𝕥𝕨𝕖𝕟𝕥𝕪 𝕥𝕨𝕠

319 70 15
                                    

"bangun sayang, ini sudah pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bangun sayang, ini sudah pagi." ketukan pintu terdengar.




"ibu akan menunggu mu untuk sarapan dibawah." setelah itu langkah kaki terdengar menuruni anak tangga.

gadis yang dibangunkan oleh ibunya tadi mendudukkan dirinya di atas tempat tidur. ia tidak mengantuk sama sekali.

tubuhnya tidak merasa lelah seperti kebanyakan orang yang baru saja terbangun dari tidur lelap.

tetapi tubuhnya mati rasa.

gadis itu menuruni tangga untuk menyantap sarapan pagi, namun ia tidak melihat siapapun disana. ia bahkan belum sempat melihat wajah ibu yang tadi membangunkan dirinya di pagi hari.

ini aneh, bukankah ibu baru saja memanggilku tadi?

tapi, siapa ibuku?

gadis itu duduk di meja makan dan memakan sarapan yang tersedia di atasnya. lagi lagi ia tidak merasakan apapun.

....


ini sudah hari ke 365 sejak ia mengalami mimpi aneh kemarin, dimana ia terbangun dengan novel Harry Potter di tangannya.

selama ini, ia banyak bertemu dengan orang-orang yang merupakan temannya. setiap ia mendekat, mereka akan selalu tersenyum dengan lebar tanpa mengatakan apapun dan pergi berlalu begitu saja.

agak sedikit menyeramkan.

tapi yah, mungkin mereka memang seperti itu.

begitupula dengan ibunya, ia selalu membangunkannya di pagi hari, membuatkannya sarapan, makan siang, dan makan malam, tapi ia tidak pernah melihatnya sekali pun selama 365 hari ini.

gadis itu sering mengira bahwa ini semua adalah mimpi yang aneh, seperti mimpi di dalam mimpi.

tapi ia tidak pernah terbangun selama 365 hari ini. berarti semuanya bukanlah mimpi.

"sayang, cepatlah turun. ada seseorang yang menunggu mu dibawah."

pagi ini dialog berbicara untuk membangunkannya terdengar berbeda.

siapa yang menunggunya?

gadis itu turun melalui tangga dengan pakaian nya yang masih acak-acakan.

pupilnya melihat seorang gadis cantik berambut pirang yang duduk di kursi ruang tamu nya.

"permisi, " ia mencoba untuk memanggil si gadis rambut pirang, membuat gadi rambut pirang itu menyadari kehadirannya.

"siapa kau?" pertanyaan aneh keluar dari belah bibir gadis pirang itu. bukankah harusnya pertanyaan itu diucapkan oleh dirinya?

"bukankah harusnya aku yang bertanya seperti itu?" gadis pirang itu mengerinyit.

"kau bukan dari sini kan?" gadis yang ditanya ikut mengerinyit kebingungan.

"ini rumahku." gadis yang kebingungan itu menjawab, dan gadis pirang tadi menghela nafasnya.

"kurasa jawaban mu jelas. kau bukan dari sini. biarkan aku memastikan sesuatu. siapa yang kau lihat disana?" gadis pirang itu menunjuk ke arah tembok berwarna hijau gelap yang datar dan kosong.

"tidak ada siapa siapa disana, itu hanyalah sebuah tembok. dasar orang aneh." 

"oke. pertama tama, aku bukanlah orang aneh. dan yang kedua, sampai berjumpa lagi dalam waktu yang lama." gadis pirang itu membalas ucapannya dan menjentikkan jari di tangan kanannya.

lalu seketika, tubuh gadis yang tidak pirang itu terasa berat dan rasa sakit merambat di seluruh bagian tubuhnya.

pertama kalinya ia merasakan sesuatu pada tubuhnya yang selama ini telah mati rasa.

....


-TBC-



[1]  𝐑𝐀𝐕𝐄𝐍𝐆𝐑𝐄𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang