Selamat membaca!☕☕☕
Usai kedatangan Aqila kemarin siang, menjadi pembahasan hangat di antara Anggi dan Amdhan. Perihal sosok tunangan Saka yang menurut mereka selama ini misterius, seolah terpecahkan.
Namun, pada babak baru itu tidak serta-merta membuat Anggi dan Amdhan puas begitu saja. Sepasang tom and jerry hidup itu tetap menyisakan ruang ke curigaan padanya.
Dan sudah hampir berjalan dua puluh menit, pembahasan tentang Aqila kembali Anggi dan Amdhan bicarakan membuat telinganya pengang.
"Saya masih tetep nggak percaya, yang kemarin itu tunangannya Pak Saka," ujar Amdhan, tetap pada pendiriannya.
"Kalau misalkan bener tunangannya Pak Saka, nih. Pasti mesra lah, terus duduknya juga nggak jauhan." Lanjut Amdhan, dengan ekspresi sangat serius. Tidak ubahnya sedang memikirkan beban hutang negara.
Anggi yang baru menyadari hal yang sama menatap Amdhan dan berkata. "Lah, iya ya. Saya baru ngeh. Pak Saka sama yang tadi duduknya jauhan. Kalau mereka pasangan, kan, seharusnya deketan."
Nabilla meghela berat. Ia benar-benar sudah jengah dengan topik obrolan tersebut. Jujur saja, dari kemarin hatinya tidak baik-baik saja.
"Terserah kalian aja, deh. Pusing aku." Nabilla kahirnya bersuara, lalu beranjak menuju area outdoor untuk melanjutkan pekerjaannya.
Sementara itu, Anggi dan Amdhan yang sukses menyumbang pening pada kepala Nabilla hanya saling tatap tanpa suara.
"Salah kita, teh, Dhan?" Anggi membuka suara setelah lama terdiam.
"Harusnya sih enggak salah, Nggi." Amdhan menyahuti, tapi tidak terlalu yakin.
"Ah! Kamu ini gimana, sih?" Anggi mulai resah, khawatir Nabilla marah.
"Apanya yang bagaimana?"
Suara Saka yang tiba-tiba terdengar di antara mereka, membuat Anggi dan Amdhan serentak menoleh.
"Eh, Pak Saka?" Amdhan berucap, seraya tersenyum kering.
"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Saka lagi, menatap Anggi dan Amdhan bergantian. Menunggu jawaban dari salah satunya.
Hari ini, Saka datang tidak seperti biasanya. Ia tampil formal dengan setelan batik.
Ia baru saja selesai menghadiri acara pertunangan Gina yang setelah beberapa waktu sempat tertunda, karena Gina jatuh sakit.
Anggi mengulirkan matanya pada Amdhan. Seolah mengerti arti dari tatapan Anggi, Amdhan pun lantas berkata. "Biasa Pak. Kita lagi ngobrolin beberapa bahan-bahan yang harganya tiba-tiba naik, karena alasan mau tahun baru."
"Iya Pak. Bener yang Amdhan bilang. Yang paling serem harga jagung, terus meroket padahal bbm nya lebih mahal." Anggi menimpali, di akhiri kekehan.
Sejenak Saka terdiam, ia sempat kesulitan mencerna perkataan Anggi. Namun pada detik berikutnya, ia mengangguk faham. "Saya fikir, ada hal yang tidak baik-baik saja di sini," ujarnya kemudian.
"Aman Pak. Nggak ada yang aneh." Anggi menyahuti dengan cepat.
"Ya sudah, kalian lanjut kerja lagi."
"Siap, Pak!" Anggi dan Amdhan menyahuti serentak. Walau setelah Saka menjauh, mereka saling sikut. Mulai berkasak-kusuk dengan pembahasan yang belum usai sebelumnya.
☕☕☕
Saka mengedarkan netranya kesegala penjuru café. Berhasil mendapatkan objek yang ia cari, Saka pun mengerakkan kakinya pada Nabilla yang ingin ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
TitikTemu
ChickLitKetemu lagi sama mantan? Mungkin itu adalah suatu 'kebetulan' atau 'hal' yang sangat tidak Nabilla inginkan. Namun, sayangnya, suatu kebetulan itu harus Nabilla telan bulat-bulat ketika semesta membawanya bertemu lagi dengan Saka, sang mantan setela...