Selamat membaca.
☕☕☕
"Jika saja aku lebih cepat menyadari, aku tidak ingin terlalu percaya pada manusia. Karena manusia memiliki sifat yang tidak tetap."
"TitikTemu."
☕☕☕
Tatapan Saka terus memaku lurus ke arah Nabilla pergi. Nafas berat ia loloskan dengan serat. Dadanya sangat sesak, akhir pembicarannya dengan Nabilla tetap berakhir sama. Tidak menemukan penyelesaian. Gadis itu selalu lebih gesit mengindarinya.
Cengkraman kedua tangannya pada stir mobil ikut menguat, seiring kata-kata yang ia ucapkan saat memutuskan Nabilla lima tahun lalu semakin jelas terdengar dalam rungunya.
Saka memejamkan matanya, mengolah kembali gejolak dalam hatinya. Setelah tenang, ia membuka mata dan Nabilla pun sudah tidak terjangkau lagi olehnya.
Saka menghidupkan mesin mobilnya untuk pergi, tapi ia mematikan kembali mesin mobil dan ia pun keluar dari dalam kurungan besi itu.
Kaki panjang Saka terayun dengan cepat menuju tempat yang Nabilla sebutkan sebelumnya. Ia tidak ingin kehilangan jejak gadis itu terlalu jauh.
Tidak membutuhkan waktu lama, kaki panjang Saka sampai juga pada area penangkaran rusa.
Dari tempatnya berdiri dan dengan bola mata yang penuh binar, seolah melupakan sesak yang tadi sempat berkumpul di dadanya, Saka memperhatikan Nabilla yang sedang asyik memberi makan beberapa ekor rusa.
Tidak menyadari kehadirannya di sana.
Sudit bibir Saka perlahan terangkat naik keatas membentuk lengkungan bulan sabit, saat Nabilla tertawa. Secepat kilat ia pun merogoh saku celananya, mengambil ponsel dan mengabadikan moment itu secara diam-diam.
Lengkungan dari bibir Saka kian melebar, saat gambar Nabilla yang sedang tertawa lepas di antara rusa-rusa terabadikan dengan sempurna.
Jutaan bunga tubuh dalam dada Saka. Ia sangat bahagia bisa menyaksikan hal itu.
Lantas, ia pun berpikir. Apakah ia harus menjadi seekor rusa untuk mengukir senyum di bibir Nabilla?
Tidak puas dengan gambar pertama, Saka mecoba lagi menbidik Nabilla dari arah samping.
"Perfect!" nada puas ia bisikan kala bidikan kamera poselnya berhasil menangkap gambar Nabilla lebih banyak.
Dan saat itu juga, Saka langsung menyeting gambar Nabilla yang sedang tertawa lepas sebagai wallpaper home screen ponselnya.
Saka mengamati beberapa detik wallpaper barunya itu. "Seenggaknya, kalau gue kangen ada potonya," kemudian memasukan lagi ponselnya kedalam saku celana seperti semula.
Belum sempat mengangkat kepalanya usai menyimpan ponsel, suara jeritan nan melengking yang tertangkap indra pendengarannya membuat Saka langsung mencari sumber suara.
Awalnya, Saka sempat terkejut melihat Nabilla berlari sambil berteriak karena di kejar seekor rusa betina. Tawa kecil membingkai wajahnya mendapati hal itu.
Tetapi, tawa Saka harus terhenti dan raut wajahnya berganti waspada ketika Nabilla dan rusa betina tersebut terus berlari menuju ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TitikTemu
ChickLitKetemu lagi sama mantan? Mungkin itu adalah suatu 'kebetulan' atau 'hal' yang sangat tidak Nabilla inginkan. Namun, sayangnya, suatu kebetulan itu harus Nabilla telan bulat-bulat ketika semesta membawanya bertemu lagi dengan Saka, sang mantan setela...