahabatnya itu berkuliah, dan sekalian siapa tau kalau dia juga bisa bertemu dengan Aji disana.
"Ihh, ogah Nin," tolak Wendy saat Karin mengutarakan permintaannya.
Mendengar penolakan dari Wendy, malah membuat Karin semakin agresif merajuk ke sahabatnya itu.
"Iya iya gue temenin, tapi kita mau ngapain disana?" tanya Wendy yang akhirnya menyerah dan menyetujui ide Karin.
Mata Karin seketika tampak berbinar, "Ehm, mantan lo itu kalo ngampus sering nongkrongnya dimana Wen?
Wendy terdiam untuk berpikir.
"Dimana ya? dia tuh lebih sering praktikum deh kayaknya, ato mungkin palingan ya ke kantin sih," jawabnya sambil mengusap pelipis.
"Owwh," gumam Karin sambil tersenyum penuh arti melihat kearah Wendy.
"Huh, perasaan gue ga enak nih," Wendy mendengus menanggapi tatapan Karin.
Karin malah menggelayut untuk menyandarkan kepalanya di pundak Wendy.
"Emangnya lo ga kangen ama dia Wen?" tanya Karin sambil melirik-lirik dan mengulum senyum.
Ada hening diantara mereka.
"Yaaa kangen sih," terdengar nada malu-malu dari jawaban Wendy.
Karin mengangkat kepalanya dari pundak Wendy dan kemudian menatap lurus kepada sahabatnya, "ya udah, besok gue jemput ya? pokoknya lo mesti ikut sama gue," ucap Karin.
Wendy menghembuskan napas lalu setelah itu mengangguk.
Meskipun mantannya memiliki sifat yang cuek, namun tidak bisa dipungkiri kalau gadis tersebut memang sangat merindukan cowok yang baru saja diputuskannya empat hari yang lalu itu.
Flashback end
☘
"Sonya," ucap Yogi saat melihat seorang gadis yang sangat dia kenal sedang masuk ke kantin dan menjadi pusat perhatian dari para mahasiswa yang berada disana.
"Koe kenal Yog?" tanya Gugum ke Yogi. Namun belum sempat dijawab, pemuda yang berasal dari Jawa Tengah itu sudah mengalihkan pertanyaan lain kepada Aji yang juga sedang mengarahkan pandangannya ke belakang, "Ji, kui kan cewekmu to?"
"Karin?" gumam Aji pelan kala menyadari ternyata gadis berambut panjang yang sedang berjalan bersama kekasihnya Yogi itu adalah sosok yang dari kemarin sukses membuat hatinya belingsatan ga karu-karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Demonstrasi [JINRENE] (TAMAT√)
Cerita PendekKarin cuma bisa diam terpaku dalam dekapan pemuda yang sudah menolongnya kala ada kerusuhan demonstrasi mahasiswa saat itu. Hanya aroma tubuh dan suara pemuda berjas almamater kuning itulah yang selalu terngiang-ngiang dalam benaknya saat mereka ak...