37 : menyesal

538 54 6
                                    

keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

keesokan harinya.

"shut up kim yerim! kau bisa diam tidak?!" murka jaehyun karena yeri terus-menerus mengajaknya berbicara disaat otaknya di penuhi oleh lee jena.

"kenapa oppa malah marah padaku?"

"minggir, aku mau pergi!" jaehyun mendorong tubuh yeri yang menghalangi jalannya.

"YAK EODIGAAAA???" teriak yeri menggema di lobi perusahaan.

"MENEMUI JENA!" balas jaehyun tak kalah berteriak dan langsung berlari meninggalkan yeri.

"sialan!" umpat yeri sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

mark dan haechan yang tak sengaja berpapasan dengan jaehyun namun jaehyun malah mengabaikan mereka.

"jaehyun hyung kenapa sih?"

"hyung molla? kata johnny hyung, jaehyun hyung dan yeri nuna memiliki hubungan khusus di belakang jena."

mata mark membulat, "mwo?!" dia menatap tajam haechan, "maksudmu apa haechan?!"

haechan menatap mark tidak percaya, "bisa-bisanya kau tidak mengetahui tentang saudarimu hyung! intinya jaehyun hyung menduakan jena." ucapan haechan barusan berhasil membuat rahang mark mengeras sampai urat-uratnya terlihat.

tanpa babibu mark langsung berlari untuk mengejar jaehyun.

jaehyun pergi menuju mobilnya yang terdapat di basement, setelah masuk dan duduk jaehyun terdiam beberapa menit.

jaehyun menjambak rambutnya frustasi.

dugh...

dugh...

dugh...

tubuh jaehyun terlonjak saat ada yang menggedor kaca mobilnya, "keluar hyung!" jaehyun menghela nafas lalu keluar dari mobil dan mendapati mark yang menatapnya penuh emosi, "tell me what's wrong with you hyung ?! how can you do this to jena?"

jaehyun tidak menjawab ia memilih menunduk, "why are you quiet? why can you turn away from jena and get in touch with kim yeri?" jaehyun memberanikan diri untuk menatap mark, "please stop mark! this is all beyond my control and i just lost my child."

"what? child?"

"eoh, jadi stop berbicara kau hanya membuat kepalaku semakin pusing." mark menatap jaehyun tidak percaya, karena tidak ada obrolan lagi jaehyun memutuskan untuk kembali masuk dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

di pikiran jaehyun hanya terdapat satu kata, yaitu menyesal. kenapa saat itu dia hanya menatap jena tapi tidak menghampirinya? dan kenapa jaehyun tidak mengetahui bahwa jena sedang mengandung darah dagingnya? kenapa dia begitu egois? kenapa dia malah memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan jena? sejujurnya jaehyun sangat menyayangi jena tapi di sisi lain dia juga tidak ingin kehilangan yeri? egois sekali bukan? dan hal yang paling ia sesali adalah kenapa dia dengan mudahnya terhasut oleh sebuah foto tanpa penjelasan dari jena? kalau saja waktu itu jaehyun berpikir jernih mungkin tidak akan seperti ini akhirnya.

Magnum (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang