𝕥𝕨𝕠

526 77 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Author pov*

Chris mengantarkan Viktor ke rumahnya, karena Aidan memang berencana untuk menginap di rumah Viktor.

Chris hendak pulang sebelum Viktor bilang kalau ia memiliki PlayStation terbaru yang dibelikan orangtuanya sebagai hadiah karena  berhasil masuk tim sekolah.

Kemudian, Viktor menceritakan tentang sekolahnya yang mempunyai tim khusus dengan sangat bangga, sementara Aidan hanya mencibirnya.

"Dasar mulut besar. " Ejek Aidan.

"Hey, sobat. Ini adalah tim khusus sekolah, memangnya kau bisa masuk ke sana? " Aidan memutar pupil matanya malas.

Ya, dia memang mencoba dalam seleksi tim khusus itu, tetapi kemampuannya tidak cukup dan hanya bisa masuk tim cadangan.

"Sebenarnya tim apa sih yang kalian bicarakan? Daritadi hanya bilang tim khusus saja, tapi tim khusus apa? " Giliran Chris yang membuka suara.

"Jelas saja tim khusus Qu—emh! " Aidan menatap marah kepada Viktor yang membekap mulutnya. Chris menatap keduanya aneh.

"Eh... Ini tim khusus... Tim khusus cerdas cermat. Ya, cerdas cermat! " Ucap Viktor, masih dengan membekap mulut Aidan. Sementara Aidan menatapnya seperti mengatakan.

'what the hell are you talking dude? '

"Kau... Masuk tim cerdas cermat sekolah? Dan tim khusus? Tidak bisa dipercaya! Orang sepertimu?! Kau bahkan tidak bisa menjawab 100 x 10! " Jelas saja Chris tidak mempercayai nya, ia sudah berteman sangat lama dengan Viktor.

Dan selama yang bisa dia ingat, Viktor memiliki kemampuan yang payah dalam kinerja otak.

Jika Viktor mengatakan kalau ia masuk ke dalam tim football sekolah, Chris akan mempercayai nya, tapi apa ini? Tim khusus cerdas cermat sekolah? Tidak bisa dipercaya!

"Kau harus tau kalau pendidikan di Bulgaria utara sangatlah berbeda dengan London Chris. Kau tidak boleh meremehkanku begitu saja. " Aidan melepas paksa tangan Viktor dari mulutnya.

"Ok ok, maaf Viktor. Hanya saja itu agak sulit dipercaya. Kau tahu kan? " Viktor tidak menanggapi nya. Chris beranggapan bahwa Viktor marah padanya.

"Bagaimana kalau, kita bermain satu ronde PlayStation sebelum aku kembali ke rumah dan aku akan memberikan hadiah padamu jika kau menang. Bagaimana? Setuju atau tidak? "
Chris mengajukan penawaran dengan tujuan untuk membujuk Viktor.

"Setuju, tapi akulah yang memilih game nya. " Viktor tersenyum licik. Chris tidak tahu saja jika Viktor tidak marah padanya. Ia hanya bingung harus menjawab apa.

Tapi kesempatan langka seperti ini harus dimanfaatkan dengan baik bukan?

"Baiklah setuju! " Ucap Chris dengan tatapan mata sengit.

[1]  𝐑𝐀𝐕𝐄𝐍𝐆𝐑𝐄𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang