*
____________________
Sial, sial, sial.Berakhirlah gue jadi dibonceng Haruto di motor gedenya. Sebenernya gue udah nolak dan berusaha kabur buat naik bis. Tapi tangan dia langsung nyengkram tangan gue erat banget. Ya, intinya gue gabisa nolak.
"Lo ngawasin gue ya?" teriak gue supaya ga keredam suara angin.
Dia diem aja. Entah sengaja, atau emang beneran ga denger.
"Di perpustakaan juga waktu itu! Gimana bisa lo selalu tahu gue dimana?!" teriak gue lagi.
Dia masih diem. Tapi kali ini dia nyepetin laju motornya, bikin gue ga punya pilihan lain selain ngencengin pegangan gue.
"Lo denger, kan?! Kasih penjelasan, atau gue loncat dari motor sekarang!"
"..."
"Gue serius!"
Habis gue teriak gitu dan ngelonggarin pegangan gue, gue bisa tahu Haruto melanin motor dia, dan akhirnya nepiin motornya di pinggir jalan.
Dia turun dari motor, yang bikin gue juga ikutan turun.
"Kalo lo ga mau gue awasin, tolong jangan bikin gue khawatir."
Dia liatin mata gue tajem lagi. Tapi kali aja gue ga berani bales tatepan dia.
"Apa peduli lo?" bales gue yang udah kesel, "As I said, we're done. Jadi berhenti ngurusin hidup gue. Gaada alesan lagi juga buat lo khawatir sama gue!"
"Bisa ga sih lo peka dikit? Gue sayang sama lo..."
"Lo itu overprotektif. Bahkan setelah kita udah gaada hubungan apa-apa, lo masih se-protektif itu ke gue."
Tanpa gue sangka, dia nunduk dalem.
"Kalau... "
"... kalau gue berubah, senyum itu boleh buat gue kan?"
Sekarang dia natap gue lembut.
"Hah?"
"Sadar ga sih lo, belakangan ini lo ngelamun mulu. Bahkan lo ga pernah senyum ke gue. Sekalipun gue selalu nolongin lo."
Haruto ngejeda omongan dia, sebelum lanjut lagi,
"I miss your smile. Just it."
DEG
Bego. Kan, gue baper. Tapi ga bisa gini. Dia psikopat y/n. Dia ngehalalin segala cara cuma buat lo. Ini ga bener.
"Lo itu psikopat. Lo bunuh orang seenak jidat," bales gue dingin.
Tanpa gue sangka, Haruto maju ke arah gue dan narik gue ke pelukan dia.
"Maaf," ujar dia pelan.
Hati gue selemah itu. Mana tega sih gue biarin dia nangis. Tapi dia baru aja minta maaf kan? Then it means he will stop, doesn't it?
"Maafin gue, y/n."
.
.
.
-
Besoknya gue kebangun bukan gara-gara jam alarm. Tapi denger suara kerikil-kerikil kecil yang dilempar ke kaca jendela kamar gue. Gue awalnya mikir itu cuma anak kecil yang iseng lagi main-main. Tapi abis itu gue dapet pesen dari nomer asing.
'Good morning. Lo cantik banget pakek piyama beruang pink itu.'
Gue langsung buletin mata ga percaya. Darimana orang ini tahu gue pakek piyama apa. Kali ini gue emang ga ngerasa lagi diawasin. Tapi kejadian ini bikin gue parno sendiri.
Gue biasanya pesan anter, tapi karena lagi males, ya, gue cuma bikin roti bakar sama minum susu. Waktu gue makan, hp gue tiba-tiba geter lagi.
0*** **** **** send you a photo:
'See? We have same breakfast. It seems like we're having breakfast together. Enjoy your food!'Lagi. Nomer ga dikenal ini lagi-lagi bikin gue merinding. Tahu darimana coba gue makan apa.
.
.
.
Iya, gue kemarin beneran minta maaf.
Maaf, gue ga bisa lepasin lo.
I'm not a psycho. But if you think I'm the one, then I'll be that one for you.
-
Haduuu dasar Haruto orang gila. Maafkan gue yang menistakan si dedek :')
Ini bonus (◕ᴗ◕✿)
KAMU SEDANG MEMBACA
EX : Psychopath | Haruto ✔️
FanfictionBagaimana jika mantanmu adalah seorang psikopat? Psikopat yang tak ingin melepaskanmu. "My love is simple. I just want you to love me back, whoever I am." -Haruto - ©carishstea 12.2020 #1 in mystery 01/05/21 #1 in psikologi 03/04/21 #1 in psycopath...