Syarat baca:
Vote 🌟
Comment 💬🦋🦋🦋
Vanya menatap dirinya dari cermin. Gaun putih yang melekat apik di tubuhnya, membuat presentase kecantikannya berlipat. Ia menatap dirinya sendiri. Menarik napas dalam dalam untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Walaupun ini bukan pernikahan impiannya, bagaimanapun juga, ini adalah pernikahannya. Hari dimana Ia berganti status.
/ceklek
Vanya menoleh ke belakang. Terlihat mama nya sedang berjalan dan mendekat ke arahnya. Vanya ikut tersenyum, kala melihat sang mama tersenyum. Entah senyum bahagia atau sedih, Vanya kurang tahu.
"Mamah," sapanya meraih tubuh sang mama, memeluknya erat. Air mata yang sedari tadi terbendung, tidak bisa lagi untuk ditahan.
Masa bodo dengan make up diwajahnya, yang sepertinya tidak akan luntur karena tahan air.
Dera mengelus punggung anak gadisnya. Bohong kalau ia tidak merasa berat melepas anak gadisnya.
Tapi, ini semua demi kebaikannya. Jika suatu saat nanti ia tiada, setidaknya, ada yang menggantikan perannya untuk memberikan kasih sayang. Karena ia yakin, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu.
"Udah dong sayang.. jangan nangis," ucap Dera menenangkan. Vanya masih manangis. Ucapan mamanya hanya angin lewat.
Sedangkan persiapan di bawah sudah terdengar ke telinga Vanya. Ayat ayat suci Al Qur'an mulai di bacakan. Dan itu artinya, pelaksanaan ijab qobul hanya tinggal menghitung menit.
Dari sini, Vanya bisa melihat Revan yang sedang bersiap untuk menjabat tangan sang papa. Laki laki itu terlihat sangat tampan menggunakan tuxedo hitam. Revan jadi terlihat berbeda dari biasa. Vanya akui itu. Tapi sayang, wajah tampannya tertutup dengan raut datarnya yang khas.
Ditemani mama dan tantenya yang mengapit dirinya saat ini. Vanya terus memandangi layar televisi yang melihatkan keadaan di bawah. Hatinya berdetak kencang, kala melihat tangan Revan dan papanya berjabat.
Dera dan juga Gina— tantenya ikut melihat layar yang tidak terlalu besar di hadapannya. Dengan tangan mereka yang menggenggam erat tangan Vanya.
Hingga hatinya berdesir ketika suara sah menggema di telinganya. Satu bulir air mata jatuh di pipinya.
Vanya, gadis yang belum genap usia 17 tahun, sudah resmi menjadi seorang istri sekarang.
Dera memeluk Vanya. Tangannya beralih menghapus air mata yang terus mengalir di pipi gadis itu.
"Selamat yah sayang.. kamu sudah menjadi istri sah dari Revan. Pesan mama cuman satu, hormati suamimu sebagaimana seharusnya. Layani dia dengan baik. Mama tau ini gak mudah buat kamu, tapi, mama yakin, suatu saat rasa cinta itu akan tumbuh di antara kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANYA
Teen FictionCerita klasik soal Revan, Vanya, dan perjodohan. Start: 27/12/20 End: 28/06/21