"Pak, toilet disebelah mana ya?" tanya Aji kepada petugas security yang sedang berdiri di depan gerai aksesoris wanita dan anak-anak.
"Masnya lurus aja, nanti kan ada lorong disebelah kanan, nah disitu toiletnya," jawab pak security sambil memberi arahan dengan tangannya.
Setelah memperhatikan dengan seksama arahan dari security tersebut, Aji pun mengucapkan terimakasih dan langsung bergegas menuju toilet untuk segera menuntaskan hajat buang air kecil yang sudah ditahannya dari tadi.
Gini nih kalau biasa ngejogrog di bengkel kok disuruh ngadem di mall, yang ada malah beser mulu jadinya.
Setelah selesai buang air kecil dan membersihkan tangannya di westafel, Aji melihat sejenak pantulan dirinya di cermin sembari menata rambutnya yang sedikit berantakan terlebih dahulu sebelum beranjak untuk keluar dari toilet dan meninggalkan mall.
"Ayah, itu om-nya titi*nya keliatan," oceh seorang bocah laki-laki yang kira-kira berusia lima tahun saat berpapasan dengan Aji di lorong toilet dengan suara yang cukup nyaring sambil menunjuk kearah celana Aji. Bahkan, seorang pria yang menggandeng bocah tersebut terlihat tersenyum canggung saat melihat Aji dan kemudian samar-samar berkata kepada anaknya agar jangan bicara kencang-kencang.
Aji yang mendengar ocehan bocah tersebut lantas menghentikan langkahnya dan reflek melihat ke bagian bawah tubuhnya.
"Weyyyy," teriaknya setengah oktaf sambil matanya sedikit mendelik.
Ternyata benar, resleting celananya masih dalam keadaan terbuka dan memperlihatkan celana dalamnya yang agak menyembul. Sambil mengeram menahan rasa malu di wajahnya, dia pun cepat-cepat menutup resleting celananya.
Meskipun malu, tapi dia bersyukur karena keteledorannya segera ketahuan. Dia tidak bisa membayangkan kalau bocah tadi tidak mengoceh, dia pasti dengan pedenya akan berjalan santai dengan kondisi yang memalukan di sepanjang mall, bahkan mungkin sampai dia kembali ke kampus.
Sambil mengusap-usap mukanya berusaha untuk melupakan kejadian barusan, Aji lantas berjalan keluar toilet dengan sedikit tidak berkonsentrasi.
Saat sudah mencapai bagian luar lorong, Aji kaget setengah mati karena secara tidak terduga dia bertubrukan cukup keras dengan seorang gadis, bahkan gadis itu sampai berteriak mengucapkan istighfar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi di Demonstrasi [JINRENE] (TAMAT√)
Historia CortaKarin cuma bisa diam terpaku dalam dekapan pemuda yang sudah menolongnya kala ada kerusuhan demonstrasi mahasiswa saat itu. Hanya aroma tubuh dan suara pemuda berjas almamater kuning itulah yang selalu terngiang-ngiang dalam benaknya saat mereka ak...