3 : surat

579 40 2
                                    

"mianhae doyoung–ah, aku selalu membuatmu marah!" di banding para unnienya, doyoung lebih dulu tahu perihal surat kebencian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mianhae doyoung–ah, aku selalu membuatmu marah!" di banding para unnienya, doyoung lebih dulu tahu perihal surat kebencian itu.

"tidak apa-apa, aku ini adalah temanmu."

"gomawo, ngomong-ngomong kau datang sendiri?" doyoung menggeleng.

"yang lain sedang sarapan di kantin, sebenarnya aku juga ingin ke kantin tapi saat aku melihat kau di sini dan langsung ke sini ketika kau sedang membaca sebuah kertas dan aku tau apa isi kertas itu." jelas doyoung.

"mizuka!" panggil seseorang, mereka berdua menoleh dan mendapati semua member magnum yang sedang berjalan menghampiri mizuka dan doyoung.

"kami mencarimu."

"aah... mian, tadinya aku hanya ingin menghirup udara segar."

"huft hampir saja, aku kira unnie hilang."

"ada-ada saja kau hayeon."

mereka pun mengobrol, sedangkan jena mengajak doyoung untuk mengobrol. mereka pun pergi ke kantin, "doyoung–ah! bolehkah aku membaca kertas yang tadi kau rebut dari mizuka?" pinta jena, doyoung mengangguk lalu memberikan beberapa kertas yang tadi di baca oleh mizuka, dia pun mulai membacanya satu-persatu.

setelah membacanya, jena tidak kuasa menahan tangis. dadanya sesak, tenggorokannya tercekat dan tangan yang mengepal karena emosi. dia mencoba menahan emosi dengan menutup kedua matanya lalu menghapus air mata yang mengalir di pipinya, "huh!! aku saja tidak kuat membacanya apalagi mizuka."

"kita harus bagaimana nuna? aku sangat khawatir padanya."

"untuk saat ini, kami akan melindungi mizuka sampai dia sembuh dahulu, baru menunggu agensi untuk bertindak." doyoung tidak menjawab, akhirnya mereka berdua terdiam.

"kim doyoung!" panggil jena di tengah-tengah kesunyian

"hmm..."

"gomawo sudah menjadi teman baik mizuka." ucap jena dengan sangat tulus.

doyoung menggeleng lalu tersenyum, "tidak apa-apa nuna. lagian aku sudah menganggap mizuka sebagai adikku, ya walaupun aku dan dia hanya beda beberapa hari saja."

mereka saling melempar senyum dan kembali terdiam.

🌱

"unnie, aku ingin pulang." rengek mizuka, kini mereka sedang berjalan menuju ruang rawat mizuka.

"tapi kau belum pulih." jawab seojin, membuat mizuka mendengus.

Magnum (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang