Syarat baca:
Vote 🌟
Comment 💬🦋🦋🦋
Mentari pagi yang masuk melalui sela sela gorden, tidak membuat gadis dengan piyama tidurnya terganggu. Matanya masih terpejam. Jiwanya masih asyik berkelana di alam mimpi. Alarm yang sedari tadi berbunyi juga Ia hiraukan.
/Ceklek
Dera menggelengkan kepala pelan. Sudah tidak asing lagi melihat anak gadisnya yang masih tertidur pulas, padahal, jam masuk 30 menit lagi.
"Vanyaa, bangun sayang. Heyy," ucapnya sambil membuka gorden gorden yang masih tertutup apik.
Jika ditanya, sebenarnya Vanya mendengar panggilan mamanya. Dirinya sudah setengah sadar. Tetapi matanya sangat susah terbuka. Seperti ada lem yang merekatkan. Mungkin karena acara semalam juga.
Yah, acara perjodohan Vanya dan Revan.
"Vanyaa. Udah jam setengah tujuh loh.. Abang sama papamu juga udah berangkat," kata Dera kembali membangunkan. Tangannya beralih menyibakkan selimut yang masih membalut tubuh mungil anaknya.
Vanya menggerang pelan. Ia meregangkan tubuhnya. Mulutnya terbuka, menguap untuk menghilangkan rasa kantuk.
"Pagi mah," ucap Vanya menyapa. Bibirnya mengecup pipi Dera lembut. Kemudian ia berdiri, menyambar handuknya, segera untuk mandi.
Dera menggelengkan kepalanya. Anaknya itu sudah dewasa. Dan sebentar lagi Vanya akan berada di posisinya, sebagai seorang istri. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk gadis seumurannya. Semoga saja Vanya bisa melewati masalah demi masalah yang menanti, dan berakhir bahagia. Hanya itu harapannya.
🦋🦋🦋
Laki laki dengan almamater biru itu menatap datar gadis yang berdiri di hadapannya sekarang. Terlambat sudah menjadi langganan untuk gadis itu. Dan hukuman adalah makanannya sehari hari.
Vanya yang di tatap malah balik menatap laki laki di hadapannya. Kedua tangannya ia lipat di depan dada, memutar bola matanya malas.
"Gue tau gue cantik. Gak usah gitu juga natepnya! Awas cinta," ucapnya yang sudah terlanjur malas menghadapi singa di hadapannya.
Revan tidak menghiraukan. Matanya masih menatap tajam manik mata Vanya. Gadis yang selalu mencari masalah dengannya. Dan, gadis yang sebentar lagi akan menjadi istri sah nya. Menjadi tanggung jawabnya.
"Ah, bodo lah! Kalo lo gak mau ngasih hukuman gue masuk! Panas," kesal Vanya. Ia membenarkan tas ransel nya, memilih untuk kabur saja.
Belum juga Vanya melangkah, Revan dengan cepat mencekal pergelangan tangan gadis itu. "Hukuman hari ini, silahkan lo hormat bendera. Sampai jam pelajaran pertama selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANYA
Teen FictionCerita klasik soal Revan, Vanya, dan perjodohan. Start: 27/12/20 End: 28/06/21