11. Revan si pelit

33.8K 2.6K 114
                                    

"Ayo kak Anyaa! Iel gak sabal," celetuk Gavriel. Tangannya terus menarik narik tangan Vanya yang sedang membenarkan tas nya.

Seperti janji Vanya kemarin, hari ini ia Revan dan juga Gavriel berniat untuk jalan keluar rumah. Hanya sekedar jalan jalan ke taman, dan beli es krim. Kata Iel sih gitu. Tapi gak tau nanti. Lihat saja.

"Iya iya Iel.. sabar sayang. Kakak benerin tasnya dulu ini. Iel ke abang Revan dulu ya."

Anak itu menuruti apa kata Vanya. Ia menuju ke abang nya yang sedang memanasi mobil yang akan mereka gunakan.

Gavriel ikut berjongkok. Mengikuti Revan yang sedang mengecek ban mobil. Memastikan tidak ada yang bocor atau gembes. Hah! Padahal cuman ke taman kota. Iya ke taman, tapi tetap saja, keselamatan itu nomor satu.

"Ban nya kenapa bang? Ban nya bocol?" Revan menengok kesebelahnya. Baru sadar jika anak ini sedari tadi disini.

"Enggak," jawab Revan singkat.

Gavriel kembali berdiri. Dari pada disini, lebih baik ia kembali pada kak Anya. Mengganggu kak Anya. Hihii.

10 menit berlalu dengan mereka siap siap. Vanya dan Gavriel memasuki mobil.

"Lo kira gue sopir!?" Ucap Revan memutar bola matanya malas. Ia melihat ke arah belakang.

"Tinggal jalan aja ribet," balas Vanya.

Gavriel mengangguk setuju. "Bang Evan libet. Iel kan mau sama kak Anya di belakang," kata Gavriel. Ia langsung memeluk Vanya erat.

"Yaudah pindah ke depan! Bawa Iel sekalian,"

Karena malas meladeni macan yang satu ini, mereka berdua pindah ke jok depan. Gavriel membenarkan posisi duduknya yang berada dipangkuan Vanya.

Kali ini, tujuan pertama mereka ke taman. Beli es krim. Seperti jadwal yang sudah ditentukan oleh tuan muda.

"Mau kemana kitaaa!?" Gavriel bernyanyi. Dengan nada Dora yang selalu ia tonton jika pagi hari.

"Ke Tamaann," balas Vanya disertai kekehan. Sepanjang jalan mereka terus seperti itu. Nanyi, ngobrolin hal gak penting, ketawa ketawa. Sampai Revan yang melihat keduanya hanya bisa geleng geleng kepala.

"Lah, kok berhenti?"

"Udah sampai kak Anyaa," jawab Iel. Revan langsung saja turun dari mobil.

Seperti biasa, Taman kota pagi hari selalu ramai. Apalagi hari weekend. Banyak orang yang memutuskan kesini untuk joging, atau bersepeda. Atau, beberapa juga kesini hanya untuk membeli jajan.

Vanya ikut keluar dari mobil dengan menggandeng Gavriel. Anak itu terlihat sangat bahagia.

"Kak Anya ayo!" Seru Gavriel tidak sabaran. Anak itu menuju pada Revan yang sedang mengaca, membenarkan rambutnya. Oke, ini hal yang lumrah. Kalian tidak perlu heran.

Vanya menututi Gavriel dan menyusul. Sekarang anak itu sudah kembali ke gandengangannya. Dan juga Revan yang juga sudah menggandeng Gavriel.

Pandangan keduanya beradu sejenak. Bolehkah Vanya jujur? Kenapa hari ini, Revan tampak, tampan!? Aww, tiba tiba saja ia bersyukur Revan menjadi miliknya.

"Terpesona hmm?" Vanya memutuskan kontak matanya dengan Revan. Mendengus kesal karena Revan selalu tau apa yang ada dalam pikirnya.

"Geer banget jadi orang,"

Revan tidak lagi menyahuti. Mereka bertiga berjalan dengan Gavriel yang berada ditengah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang