Car Free Day

90K 6.9K 252
                                    

Sebelum baca, aku mau tanya dong. Sampai bab kemarin, bagaimana?

Enakan baca versi yang ini, atau sebelumnya?

Jawab di sini, ya. Terimakasih, selamat membaca.

☕☕☕

"Meskipun statusku hanya mantanmu, bolehkah Aku cemburu jika ada yang menedekatimu?"

-TitikTemu-

☕☕☕

"Teh Bill, ayo cepetan! Mumpung masih pagi!"

"Sebentar, No!"

Dengan tergesa, Nabilla menghampiri Nino yang sudah dari sepuluh menit lalu berada di depan kosannya. Pemuda itu menghadangnya saat hendak menyapu teras dan mengajaknya pergi ke car Free Day.

Mengingat Nino yang selalu baik padanya, mau tidak mau Nabilla menurut saja. Walau ia hanya mempunyai waktu kurang dari dua jam sebelum pergi bekerja.

"Dingin." Nabilla berkata sambil menggosok-gosokkan telapak tangannya. Matanya berpendar jauh memindai sekitar. Gerimis tipis yang berlanjut dengan hujan lebat pada dini hari tadi meninggalkan jejak berupa kabut tebal. Menyelimuti hampir seluruh area tempat tinggalnya. Pepohonan pinggir jalan dan tiang listrik yang biasa terlihat menjulang tinggi, kini hanya sebagian saja.

"Namanya jug habis huhan, Teh. Tapi enak, jadi nggak terlalu berdebu." Nino menimpali.

"Iya sih. Kamu bener juga, No."

"Ayo Teh!"

"Sabar, No. Teteh belum kunci pintu sama belum pakai sepatu ini," ujarnya mencoba membiasakan pemuda itu untuk tidak tergesa-gesa."Jadi pakai sepeda, kan?" sambungnya, bersamaan dengan mengikat simpul tali sepatu yang terakhir.

"Iya dong, Teh. Kan biar menghemat waktu."

Tanpa banyak berbicara lagi, Nabilla mengeluarkan sepeda yang tersimpan berdampingan dengan sepeda motornya sekaligus mengunci pintu.

Nabilla mengayuh sepeda beriringan dengan Nino dalam kecepatan sedang. Menikmati udara pagi yang benar-benar sejuk dan segar. Aroma petrikor menyeruak tercium sepanjang jalan.

Dingin yang sempat membelenggunya berangsur-angsur menghilang seiring enegi panas yang dihasilkan oleh otot didistribusikan ke seluruh tubuh.

Dari ufuk timur, sang surya mulai menanjak naik kepermukaan. Memancarkan sinar cerah di sela-sela kabut yang perlahan mengurai.

Sangat cantik.

Bandung setelah hujan, begitu damai.

Tidak perlu waktu lama, Nabilla dan Nino sampai di area car free day. Mereka berdua melakukan beberapa pemanasan lalu ikut bergabung ke dalam kelompok pesepeda yang sudah sampai lebih dulu di area tersebut.

Hanya lima belas menit bersepeda, Nabilla sudah merasa puas. Ia segera memberi isyarat pada Nino untuk menepi. Cacing-cacing dalam perutnya pun mulai berdemo meminta segera di beri asupan.

"Udah capek, No," katanya sembari mengelap keringat di dahi.

"Ya udah, kita sarapan aja," putus Nino kemudian melipir ke area parkiran dadakan yang di sediakan untuk menyimpan sepeda.

"Mau parkir dimana, No?" Nabilla mengekori Nino sampai ujung lahan parkir.

"Di sini aja, Teh. Nggak usah jauh-jauh. Nanti repot. Takut ilang juga," sahut Nino dengan cengiran khasnya.

TitikTemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang